Chapter 8

Mr. Stanley mungkin memang bukan kedua orangtuanya atau ayahnya. Tapi Noelle selalu bisa mempercayai pria tua itu, pria itu adalah sahabat ibunya sekaligus dosen yang sangat disayanginya. Mr. Stanley bisa membuatnya percaya dengan apa yang disebut dengan keajaiban.

Noelle menghela nafas panjang dan duduk dibalcony yang ada disayap timur universitas. Tempat ini adalah tempat yang selalu dapat membuat mood-nya bangkit. Baik itu dari keterpurukan, ketakutan atau sedih. Dari sisi ini, Noelle dapat melihat taman dan kota dari universitas.

Beberapa tahun ini bukan waktu yang mudah baginya, ibunya meninggal dan ayahnya bahkan tidak mau mengakuinya, sekarang kekasihnya sendiri bahkan tidak mempercayainya dan mungkin hanya waktu yang bisa menjawab sampai kapan Anthony akan berada disisinya.

Noelle tidak pernah mempercayai cinta. Itu semua hanyalah omong kosong. Karena mempercayai satu kata itu, ibunya tersakiti. Dan karena kata itu, ia tidak pernah merasakan keluarga yang sebenarnya. Namun saat bertemu dengan Anthony..

Perlahan-lahan pria itu malah memasuki hatinya dengan sikap bar-barnya. Tidak, Anthony bukan hanya bar-bar tapi Noelle juga tahu sisi lembut pria itu yang hanya ditunjukkan kepadanya walaupun sebenarnya Anthony jarang bersikap lembut.

Hal itu membuat Noelle tersenyum kecil saat mengingat Anthony tidak pandai menunjukkan perasaannya. "..I miss him.." gumamnya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia benar-benar merindukan Anthony, merindukan saat-saat dulu bersamanya, saat-saat dimana belum ada kejadian foto itu..

Segalanya terlihat sempurna..

Noelle masih belum tahu mengapa foto itu dibuat dan untuk apa, walaupun sebenarnya ia tahu siapa dalang dibalik ini semua. Noelle tidak perlu mencari tahu untuk mengetahuinya. Ia sudah tahu jauh dari lubuk hatinya, yang tidak ia ketahui adalah mengapa orang itu melakukan hal ini..

"seperti biasa kau pasti berada di balcon saat sedang memikirkan sesuatu"

Noelle memutar tubuhnya dan menatap sosok gadis cantik dengan tubuh proposionalnya berdiri 2 meter darinya. "..what do you want?"

"jangan sinis begitu. Pastinya kau tidak keberatan kalau aku memanggilmu bukan?"

"I don't wanna talk with you Tris, get off!"

Tris tidak mengindahkan ucapan sinis Noelle. Gadis itu hanya berdiri dan tersenyum miring mengingat apa yang sudah menimpa Noelle, "sepertinya kau benar-benar menyayanginya ya?"

"itu bukan urusanmu"

Ini lebih dari cukup. Noelle benar-benar tidak ingin bicara dengan gadis ini. Apa Tris tidak mengerti apa yang sudah dilakukannya?! "kenapa kau melakukannya, Tris?" Noelle menatap Tris langsung dan menunggu jawaban dari gadis itu

"..supaya kau mengerti penderitaan kakakku sedikit.."

"I don't get it.."

Tris menatap Noelle tanpa ekspresi, "kau membuat ayahku membencinya, tidak mengacuhkannya. Apa kau tahu bagaimana rasanya itu? Kehadiranmu sudah membuat hubungan kakakku dengan ayahku rusak! Kau merusak segalanya, Elle..!"

"aku merusak segalanya? Aku?" Noelle tertawa dengan kencang hingga terasa sakit ditelinga Tris. "kalau aku merusak hubungan kakakmu dengan ayahmu, maka keluarga kalian sudah menghancurkan hidupku dan ibuku!"

"apa?"

"kalian adalah keluarga paling brengsek. Aku sudah muak dengan keberadaanmu, Tris. Aku sebenarnya tidak ingin memberitahumu tentang hal ini karena kau adalah anak buta yang selalu dilindungi oleh kebejatan ayahmu sendiri!" Noelle tersenyum sinis dan menatap garang kearah Tris, "let me tell you, Tris Lincoln. Ayahmu memiliki anak haram yaitu diriku..."

