Jangan Pernah Mengabaikan Sebuah Percikan
Di sebuah ruangan yang dimana disana ada dua orang yang sedang duduk berhadapan dan hanya dihalangi oleh sebuah Meja.
Mereka menatap keluar dari jendela yang dimana terlihat dengan sangat jelas keadan Kota yang sangat ramai.
Orang pertama adalah mantan Raja Eldora, Alberd Alysia Eldoras dan yang kedua adalah Draig Alysia yang merupakan keponakan Albred.
"Aku sudah lama tidak melihatmu."
"Itu karena paman jarang berkunjung ke rumah."
Alberd hanya tersenyum menangapi hal itu, dan memang benar kalau dia jarang sekali pulang kerumahnya itupun hanya 1-2 tahun sekali.
"Aku sebenarnya berencana untuk pulang bersama istriku kesana, mengingat disini sudah ada Hiro yang mengurusi pekerjaanku."
"........"
"Maaf, mengingatkanmu tentang hal itu."
"Tidak masalah, saya juga hanyalah seorang pengecut yang kabur dari rumah saya sementara saudara saya yang lain ikut berperang disana."
"Apakah kau menyesal karena sudah pergi?"
"Tidak, karena itu adalah keinginan terakhir ayah saya."
"Kalau begitu tenang saja masih ada masa depan di hari esok selama kau masih bisa bernafas dunia ini akan selalu mengujimu, lagipula kau sekarang sudah menjadi sandaran bagi saudaramu yang lain agar bisa meneruskan keinginan mereka."
"Terima kasih untuk saranya paman."
"Dan juga tenang saja kerajaan ini terbuka untukmu."
"Baik."
"Kalau begitu duduklah dan mari menikmati pemandangan ini sambil menunggu Hiro pulang, Aku yakin kau pasti ingin menemuinya setelah ini bukan?"
Kedua orang itu menikmati saat santai keduanya ditemani oleh secangkir teh yang masih hangat.
-------------------------------
Sementara itu di tempat lain Hiro sudah kembali keruangan miliknya, sambil membaca beberapa dokumen yang ada di mejanya itu.
"Sepertinya ada beberapa tempat yang harus aku cek sendiri."
Saat sudah melihat setiap dokumen dengan teliti Hiro lalu melihat surat kabar yang ada disamping tempat duduknya.
"Kedua kekaisaran itu mulai bergerak lagi kah? Tapi yang menjadi masalah adalah inikah?"
Kerajaan Suci Equilibrium, sebuah kerajaan yang letaknya bertetangga dengan Elvandria, lebih tepatnya dengan daerah Savador.
"Jadi mereka tidak terima agama kalau agama mereka aku angap sebuah kebohogan kah?"
Hiro tersenyum kecut saat melihat isi berita yang dimana sisa sisa pengikut ajaran Axiom di Eldora yang menyebarkan berita tidak jelas.
"Masalahku kali ini adalah mengatasi berita-berita tidak benar ini kah? Haruskah aku membuat hukum untuk pengikut Axiom ini ataukah hal lain?"
Hiro hanya bisa mendesah sambil menyandarkan tubuhnya, dan menaruh surat kabar itu kembali ke tempatnya.
"Sepertinya aku membutuhkan saran dari seseorang untuk masalah ini."
Hiro lalu langsung berdiri dan sekali lagi mendesah saat orang yang dia butuhkan tengah menghilang.
"Wyst, aku harap kau segera kembali."
Pada akhirnya Hiro hanya bisa menuju ke ruang milik sang Penasihat Raja, Ernest untuk yang kedua kalinya sambil membawa surat itu.
-----------------------------
Saat itulah Hiro bertemu dengan sang Mantan Raja, dan juga Sepupu Elis.
"Hiro kau mau kemana?"
"Ke tempat Ernest tapi sepertinya tidak jadi."
"Kenapa?"
"Saya membutuhkan bantuan untuk masalah yang satu ini dan bisakah Otou-sama memberikan saran mengenai masalah ini."
"Masalah apa?"
