Ending

HALO

APA KABAR??

SEMOGA MASIH ADA YANG BACA

****

Serena tak menyangka kalau hari ini akan tiba. Di mana ia akan menjadi seorang pengantin. Ia masih mengira kalau semua ini mimpi. Terlebih pria yang ia nikahi adalah pria yang pernah ia benci di dalam hidupnnya. Siapa sangka pria yang dulu jahat itu berubah menjadi pria yang melindunginya bahkan sampai mengorbankan nyawanya hanya untuk melindunginya.

Pesta Pernikahan diadakan dengan begitu mewah di salah satu hotel mewah, yang merupakan hotel bintang lima milik Alvaska. Awalnya Serena tidak tahu di mana Alvaska akan mengadakan pernikahan mereka, namun Alvaska mengusulkan tempat ini. Serena setuju saja ia mengikuti apa yang Alvaska mau. Tema pernikahan mereka adalah vintage. Ditambah warna putih dan keemasan membuat dekorasi pernikahan terlihat mewah. Tak hanya itu ada banyak sekali mawar putih yang dijadikan hiasan.

Serena menggunakan dress putih panjang, rambutnya disanggul. Sedangkan Alvaska menggunakan setelan jas berwarna hitam. Pernikahan mereka tak terasa begitu cepat. Serena tak mengira jika hari yang ditunggunya sudah tiba di depan mata. Pernikahan diadakan dua bulan setelah kelulusannya di sekolah. Usia kehamilannya sudah menginjak tiga bulan. Serena bersyukur meski ia hamil di luar nikah tapi ia mendapatkan pernikahan yang begitu indah. Alvaska mau bertanggung jawab tidak lari seperti laki-laki di luar sana.

Suara alunan musik terdengar, hal yang membuat Serena terkejut, ketika Alvaska menyewa penyanyi terkenal ke acara pernikahan mereka dan bernyanyi di sini. Salah satu penyanyi favoritnya, siapa lagi kalau bukan Tiara Andini, dia menyanyikan lagu pernikahan yang sedang viral itu. Serena rasa Alvaska mengeluarkan banyak uang untuk pernikahan mereka.

Banyak sekali tamu yang datang, mulai dari kalangan pengusaha, temen sekolah, karyawan Alvaska dan beberapa klaen pria itu beserta keluarga Alvaska. Dari semua itu kebanyakan yang datang itu tamu dari kolega Alvaska.

Teman sekolah Serena pada datang. Namun Alvin sahabatnya tidak datang. Serena sedikit sedih karena pria itu tak hadir. Mungkin Alvin masih marah padanya karena ia hamil di luar nikah, terlebih ia tahu kalau Alvin ternyata menyukainya. Serena hanya bisa berdoa Alvin bisa memaafkannya.

Serena menyalami satu persatu tamu undangan yang hadir dengan senyum lebar. Hari ini adalah hari bahagia jadi tak boleh hilang senyumnya. Meski lelah Serena tidak mengeluh. Sesekali ia dan Alvaska berpegangan tangan untuk saling menguatkan satu sama lain.

"Kamu udah laper?" tanya Alvaska.

Serena terlihat pucat setelah beberapa jam pernikahan mereka berlangsung, mereka harus menyalami banyak tamu, jadi wajar kalau Serena kelelahan. Di tambah mereka belum makan.

"Laper dikit."

"Bentar aku ambilin." Mendengar itu Serena terkejut, baru saja ia ingin Alvaska mencegah tapi Alvaska sudah lebih dulu pergi untuk mengambil makan. Ia tak menyangka kalau Alvaska akan seperhatian itu, turun sendiri hanya untuk mencari makan.

"Alvaska ke mana?" tanya Rangga mencari sosok bosnya. Ia ingin meledek Alvaska karena menikahi Serena. Ia masih ingat bagaimana Alvaska membenci sosok Serena dulu.

"Ambil makanan di bawah, kenapa, ya?"

"Biasa urusan cowok." Setelah mengatakan itu Rangga pergi meninggalkan Serena yang hanya bisa mengggelengkan kepala.

Tak lama kemudian Alvaska datang sambil membawa piring.

"Tadi Rangga cari kamu."

"Paling mau ledekin aku. Biarin aja sayang, jangan diurusin."

"Mending kamu makan aja sayang, mau makan sendiri atau disuapin?" tawar Alvaska.

"Makan sendiri aja," balas Serena cepat. Ia malu diliatin orang-orang kalau disuapi oleh Alvaska.

"Kamu nggak makan cuma ambil satu doang?" Serena bigung kenapa Alvaska hanya ambil satu piring aja, pasti Alvaska juga kelaparan. Karena mereka sedari tadi belum makan. Mereka sama-sama ada di sini sedari tadi menyalami tamu.

"Kamu aja," balas Alvaska.

"Kamu nggak laper?"