Tris mengangkat sebelah tangannya dan menampar sebelah pipi Noelle dengan sangat keras, membuat pipi Noelle memerah. "kenapa? Kau tidak mempercayainya? Atau kau pura-pura tidak menyadarinya?"

"jangan mengatakan hal bohong seperti itu! Dan jangan menghina ayahku!"

"keluargamu adalah brengsek seharusnya kau tahu itu. Kau tahu kenapa ayahmu membenci kakakmu? Karena kakakmu menamparku sama seperti yang kau lakukan sekarang!" Noelle mengibaskan rambutnya dengan sikap paling acuh yang bisa ditunjukkannya, "..ayahmu merasa bersalah karena sudah membuatku menderita dengan membunuh ibuku.."

"kau..." Tris menunjuk tangannya kearah Noelle dengan garang seakan mengatakan jika Noelle membuka mulut lagi ia akan membunuh Noelle karena itu

Namun Noelle tidak berhenti sampai disitu. Noelle menatap Tris dengan tatapan mematikan yang bisa dilakukannya—sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. "..keluargamu adalah pembunuh" ucap Noelle pelan dan sebagai balasan terakhir Noelle mendorong tubuh Tris hingga menabrak tembok.

Sebelum memutuskan pergi, Noelle menatap Tris sekilas, "kalau kau berani mengangguku lagi Tris Lincoln, aku yakinkan padamu bahwa aku bisa menghancurkan kakak tersayangmu dan dirimu sendiri. Aku bahkan bisa membuat ayahmu mendepakmu dari kartu keluarga.."

***

Noelle POV

Selama ini Noelle tidak pernah melakukan hal sekejam itu kepada orang manapun. Tidak, bahkan saat ibunya meninggal ia tidak pernah mengatakan hal sekejam itu kepada ayahnya. Bahkan saat ia kehilangan keperawanannya, ia tidak pernah mengatakan hal sekejam itu kepada Anthony.

Tidak, ia tidak pernah melakukannya..

Tapi hari ini, ia baru benar-benar merasakan bagaimana ia ingin menghancurkan seseorang dan orang itu adalah Tris Lincoln. Gadis itu sudah menghancurkan kebahagiaan kecilnya bahkan setelah mencabik-cabik kehidupannya selama beberapa tahun.

Ini hanyalah sebagian dari pembalasanku, mengatakan yang sebenarnya sehingga gadis itu tidak akan lagi bersikap sombong dan mengagung-agungkan keluarganya yang penuh dengan tipuan itu..

Namun entah mengapa air matanya mengalir dengan deras. Ia sama sekali tidak tahu kenapa, seharusnya ia senang. Seharusnya ia tertawa bahagia karena sudah membuat Tris marah, bahkan Noelle yakin Tris mulai mempertanyakan kebenarannya..

Tapi kenapa ia malah menangis?

Shit! Seharusnya aku senang dan bukannya menangis! Mereka adalah pembunuh ibumu, Noelle..!

Saat sedang berjalan mendadak tangannya ditarik seseorang dan membuat Noelle mengangkat wajahnya, "..Tony..."

"kau kenapa menangis?" Anthony menarik Noelle kedalam pelukannya dengan lembut, sesuatu yang selalu dirindukan Noelle beberapa minggu terakhir ini, "siapa yang membuatmu menangis?"

Noelle menggeleng kepalanya pelan, ia ingin berkata tidak ada namun isakannya bertambah keras. Dan Noelle memeluk Anthony dengan lebih kencang.

Kenapa disaat-saat seperti ini Anthony malah bersikap baik padanya? Kenapa pria itu tidak bersikap kasar seperti biasa sehingga Noelle bisa mengenyahkan air matanya dan alih-alih melakukan itu, Anthony malah bersikap lembut dan memancing rasa sedihnya.

Noelle merasa lelah.. dan saat ini yang sangat dibutuhkannya hanyalah pelukan ringan dari Anthony..

**

Tris POV

Setelah kejadian dibalcon, Tris berlari diatas sepatu heelsnya menuju mobilnya yang diletakkan dilapangan parkir. Memainkan gas-nya hingga batas maksimal yang diperbolehkan, dan meletakkannya didepan rumahnya yang megah.

"kak..!" teriakku sambil masuk kedalam rumah dan menaiki tangga melingkar.