"Ceritanya panjang, dan juga aku rasa Draig-san pun tidak masalah kalau ikut, lagipula dia sendiri akan tinggal di istana ini bukan?"
"Kau sudah tahu rupanya?"
"Bahkan sebelum Draig-san datang kemari aku sudah menebaknya, lagipula setelah ini saya juga membutuhkan informasi dari Draig-san soal masalah lain."
"Baguslah kalau begitu, kita bicarakan dikamar saja."
Ketiga masuk kedalam kamar dan Albert langsung duduk di kursi di dekat balkon sementara Hiro dengan santainya duduk di Balkon.
"Ini agak curang saat tahu kamarku tidak ada balkonya."
"Memangnya kau mau suara Elis saat malam hari yang sangat merdu terdengar keluar."
"Ohhh, jadi itu alasannya."
Hiro menganguk mengerti sambil menikmati udara segara dunia luar, sambil melihat pemandangan Kerajaan yang masih ramai.
"Jadi kau ingin membicarakan masalah apa?"
"Otou-sama ingat bukan kalau aku sudah membubarkan Ajaran Axiom di Kerajaan ini?"
"Yah, lalu masalahnya?"
"Para pengikut Ars yang merupakan petinggi ajaran Axiom yang masih hidup rupanya berniat membalaskan dendamnya."
"Kau pasti bercanda bukan?"
Albert menyempitkan matanya dengan tajam, dan Hiro hanya tersenyum kecil sambil membalasnya.
"Tidak, tidak, ini adalah resiko dari pembubaran Ajaran yang memang sudah dipercai selama puluhan tahun di kerajaan ini, dan bahkan dianut oleh hampir seluruh penduduk di kawasan Eldora."
"Tapi bukankah masalahnnya tidak terlalu serius?"
"Setidaknya sekarang, tapi jika masalah ini di biarkan anakku atau mungkin cucuku yang bakal terkena akibat dari masalahku ini."
"Seserius apakah masalah ini?"
"Tidak terlalu serius itu hanya penyebaran berita kebohongan, ujaran kebencian, dan juga berbagai macam manipulasi informasi yang membuat Rakyat terutama mantan pengikut Axiom menjadi membenciku."
Cara termudah untuk menghancurkan suatu negara adalah dengan menghancurkan pemimpinya, hal itu termasuk dengan kepercayaan serta rasa hormat terhadap pemimpinnya.
Tetapi apakah benar seperti itu?
Negara itu bisa diangap sebuah pasukan di medan perang dan cara yang termudah untuk menghancurkanya adalah dengan membunuh pemimpinya atau menghancurkan kepercayaan terhadap pemimpinnya.
Hal itu juga bisa diabaratkan oleh hal lain seperti alasan mengapa Pemimpin disebut dengan nama Kepala? Karena dia adalah inti dari tergeraknya seluruh angota tubuh.
Tapi sepertinya hal ini tidak terlalu berpengaruh bagi negara Republik mengingat pemimpinya selalu berganti setiap beberapa tahun.
"Aku mengerti sekarang masalah ini terlihat biasa tapi itu bagaikan sebuah percikan api di atas kayu bakar, terlihat tidak membakar tapi begitu kau tinggalkan semuanya hanggus tanpa sisa."
Hiro hanya bisa menganguk membalas apa yang dikatakan oleh Ayahnya itu, dan dia sangat setuju akan hal itu.
Mengingat semakin rendah kepercayaan bawahan dengan pemimpinnya semakin mudah pula mereka untuk dihasut dalam berbagai macam hal, dan yang paling buruk adalah pemberontakan.
Rakyat adalah kekuatan terkuat negara, tapi disisi lain juga kelemahan negara itu sendiri atau menjadi sebuah pedang bermata dua.
"Masalah ini terlihat biasa saja tapi para pengikut Ars itu mungkin dikendalikan oleh Kerajaan lain."
"Kerajaan Suci Equrilibium kah?"
"Yeah, tepat sekali. Jadi apakah Otou-sama ada cara untuk mengatasi masalah ini?"
