Jalan-Jalan ke Gunung
Setelah, sampai di kekaisaran keesokan harinya, Hiro serta Elis memutuskan untuk jalan-jalan.
Dan mengenai apa yang di lakukan keduanya setelah sampai? Itu hal yang tidak perlu di ketahui, yang jelas mereka tidur di kamar, karena kelelahan.
"Nee, Hiro kita mau kemana?"
"Jalan-jalan di kota bukan?"
"Huft, tujuanya baka."
"Hemmmm."
Hiro berpikir keras mengabaikan Elis yang sedang cemberut menatapnya, mengingat dia sama sekali tidak profesional dan kompeten dalam hal ini. Walaupun, sejujurnya apakah itu penting?.
Yeah, Hiro adalah orang yang terkadang memiliki selera aneh, dan unik dalam bidang apapun.
Contohnya, saja pakaian yang dia pakai adalah Kaus putih dengan celana hitam panjang serta Topi yang aneh menurut Elis, di tambah sebuah kacamata, dan ini Style sangat aneh untuk Elis.
Apalagi Kaus putih itu memiliki tulisan 'I am a Lovers of Freedom, and Laziness', dan memang sangat aneh jika di pakai oleh Raja di Abad pertengahan bukan?
"Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Tidak, aku hanya tidak percaya kalau kau adalah Raja."
"Apa salahnya? Kau tau Raja itu juga manusia, Girl."
"Hahhh, kenapa gaya bicaramu juga berubah jadi seperti Remaja labil. Tunggu, dulu apakah kau jadi gila."
"Ohhh, kami-sama Elis-san sangat kejam."
"....."
Elis hanya bisa memutar bola matanya pasrah, melihat tingkah laku Hiro. Tapi, sejujurnya dia sangat menyukai Hiro disaat seperti ini.
Yeah, Elis menyebutnya 'Naughty Boy' mode. Walaupun, dia tidak tahu apa yang 'Naughty', mengingat ada bagian Hiro yang selalu 'Naughty' padanya, dalam artian yang lain.
"Ohhh, aku ingat ada sebuah tempat yang ingin aku kunjugi."
"Dimana?"
"Tapi sepertinya akan cukup jauh juga kesana."
"Dimana itu?"
"Disisi lain nanti malam terakhir."
"Hoi, dimana itu!!?"
Elis dengan wajah cemberut berteriak di telinga Hiro, dan membuat Hiro tertawa melihat reaksi Elis.
keduanya mungkin tidak sadar kalau mereka menjadi pusat perhatian di Kota saat ini.
"Tempat itu ada di Gunung Verzandia yang ada di Timur Kota ini, disana sebuah Kuil, tempat pemandian Air panas, serta kalau Malam karena, ini sudah hampir pertengahan musim semi akan ada pemandangan langka."
"Pemandangan langka?"
"Bridge of Heaven, serta kalau beruntung kita bisa melihat Aurora."
"Aurora?"
"Yang jelas itu hal yang sulit di jelaskan, kalau begitu kita segera pergi."
"Kemana?"
"Ke tempat penitipan Kuda, kemana lagi memang? Ohya, kau bawa senjatamu?"
"Ummm."
Elis menganguk sambil menunjukan sebuah kotak kecil, tapi saat itulah Elis heran akan sebuah hal?.
"Memang untuk apa?"
"Aku lupa kalau di Gunung itu ada banyak Magical Creactur, kau tahu ini bisa sekalian untuk olah raga."
"Rank mereka?"
"A-S."
"A-A-APAAAA!!!??!"
"Kenapa kau seterkejut itu, kau tahu Magical Creatur di Rank itu masih tidak memiliki pikiran, dan hanya mengandalkan insting."
"Tapi mereka memiliki kekuatan Abnormal."
"Hahhhh, kau pasti belum pernah melawan Rank di atas S."
"Jangan bilang kalau?"
"Sudah pernah, dan hampir mati 11 kali kau tahu. Tapi, tenang saja dan aku tidak memintamu untuk bertarung."
"Tidak aku juga mau ikut."
"Hahhh, kalau kau terluka aku yang repot."
"Itu juga berlaku buatmu."
"Baiklah, aku menyerah."
Hiro hanya mendesah pasrah kalau dia harus memilih melakukan antara melakukam hal yang tidak mungkin, dan berdebat dengan Elis, maka Hiro memilih Tidur.
Ini memang sebuah fakta Karena, satu-satunya orang yang bisa serta mampu menentang Hiro hanyalah Elis, karena itu Hiro tidak bisa memilih kecuali, kalau terpaksa dia akan memilih pilihan pertama.
