Chapter 2
Chapter 2
Trapped with devil
Anthony POV
Persetan dengan semua gadis yang sudah melukainya! Aku tidak mungkin tinggal diam setelah apa yang dialami Elle. Tapi melihat gadis itu marah dengannya membuatnya naik pitam. Aku bahkan tidak menyuruh para mahasiswa bodoh itu untuk berlaku bar-bar seperti tadi.
Aku melihatnya dengan geram. Memang aku akui, aku ingin melihat dan mendengar bagaimana pada akhirnya Elle akan memanggil namanya, meminta pertolongannya. Tapi itu sama sekali tidak membuahkan hasil.
Seharusnya Anthony tahu itu. Elle tidak akan pernah memanggil namanya selain kutukan yang keluar dari bibir cantiknya itu.
Sial!
Ini bisa berakibat fatal. Anthony menginginkan Elle untuk dirinya sendiri. Ia tidak menginginkan gadis lain, terlebih lagi ia tidak menginginkan gadis itu bertekuk lutut dengan cara seperti ini! Aku bahkan tidak menginginkan rasa takut gadis itu. Aku menginginkannya!
Ini bukan rencana awalnya. Dari awal Anthony menginginkan Noelle, ia menginginkan gadis itu sejak David—sahabatnya dengan keras memberikan petuah mengenai apa saja yang harus dilakukannya dan tidak.
Anthony bertemu dengan Elle saat hut bazzar ke-67. Gadis itu berjalan masuk kedalam stadion dengan mengenakan blus putih dengan rok panjang, sangat tidak modern aku akui. Tapi justru itulah yang membuat gadis itu berbeda dengan yang lain. Dan yang paling penting dari semuanya, Anthony menginginkan Elle untuk dirinya.
Aku menginginkan gadis itu dan ingin membuatnya jatuh cinta kepadaku.
Tuhan..1.5 tahun bukan waktu yang pendek untuk memendam perasaanku dan membiarkan gadis itu berkencan dengan pria lain. Berkali-kali aku mengatakan kepada diri sendiri bahwa aku tidak mungkin jatuh cinta pada gadis gila uang sepertinya. Tapi ya, aku jatuh cinta kepadanya.
Dan gadis itu membencinya..
[Flashback on]
"oh, God.. Please, Stop it..!!" teriak Noelle sambil berusaha mendorong Anthony yang tangannya kini tengah menjelajahi tubuh gadis itu dengan begitu intens. Hatinya ingin menghentikan perbuatan bejatnya ini, tapi otak dan hasratnya menolak mendengar teriakan dan isakan tangis gadis ini. "Stop it...!" teriak Noelle lagi yang tentu saja diacuhkannya.
Akal sehatnya sudah lenyap sejak gadis itu membuka mulut dan membiarkan dirinya memasuki rongga mulut gadis itu. Sejak itulah, aku tidak memiliki lagi akal sehat sehingga yang tersisa adalah hasrat yang membakar dirinya hingga ketulang dan membuat seluruh tubuhnya bagai disengat listrik.
Awalnya aku menginginkan gadis ini hanya untuk pelepasan semata, namun saat menyentuh tubuhnya dan jelas-jelas aku sudah merusak dinding pertahanannya serta memasuki tubuh mungil itu tanpa menggunakan pelindung apapun, aku tahu bahwa aku sudah merusak diriku dan dirinya..
"tulislah harga yang kau inginkan.." ucapku sarkastik sambil meletakkan cek kosong. Dasar bodoh! Kenapa aku malah memperlakukan gadis ini seperti gadis yang lain? Dan Anthony mulai menyesali perbuatannya begitu melihat Noelle menatapku dengan tatapan terluka.
Apa sekarang aku sudah berubah menjadi pria brengsek?
"..Mulai sekarang kau adalah milikku Noelle. Dan kau akan melakukan apa yang aku inginkan, kalau tidak.. kau akan tahu apa yang terjadi"
"Tidak aku tidak tahu! Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku, hah?!" teriaknya dengan marah.
"You're mine, Elle.. kalau kau melakukan sesuatu yang tidak kusukai, aku yakinkan kau akan kehilangan pekerjaan dan universitas yang kau inginkan di US" tanganku terulur memegang rahang kecilnya dan menahannya agar menatapku.
Dan kenapa mulut sialanku malah mengambil alih tubuhku? Sekarang penyesalanku akan bertambah buruk, sudah cukup buruk mengambil keperawanan gadis ini dan sekarang aku malah memperlakukannya bak pelacur.
Oh God.. Sekarang rasanya aku tahu apa yang dimaksud dengan iblis yang memasuki tubuhmu. Dan sekarang rasanya aku sedang merasakannya!
Dengan sikap yang mengerikan aku meninggalkan Noelle sendirian dengan tubuh setengah berbaring diatas meja. Malam pertama yang bermulai dengan sangat tidak romantis dan kini aku menyelesaikannya dengan buruk juga.
Shit. Ini benar-benar shit for a damn situation!