"Aku tidak bisa memberikanmu cara yang sesuai untuk masalah ini, dan hal yang harus kau ingat adalah hati-hati jangan sampai kau nanti salah tangkap."
"Aku mengerti hal itu, tapi bagaimana dengan sedikit saran yang membantu mungkin?"
"Saran kah?"
Hiro mendekat ke arah meja sambil mengambil sebuah Roti yang tidak lupa di celupkanya kedalam teh.
"Roti yang di celupkan kedalam teh menjadi semakin enak, memangnya baru tahu yeah?"
"Semakin enak?"
Albert tertarik dengan perkataan Hiro dan mencoba mencelupkan rotinya kedalam teh saat mengintatnya rasa Roti bercampur dengan teh yang masih hangat.
"Ini enak."
"Lebih enak lagi kalau dengan susu, jadi mengenai masalah itu?"
"Sarannya mungkin tangkaplah sumber penyebaran berita itu."
"Yang lain?"
"Untuk mengurangi penyebaran berita kebohongan kau harus membuat Rakyat merasa yakin serta percaya akan dirimu, serta mereka bisa menyapaikan aspirasi mereka kepadamu."
"Otou-sama memang penasihat terbaik."
Hiro tersenyum kecil saat mendengar saran yang memang sangat bagus dari Ayahnya.
Mengenai saran kedua, dan ketiga itu membuat Hiro terpikirkan akan sebuah hal.
"Sayangnya didunia ini tidak ada teknologi penyiaran... Tidak ada tapi mungkin diciptakan bukan? Ini akan menjadi pekerjaan yang baik bagi peneliti di Academy Sihir."
"Apa yang kau pikirkan Hiro?"
"Menjalankan rencana sesuai saran Otou-sama, walaupun yang terakhir itu agak membuatku merasa bagimana."
"Kenapa?"
"Yang Otou-sama maksud dengan Aspirasi itu juga termasuk dengan keinginan serta harapan masyarakat bukan?"
"Tepat sekali."
"Karena hal itulah yang membuatku berpikir 'apakah aku ini sebenarnya Tuhan?' walaupun sebenarnya itu juga tugasku sih."
"Ahhh, aku mengerti kalau mereka pasti akan meminta untuk di berikan ini dan itu seperti seseorang yang sedang berdoa kepada Tuhan."
Hiro tersenyum kecut saat melihat ayahnya yang tertawa saat tahu pekerjaan miliknya nanti pasti akan menumpuk.
Pada dasarnya seperti itulah tugas pemimpin untuk mencoba memenuhi keinginan dari orang yang dia pimpin, tapi dia dan bawahanya juga harus menyadari kalau pemimpin mereka hanya manusia biasa, yang mustahil untuk mengabulkan seluruh permintaan bawahnya.
"Dan juga Draig-san kita langsung saja membahas masalah yang aku maksud."
"Baiklah."
"Yang pertama aku ingin kau nanti datang ke tempat kerjaku, dan juga karena kau mendengar percakapan ini maka dari itu kau aku beri tugas untuk menangkap sumber masalahnya."
"Baiklah."
"Yang terakhir bawalah seluruh orang yang kau bawa kemari untuk yang perempuan bisa tinggal di istana sebagai seorang maid dan yang laki-laki bisa membantumu."
"Baik."
"Ohya, aku harap kau mengerjakan semuanya dengan baik angap saja itu untuk membiaya hidupmu selama kau tinggal disini, kau tahu aku tidak menerima orang yang malas bekerja."
"Baik, saya mengerti."
"Bonusnya jangan terlalu formal denganku, kalau begitu aku permisi dulu Otou-sama, dan juga aku menunggumu di ruanganku nanti Draig."
"Silakan."
Alberd mmengeluarkan senyuman di pipinya, dan menatap Draig yang juga terlihat senang.
"Aku harap kau tidak malas-malasan atau kau akan di tendang keluar oleh Hiro, mengerti."
"Baik, saya mengerti akan hal itu
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top