Dengan kasar, Tris membuka pintu kamar kakaknya sehingga kakaknya yang sedang berbaring segera bangun menatap adiknya yang kini tengah melihatnya dengan tatapan sangar. "ada apa, Tris?"

"katakan kalau ucapan gadis jalang itu bohong! Kau tidak pernah menamparnya dan keluarga kita bukanlah pembunuh 'kan?!"

Tris berharap kakaknya mengatakan sanggahan atau kemarahan yang menyatakan bahwa pernyataan yang dikeluarkannya barusan adalah omong kosong. Tapi kakaknya hanya terdiam dan menghela nafas. "..dia sudah mengatakannya kepadamu?"

"..Jadi.."

Bohong! Tris masih yakin ini semua bohong. Mana mungkin ini semua benar-benar terjadi?

"Dia memang benar, Tris. Dia adalah anak haram ayah dan juga adikku. Dan kalau dia memang sudah mengatakannya semua kepadamu, aku tidak perlu lagi menutupinya karena kau sudah besar Tris. Sudah saatnya kau mengetahuinya.." Kakaknya bangkit dari tempat tidurnya dan menepuk pundak Tris dengan lembut, "..keluarga yang kita yakini sempurna, ternyata jauh dari kata sempurna.."

"pasti itu karena ibunya yang menggoda ayah!" sanggah Tris keras

Kakaknya tidak pernah menatapnya dengan tatapan marah, atau membentaknya. Namun kali ini kakaknya melakukannya, "hentikan itu Tris Lincoln! Jangan bersikap seperti anak kecil! Malahan ayah yang menggoda ibunya dan bahkan membuat ibunya meninggal! Seharusnya kau memiliki rasa kasihan sedikit!"

"tapi.."

"aku dulu sepertimu, tris. Tidak bisa menerimanya, aku membenci gadis itu saat pertama mengetahuinya. Aku pergi kerumahnya dan memukulnya dengan keras. Dan itulah yang membuat ayah membenciku dan menceritakan segalanya kepadaku.." Andrew menutup matanya sejenak seolah mengenyahkan pedih kenangan itu, "..dan itu yang membuatku membenci ayah, Tris.."

"Kak Andrew..." Tris tidak pernah bermimpi kalau ayahnya akan melakukan hal semacam ini kepadanya. "bagaimana dengan ibu?"

"ibu marah besar waktu itu, namun saat mengetahui ibunya sudah meninggal ibu terlihat bahagia dan tidak ingin berhubungan dengan keluarga itu lagi.."

Jadi karena itu ibunya sempat terlihat depresi waktu itu? Walaupun sekarang ibu lebih banyak bersenang-senang..? Selama ini Tris selalu menganggu Noelle karena menganggap gadis itu sudah merusak hubungan kakaknya, namun ternyata keluarganya-lah yang sudah menghancurkan Noelle?

Tris meringis memikirkan perbuatannya dan ia tidak ingin meminta maaf. Bukanlah sangat tidak keren meminta maaf dan menyadari bahwa dirinya sudah melakukan hal yang begitu keterlaluan?

Anthony POV

Noelle menangis hingga 15 menit dan membuat Anthony memeluknya dengan semakin erat, "come on, Elle, apa kau tidak lelah menangis?" saat gadis itu tidak membalas ucapannya, Anthony mendekatkan bibirnya ditelinga gadis itu dan berbisik, "atau aku harus menggerayangimu dan membuat air matamu berhenti?"

Langsung saja Noelle menghentikan tangisannya dan mendorong tubuh berat Anthony dari tubuhnya. Dan jelas saja itu membuat Anthony tertawa terbahak-bahak. "..kau brengsek!" Noelle mendesis kesal dan segera menghapus air matanya

"memang. Seperti kau baru mengenalku saja.." dan Anthony mendaratkan satu kecupan ringan yang mampu menggetarkan tubuh Noelle tepat dibibirnya.

"Stop it Tony..!" gurau Noelle dan mendorong jauh Anthony, namun sekali lagi Anthony berhasil mendapatkan bibirnya dan mendaratkan satu kecupan ringan disambung dengan kecupan-kecupan lain. "Tony..!"

Anthony memeluk tubuh Noelle yang kini relax, dan tersenyum, "..better?"

"yeah, better.." jawab Noelle dan dalam hati diam-diam bersyukur karena menangis didepan Anthony dan mendapati diri lama pria itu kembali.

"wanna tell me what happened?"