[Flashback off]
Dengan kesal aku berjalan menutup pintu dibelakangku dengan keras. Apa hubunganku dengan Noelle akan selalu berakhir dengan salah satu dari kami berdebat?
Tiba-tiba aku teringat kata-kata yang diucapkan Noelle, yang terasa begitu menyakitkan untuk diingat..
"kau adalah pria terburuk, bajingan, pria paling brengsek yang pernah aku temui dan kalau aku mengetahui kata-kata lain dari semua kata-kata yang baru saja aku sematkan untukmu, maka percayalah aku akan menggunakannya!"
Tapi kata-kata itu juga memancing senyum diwajahnya. Bagaimana mungkin gadis itu mampu menemukan kata-kata buruk selain bajingan dan brengsek? Sedangkan gadis itu adalah gadis paling manis dan feminim yang dikenalnya.
"Ya tuhan... Kalau kau bisa memberikanku 1 kesempatan untuk mengabulkan permohonanku, ambillah Anthony Maximillian sekarang juga! Aku tidak akan menyesal!"
Kata-kata terakhir yang diucapkan Noelle saat dikira dirinya sudah pergi dari tempat itu dan bahkan tidak pernah terlintas dibenaknya kalau aku masih berada dibalik pintu selama beberapa menit hanya untuk menunggunya keluar. "Tuhan tidak akan menyentuh iblis, honey.." gumamku sambil melenggang pergi dari tempat itu sebelum Noelle keluar dari Tea Garden.
**
"Hey, Maximillian sedang apa kau disana?" David berlari kearahku dengan membawa buku sketsa tebalnya. Mata berwarna hijaunya terlihat berbinar-binar saat menghampiriku
Aku mengendikan bahu dengan acuh, "biasa.."
"Merayu gadis malang itu lagi?" Tanya David bercanda. Dari semua teman yang dikenalnya, hanya Davidlah yang bisa dipercayanya sebagai teman. Davidlah satu-satunya pria jujur diantara semua orang brengsek disekelilingnya
Dan David juga mengetahui perasaanku terhadap Noelle dan kisahku sekarang dengan gadis itu. "agak melunak sedikit terhadapnya, dude. Jangan terlalu keras.."
"Aku juga ingin bersikap lunak.. Tapi mulut dan tubuh sialan ini yang membuatku sulit!"
David tergelak.
"Stop laughing, Dave!" gerutuku. Tapi David malah memperkencang suara tawanya dan membuatku semakin kesal. Dan saat itu aku menyadari bahwa Noelle berjalan kearah kami dan membuang mukanya tepat didepanku kemudian bergegas pergi sebelum aku menangkapnya
David mengangkat alisnya dan menahan tawanya, "aku baru tahu ada gadis yang bisa melakukan hal itu kepadamu. Aku pikir hanya aku.."
"..Dia bahkan bisa melakukan lebih dari itu, Dave. Aku rasa kalau kau memberikannya pisau, dia akan dengan senang hati menggorok leherku.."gumamku sambil menepuk pundak David dengan kasar
"I guess so. Dan ini tandanya pendekatanmu berakhir dengan buruk sobat!"
"kau tidak perlu mengatakannya tepat di wajahku.." desahku dengan kesal. Ini pertama kalinya pendekatanku dengan gadis berakhir dengan buruk yang lebih parahnya lagi aku tidak bisa bersikap dengan lembut karena Noelle pasti sudah sangat membenciku.
**
[Ruang Dekan]
"..kau mengerti dimana letak kesalahanmu bukan, Ms. Noelle?"
Noelle menunduk dengan lemas saat ia mendapatkan surat peringatan langsung dari dekan. Ini buruk, surat ini pasti akan membuat beasiswanya ditarik semester ini dan darimana ia bisa membayar kuliah jika bukan dari beasiswa?
Dengan terpaksa Noelle mengangguk walaupun ia tidak merasa bahwa ia bersalah. Ini semua murni karena pertahanan diri saja bukan? "..Tapi Ms. Lincoln yang terlebih dahulu menyakiti saya, Pak..."
"Bapak mengerti. Tapi kau tahu sendiri kalau orang tua Ms. Lincoln salah satu penanam modal terbesar. Jadi bapak mohon kau mau bersabar, dan karena Ms. Lincoln menginginkan kau kehilangan hakmu dalam penerimaan beasiswa.." Sir. Arnold menatapku dengan pandangan simpati dan menarik nafas panjang sebelum melanjutkan, "I'm so sorry, Ms. Noelle"
Tubuh Noelle membeku saat Mr. Arnold mengatakan hal itu. Jadi, sekarang aku kehilangan beasiswa..?
Noelle terdiam dan tidak bisa menjawab ucapan Mr. Arnold. Ini semua memang kesalahannya, ia seharusnya tahu dengan baik apa yang akan terjadi kalau ia kehilangan akal sehatnya dan melawan orang yang berkuasa.
Dan pada akhirnya kekuatan uang akan menang melawan apapun.