Hal yang harus di ingat oleh Laki-laki di dunia ini adalah.
1. Perempuan itu selalu benar.
2. Jika, perempuan terbukti salah, kembali ke peraturan pertama.
Ini adalah hukum alam yang tidak bisa di langar, dan jika kau bertemu cewek yang penurut, kau harus segera memeriksakan-nya.
Hiro hanya mendesah berat saat memikirkan hal yang tidak-tidak keduanya memilih untuk meminjam sebuah Kuda.
Dan seperti biasa Elis di duduk di depan, dan Hiro di belakang. Walaupun, sebenarnya Hiro yang mengendalikan kuda itu.
Keduanya sampai di gunung varzandia, dan sekitar 15 menit perjalanan pendakian keduanya melihat seekor Magical Creactur.
"Hohhhh, mangsa pertama kali ini adalah Fenrir, kalau begitu mari kita turun."
Hiro dengan santai turun, di ikuti Elis saat itulah Hiro menampar pantat kuda itu sambil berkata.
"Kembalilah ke tuanmu."
Saat itulah mata Elis terbelak kaget dengan apa yang di katakan Hiro, dan hanya bisa mendesah.
"Kalau soal tunggangan tenang saja, lagipula kita ada masalah lain."
Hiro berkata sambil dengan santai berjalan ke arah Magical Creactur yang berwujud Srigala berbulu putih itu.
"Kau lihat dan amatilah."
Elis bisa melihat Tangan bayangan Hiro mulai muncul dan mengikat ke 4 kaki Serigala itu.
Serigala itu sama sekali tidak bergerak walaupun, itu cuma 1 mili dari tempatnya.
"Serigala yang penurut rupanya."
Hiro berkata sambil mengelus kepala Serigala itu, saat itulah mata Elis terbelak kaget, terutama mengingat Fenrir yang di lawan Hiro memiliki Rank S atau yang paling berbahaya.
"Elis kemarilah."
Elis mendekat ke arah Hiro dan serigala besar setinggi 1 M itu, dengan hati-hati.
"Kemarikan tanganmu."
Elis mengulurkan tangannya yang di tutun Hiro agar ikut menyentuh kepala Serigala itu.
Dia terkejut karena, merasakan bulu dari Fenrir yang begitu lembut.
"Fenrir adalah Monster yang sebenarnya jinak seperti, anjing kau tahu."
Hiro berkata sambil tanganya masih mengelus kepala Fenrir itu yang menunduk.
"Yosh, sepertinya kita akan mendapatkan kendaraan ganti, naiklah."
"Ehhh?"
Hiro hanya bisa mendesah mendengar jawaban Elis, lalu berjalan menaiki pungung Fenrir itu, Hiro lalu menyuruh Elis duduk di belakangnya.
"Ini pengalaman yang menarik kau tahu menaiki Magical Creacture Rank S."
"...."
Elis tidak bisa menjawabnya, saat mengingat kengerian Fenrir yang mampu membekukan sebuah Kota.
"Sudah hampir gelap kah? Kalau begitu Fenrir tunjukan wujud aslimu, dan kita berangkat ke kuil."
Tubuh Fenrir langsung membesar, dan membuat Elis menjadi takut yang membuatnya memeluk Hiro dengan erat.
"Tenanglah, ini aman."
Hiro berkata dengan santai sambil memegang tangan Elis, bersamaan dengan itu Fenrir mengaum dengan suara keras sebelum berlari menaiki gunung
Dalam waktu 2 jam keduanya sampai di depan Kuil, Fenrir kembali ke ukuranya yang tadi sambil membungkuk untuk memudahkan Elis serta Hiro untuk turun.
"Tidak berbahaya bukan?"
"Ummmm."
"Bisa kau jaga area tempat ini? Lalu, kembalilah ke wujud aslimu."
Fenrir itu menganguk dan kemudian menyusut lagi dan menjadi seukuran serigala normal.
"..!!?"
"Kenapa kau seterkejut itu? Kau lupa kalau Fenrir sebenarnya adalah Serigala yang memiliki kapasitas mana yang besar."
Elis hanya bisa menganguk mengerti dan mengikuti Hiro masuk ke dalam Kuil, Hari ini dia mendapat banyak pengalaman yang menarik.
'Dan Hiro sebenarnya sangat kuat.'
Itulah menurut pandangan Elis tapi dia juga tidak terlalu peduli, dan memilih segera berlari mendekat kesamping Hiro dan memeluk tanganya.