Sebenarnya Anthony ingin bertanya dalam suasana yang lebih baik, namun melihat Noelle menangis membuat Anthony tidak bisa tidak bertanya saat ini juga. "hey, Elle.." Anthony mengangkat dagu Noelle dan memaksa gadis itu menatapnya.

"I don't know Tony..It's..It's complicated"

"cant tell me?"

Noelle meringis dan mendesah diwaktu yang bersamaan. "aku bukannya tidak ingin memberitahumu, hanya saja aku tidak tahu darimana harus memberitahumu.."

"kau bisa memulainya dengan yang paling mengganjal dihatimu, Elle.."

"This.. about my dad and Tris Dad, maybe.." Anthony yakin Noelle tidak bisa mengatakan segalanya, sebenarnya Anthony sudah mengetahuinya dari cerita yang didapatnya dari David beberapa jam yang lalu. Hanya saja mendengarnya langsung dari Noelle akan terasa berbeda dibanding mendengarnya dari orang lain bukan?

Noelle mulai menceritakan segala sesuatunya mulai dari yang paling mengganjalnya hingga kejadian yang baru saja terjadi padanya dengan Tris. Cerita yang tidak enak mungkin, tapi dengan Noelle berani menceritakan ini kepadanya membuat Anthony sedikit senang

Ini artinya tidak ada rahasia lagi diantara mereka ataupun ketakutan Noelle yang disebabkan dirinya akhir-akhir ini..

Anthony mendengarkan cerita itu dengan seksama dan sesekali mengelus kepala serta punggung gadis itu saat Noelle merasa ia tidak dapat lagi melanjutkan ceritanya yang jelas membuat gadis itu terlihat lebih emosional dibanding biasanya.

"..seharusnya kau menceritakan ini kepadaku dari awal Elle. Kau tidak bisa memendamnya terus menerus.."

"apa yang bisa aku lakukan, Tony? Menceritakan kalau aku adalah anak haram? It's not funny.."

Mau tidak mau Anthony tersenyum mendengar penuturan Noelle dan mengelus kepala gadis itu dengan lembut, "Elle. Aku kekasihmu dan jelas aku mau tahu tentang dirimu.."

"yea, dan kalau boleh aku ingatkan, 1 bulan yang lalu kau baru saja marah padaku, Tony.."

"boleh aku tidak mengingatnya?" Anthony bertanya sambil mengernyitkan alisnya, tidak ingin mengingat kejadian yang membuatnya akan menyesal—lagi.

Noelle tersenyum dan menggenggam tangan Anthony, "..kalau begitu jangan mengingatnya.."

Tentu saja Anthony pasti mengingatnya, ia akan menjadikan itu sebagai pengalaman yang sangat berharga dimana kepercayaan sangat dibutuhkan dalam suatu hubungan. Dan Anthony diam-diam berjanji pada dirinya sendiri ia akan mempercayai Noelle sekarang, nanti dan dikemudian hari.. Namun tentu saja Anthony tidak akan mengungkapkannya kepada Noelle dan membuat gadis itu menertawakan dirinya.

Devil falling in love? It sound bad... gumam Anthony sambil tersenyum geli.

"ada yang lucu?"

Anthony tersenyum lebar dan menarik Noelle keatas pangkuannya. Sebelum Noelle bercerita, Anthony sudah terlebih dahulu menariknya masuk ruangan kelas—ruangan yang sama dimana ia memperlakukan Noelle dengan kasar. Namun kali ini Anthony mendudukan Noelle diatas pangkuannya dan mencium setiap jenjang leher gadis itu, "tidak ada yang lucu. Hanya saja .. entahlah, aku tidak tahu lagi" jawab Anthony disela-sela kecupannya

"dasar aneh.."

"ya, aku memang aneh dan kaulah yang membuatku seperti ini, Elle..." kemudian Anthony membaringkan Noelle diatas meja dan mulai melakukan kegiatan yang tentunya dapat membuat Elle melupakan kejadian tidak mengenakkan yang terjadi pada gadis itu beberapa saat yang lalu

Dan Anthony tahu dengan jelas apa yang harus dilakukannya...

**

Sumpah, bingung banget updatenya, semoga otak gk stuck dan bisa secepatnya di update.. Please Vomment yang membangun. Thanks buat vomment di chapter sebelumnya.. I appreciate it. 

-Nathalie-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top