Masih dalam pemikirannya, Noelle bahkan tidak menyadari kedatangan seseorang yang membuat Mr. Arnold berdiri dan membungkuk hormat. "Mr. Maximillian..!" seru Mr. Arnold. Ucapan itu cukup membuat tubuh Noelle terlonjak dan menyadari adanya tamu yang tidak diinginkan diruangan itu.
Noelle menatap Anthony yang kini berdiri tepat dibelakangnya. Wajah pria itu mengeras seakan ada sesuatu yang ingin dikatakannya, "aku mendengar percakapan anda dengan.." Anthony menatap Noelle sebelum melanjutkan ucapannya, "..Ms. Noelle"
"tampaknya anda salah sangka, Mr. Arnold"
"Me-mengenai apa?" Mr. Arnold menjawab pertanyaan Anthony dengan gugup. Noelle bahkan sudah tidak bisa lagi mengira-ngira apa yang dipikirkan oleh pria itu disaat seperti ini dan betapa tidak sopannya pria itu. Tapi ia memilih untuk diam dan membiarkan Anthony berlaku sesuka hatinya.
Noelle bangkit dari tempat duduk dan menunduk sopan, "..kalau begitu saya permisi, Sir.."ketika ia membalikkan tubuhnya untuk berjalan menjauh, Noelle menyadari tangannya ditahan oleh Anthony.
"Apa yang kau pikir sedang kau lakukan, Elle?" Tanya Anthony sambil mengernyitkan alisnya. Kemudian matanya memincing kearah Mr. Arnold. "sepertinya anda salah sesuatu. Penanam modal terbesar adalah keluarga saya. Jadi menurut anda kepada siapakah anda seharusnya menurut, hemm?"
Noelle berani bersumpah ia bisa melihat ketakutan pada diri Mr. Arnold. Tangan pria tua itu kini berkeringat karena gugup yang diusap-usapkannya dikedua pahanya. Pria tua itu tidak berani menatap Anthony secara langsung. Noelle menatap tangannya yang ditahan oleh Anthony dan mengernyit bingung.
Sebenarnya apa yang direncanakan pria brengsek ini?
Saat Mr. Arnold tidak menjawab pertanyaannya, Anthony menggebrak meja dengan kasar dan membuat tubuh Noelle terlonjak sedikit karena terkejut, "cobalah untuk menarik beasiswa Noelle, Sir. Saya bisa pastikan, saya bisa menggantikan posisi anda dengan orang yang lebih baik"
"Ta..Tapi Sir.."
"Anda pikir tidak ada orang yang bisa menggantikan anda? Sayangnya anda adalah salah satu bidak yang membosankan" Anthony memajukan tubuhnya sedikit seraya berkata, "..dan aku tidak menyukai bidak yang membosankan, Mr. Arnold. Berpikirlah dengan akal sehat anda.. permisi"
Kemudian Anthony menarik tangan Noelle dan membuat gadis itu mengikutinya keluar dari ruangan. Setelah keluar, Noelle menyentak tangannya hingga lepas, "apa sebenarnya yang ada dipikiranmu!?"
"seharusnya aku yang bertanya! Kenapa kau malah menerima keputusan yang begitu tidak adil seperti itu? Kau takut?!"
Muka Noelle memanas kemudian ia mendorong Anthony dengan kasar, "Ya, aku takut! Lalu ada masalah denganmu? This not your business, Tuan-yang-memiliki-segalanya!"
"Kemana sikapmu yang berani melawanku Noelle? Pergi dengan angin?!" teriak Anthony saat Noelle beranjak memutar tubuhnya
"..aku bukan sepertimu yang memiliki segalanya! Aku hanya memiliki ini saja! Tidakkah kau bisa mengerti sedikit keadaanku sebelum melemparkan pandangan terhadapku?!"
Tubuh Noelle bergetar, ia bukan marah. Semua kata-kata yang mengandung kebenaran dilemparkan didepan mukanya dan itu membuatnya merasa seperti tertampar. Ia benar-benar membenci Anthony sekarang!
Kemudian sambil menahan tangisnya yang hampir keluar, Noelle merasakan kehangatan saat Antony memeluknya dari belakang. Noelle berusaha menarik tubuhnya lepas namun mustahil. Anthony semakin mengetatkan pelukannya dan menempelkan tubuh Noelle dengan tubuhnya.
"a-apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?!" jerit Noelle marah sambil menghentak-hentakkan kakinya, berusaha melepaskan diri
Anthony mencium puncak kepala Noelle dan dalam sekejap gadis itu terdiam karena terkejut. "..You have me, Noelle. Just ask and I'll do it for you.." Kemudian Anthony melepaskan Noelle dan meninggalkannya disana, membiarkan Noelle merenungkan kata-katanya. Ia tidak ingin membuat Noelle membencinya lebih dari sekarang.
Sudah cukup buruk melihat Noelle marah namun itu tidak sebanding saat melihat gadis itu menahan tangisnya dengan sederetan luka yang terlihat dimatanya.
**
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top