"Laper dikit." Sebenarnya Alvaska mengambil satu piring agar bisa makan berdua dengan Serena. Ia ingin terlihat romantis seperti orang-orang yang makan satu piring berdua.

"Kita makan berdua, aku suapin." Serena mengerti kode dari Alvaska, suaminya itu mau disuapi. Mengingat kata suami membuat pipi Serena merona malu, sekarang pria di hadapannya sudah sah menjadi suaminya.

Mendengar Serena mau menyuapinya membuat Alvaska senang.

Serena menyuapi Alvaska, ia pikir Alvaska akan menolak tapi pria itu malah membuka mulut dengansenang hati. Hal itu tak luput dari MC Acara, mereka meledeki keromantisan mereka.

Untung saja Serena tak peduli diledeki, ia tetap menyuapi Alvaska. Meski ia sedikit malu karena digoda oleh MC. Mereka makan satu piring berdua. Jadi terlihat asyik saja di goda.

"Udah kenyang?" tanya Serena.

"Udah sayang."

"Taruh sini aja, biar aku suruh orang buat naruh piringnya," kemudian Alvaska memanggl seorang pelayan untuk mengambil piring kotor mereka.

"Meriah banget pesta pernikahannya, aku kira nggak akan semewah ini." Serena mengatakaan itu pada Alvaska.

"Keluarga aku juga nggak akan mau pesta yang sederhana, takut bikin nama mereka jelek. Nanti dikira pelit sama anaknya sendiri. Lagipula aku juga gak mau memberikan kesan buruk pada pernikahan kita, aku pengen kamu punya kenangan yang indah di pernikahan kita. Aku gak masalah ngabisin uang banyak asal bikin kamu bahagia sayang." Alvaska paham seperti apa sifat orangtuanya, apalagi mereka dari keluarga yang terpandang, banyak orang penting yang datang.

Serena tersenyum senang mendengar itu. Alvaska selalu mengutamakannya.

Jujur ada beberapa orang yang masih tak percaya Alvaska akan menikah dengan dirinya. Terlebih status anak pembantu pembantu, menjadi remeh di mata orang-orang. Namun Serena tidak mau keliatan remeh. Ia berusaha tegar, dan percaya diri di depan orang banyak. Ia menunjukkan jika ia adalaah orang yang percaya diri dan memiliki banyak kemampuan.

Selain itu ia pikir papa Alvaska akan galak atau judes padanya. Namun ia terkejut ketika disambut dengan baik sama papa dan mama tiri Alvaska. Mereka bahkan tak mempermasalahkan bayi yang sedang ia kandung. Begitu juga dengan statusnya yang miskin dan anak pembantu. Bahkan Serena diberikan hadiah berupa kalung berlian dan juga mobil mewah. Hal yang tak pernah disangka Serena. Serena senang karena keluarga Alvaska begitu ramah dengannya. Ia pikir ia tidak akan diterima di keluarga Alvaska namun nyatanya terbalik justru ia disambut hangat.

"Papa kamu baik banget."

"Tenang aja papa aku gak berani macem-macem sama kamu, selagi masih ada aku di sisi kamu. Aku bakal lindungin kamu dari siapapun termasuk orang tua aku sendiri. Mereka gak akan bisa nyakitin istri aku." mendengar perkataan Alvaska membuat Serena terharu. ia benar-benar merasa beruntung memiliki suami seperti Alvaska. Pria itu menjaganya.

"Kamu ngantuk ngggak? Kalau ngantuk apa kita ke kamar aja?" Alvaska takut kalau Serena juga kelelahan sama seperti anaknya. Serena itu tipe orang yang tidak akan bilang kalau dirinya lelah. Jadi ia bertanya lebih dulu, takut nanti kalau Serena memang lelah.

"Enggak kok sayang, aku masih kuat sampai acara selesai di sini. Kamu juga, kan?"

"Kuat aja asal ada kamu di sini."

"Gombal sekali tuan muda satu ini."

"Gak sabar buat nanti malam." Perkataan Alvaska membuat pipi Serena merona malu. Ia tahu apa yang dimaksud oleh Alvaska. Mesum sekali pria itu padahal mereka masih berada di acara tapi pikirannya sudah kemana-mana.

Alvaska kemudian membawa kepala Serena untuk bersandar di bahunya. Mereka pengantin baru nampak sangat mesra membuat beberapa pasangan di sana iri melihat perilaku mereka. Alvaska terlihat sangat memanjakan Serena. Seakan tak mau kehilangan Serena sedikit saja.

****

BUAT YANG MAU BACA MALAM PERTAMA MEREKA ADA DI KARYA KARSA YAAA

LINK : https://karyakarsa.com/wgulla/trapped-with-the-boss-malam-pertama

ATAU KLIK AJA DI BIO AKU

***

ADA YANG MAU EXTRA PART??

Mau lanjut?

Spam next di sini!!!

Love you

Gulla

Istrinya Jeno.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top