Karena, bagi Elis kuat ataupun lemahnya Hiro, dia tetaplah Hiro yang dia kenal, dan orang yang di cintainya serta suaminya.
Saat itulah keduanya sampai di sebuah bangunan besar, yang sangat kokoh.
"Kau mau berdoa?"
"Ummm."
Keduanya lalu berdiri di depan bangunan itu, dan Hiro menyalakan loncengnya sambil menyatukan dua telapak tanganya sambil berdoa, kemudian di ikuti Elis.
"Yosha, kalau begitu waktunya mandi."
"Dimana tempatnya."
"Itu ada di samping kuil."
Hiro menunjuk sebuah tempat dan keduanya berjalan ke tempat itu, saat itulah keduanya melihat Air yang mengeluarakan Uap.
Hiro langsung melepas semua pakaianya, dan masuk secara perlahan.
"Kau kenapa?"
Hiro bertanya kepada Elis yang wajahnya memerah, saat itulah Hiro menyadari sebuah hal.
"Untuk apa kau malu kepada seseorang yang baru kemarin melihat tubuhmu?"
"Hahhhh."
Elis membalasnya dengan sebuah desahan nafas sebelum melepas semua pakaiannya, dan masuk ke dalam Air.
"Ini tempat yang indah."
"Yeah."
Elis mendekat ke arah Hiro dan menyadarkan kepalanya di pundak Hiro, hal itu membuat kulit keduanya saling bersentuhan.
Hiro hanya tersenyum kecil dan mengelus rambut Elis. Karena, sifat manja Elis mulai muncul, mengantikan rasa malunya.
"Dan juga Elis."
"..!!?"
Elis membelakan matanya saat Hiro tiba-tiba menciumnya, tapi itu bukanya ciuman yang penuh gairah.
Itu adalah ciuman rasa kasih sayang Hiro, yang entah bagaimana membuat Air mata Elis mengalir.
"Terima kasih untuk semuanya."
"Ummm."
Elis hanya bisa memalingkan wajahnya yang memerah, serta air matanya yang tadi mengalir.
"Aku sangat senang, bisa bersamamu Hiro."
"Aku juga."
Keduanya saling tersenyum, dan Elis kembali menyadarkan kepalanya sambil merangkul tangan Hiro yang membuanya terkena gundukan lembut Elis secara langsung, dan saat itulah Hiro ingat sebuah hal.
"Hari sudah gelap."
"Ummm."
"Kau mau menginap disini?"
"Tidak masalah, asal dengan Hiro."
"Oke, kalau begitu kita pergi dari tempat ini dan pakai-pakianmu sebelum, aku nanti berubah fikiran menyerangmu disini."
"Umm, baiklah."
Elis hanya bisa tertawa kecil, dan melepas pelukanya, membuat Hiro langsung berdiri dan keluar dari tempat pemandian.
"Kita akan kemana dan kenapa mataku di tutup."
"Sudahlah tak usah banyak protes."
Hiro saat ini sedang menuntun Elis yang matanya dia tutup dengan kain, agar tidak bisa melihat.
"Dan kau sudah siap?"
"Ummm."
Hiro membuka penutup mata Elis, saat itulah matanya terbelak kaget melihat pemandangan yang sangat cantik.
Puluhan bintang yang membentuk seperti sebuah jembatan, dan puluhan ribu kunang-kunang yang terbang mengintari mereka.
"Indah sekali."
"Yeah."
Elis memeluk Hiro, dan Hiro balas memeluknya saat itu juga keduanya saling berciuman.
Setelah selesai, Elis dengan manja mengosokkan kepalanya di dada Hiro seperti seekor kucing.
"Sepertinya kita beruntung, lihatlah."
Elis mengikuti perkataan Hiro dan matanya terbelak melihat cahaya yang berwujud seperti tirai yang menari di langit.
"Itulah Aurora."
"Indah sekali."
"Yeah."
Hiro semakin mengeratkan pelukanya, dan menengelamkan kepalanya di rambut Elis, sambil berkata.
"Seperinya ini akan menjadi awal yang bagus untuk masalah besar kedepan."
"Aku akan terus bersamamu."
Yeah, dan begitulah Akhir dari kencan keduanya, yang menjadi Awal dari sebuah masalah.
------------(Author note)-------------
😭😭 kok Authornya jadi baper yeah, 😂 Story yang satu ini jadi, agak mirip drama korengan #plakkkk 😂
Sampai jumpa di Chapter selanjutnya
Bye 🐤🐤🐤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top