49 - Beautiful Night
halooo
apa kabar?
masih suka baca cerita aku?
***
Serena bingung ketika dirinya di bawa ke sebuah salon untuk dirias. Bukan hanya itu ia diperintahkan juga memakai sebuah gaun berwarna merah muda. Semua itu atas perintah dari Alvaska. Serena tidak tahu, akan ada acara apa sampai Alvaska memintanya berdandan seperti ini. Perasaan ini juga bukan hari ulang tahunnya.
Selesai dirias lalu Serena dibawa ke sebuah tempat. Sepanjang perjalanan matanya ditutup. Hal itu tentu saja membuat Serena penasaran. Sebenarnya apa yang Alvasa rencanakan. Jujur ia sedikit takut. Mengingat dulu Alvaska suka sekali membuatnya menangis. Ia takut kalau Alvaska akan melakukan hal buruk padanya.
Di dalam mobil hanya ada dirinya, supir dan Rangga. Sedari tadi ia sudah bertanya pada Rangga apa yang direncanakan oleh Alvaska, namun tak ada jawaban yang membuatnya puas. Serena hanya bisa pasrah sekarang. Kenapa juga Alvaska menggunakan cara seperti ini? pakai acara tutup mata segala.
"Sudah sampai Nona Serena." Rangga tiba-tiba bersuara di tengah keheningan. Suara mesin mobil yang berjalan juga tak terdengar lagi. Mobil mereka parkir entah di mana itu.
Serena ingin segera membuka tutup mata ini. Namun dilarang oleh Rangga. Pria itu melarangnya dengan dalih bisa dipecat Alvaska. Mau tidak mau Serena hanya bisa menurut.
"Kita di mana?" tanya Serena penasaran.
"Nanti kau akan tahu Nona."
Jawaban dari Rangga membuat Serena cemberut. Ia kesal karena tidak diberitahu. Kenapa mereka kompak sekali?
Rangga menuntun Serena untuk ke tempat yang telah diarahkan oleh Alvaska. Serena merasa sedikit takut ketika berjalan. Ia merasa ada sedikit pijakan yang bergoyang. Di mana ia berada? Ia jadi curiga, jangan-jangan ia diculik. Namun mana ada diculik menggunakan pakaian seperti ini.
"Sayang." Panggilan itu membuat Serena bernapas lega. Ternyata Alvaska ada di sini.
"Ini di mana?" tanya balik Serena ketika tahu ada Alvaska di sisinya. Sejak tadi ia menanti kehadiran kekasihnya itu.
"Kamu sepertinya penasaran sekali." Alvaska terkekeh melihat Serena yang tak sabaran dari tadi. Gadis itu terus mencerca dengan pertanyaan yang sama ke siapapun tentang di mana keberadaannya.
"Aku takut, kamu jangan macam-macam." Serena mengancam bukannya takut Alvaska justru semakin tertawa. gadis kecilnya yang penakut itu siapa sangka menjadi sepemberani ini.
"Tenang sayang, kamu aman bersamaku. Aku hanya ingin memberikan kejutan kecil untukmu."
"Kejutan apa? Aku tidak ulang tahun."
"Liat saja nanti kau pasti akan menyukainya. Aku menyiapkan ini lama sekali."
Kening Serena mengernyit. Ia jadi tambah penasaran sebenarnya kejutan apa yang diberikan oleh Alvaska. Ia sama sekali tak punya Gambaran ide yang direncanakan oleh Alvaska. Terlebih ketika ia mendengar tawa Alvaska. Ia jadi semakin penasaran.
"Ikuti saja aku, kamu pasti akan suka." Alvaska membisikkan hal itu pada Serena.
Serena hanya bisa menghembuskan napas. Lalu menuruti perkataan Alvaska. Tangan Serena digengam oleh Alvaska. lalu satu tangan Alvaska lagi melingkar di bahunya seakan menuntunnya untuk pergi ke sebuah tempat.
"Sudah sampai." Setelah mengatakan itu, Alvaska tak lupa juga membuka penutup mata Serena.
Ketika pertama kali melihat kejutan yang disiapkan Alvaska tentu saja Serena terkejut. Ia tidak bisa berkata apa-apa. ia tak menyangka kalau Alvaska akan membuat kejutan seperti ini. Sekarang ia berada di atas kapal persiar dengan pemandangan laut di malam hari, kapal itu dihias sedemikan rupa, ada sekali banyak lilin dan rangkaian bunga yang menghiasi. Selain itu terdengar musik romantis dari lantunan music memenuhi indra pendengarannya.
Tiba-tiba Alvaska berlutut. Hal itu membuat Serena menatap Alvaska. apa yang pria itu lakukan? Pria itu seperti sedang melamarnya. Ternyata benar saja Alvaska mengeluarkan sebuah kotak bludru dari saku celanannya. Dan di dalamnya saat dibuka ada sebuah cincin.
"Serena, maukah kamu menikah denganku?" Serena terpana mendengar itu. Ia tak pernah menyangka kalau Alvaska akan melamarnya. Ia pikir pria itu tidak akan melakukan hal ini. baginya menikah saja tanpa ada embel-embel seperti ini sudah membuatnya bahagia karena Alvaska mau bertanggung jawab atas apa yang diperbuat.
Serena mengangguk. Lalu berkata, "Aku mau."
Mendengar itu Alvaska senang. Ia memasangkan cincin itu melingkar di jemari Serena. Lalu ia bangkit memeluk wanitanya itu dengan bahagia. Bagi Alvaska ia tidak pernah sebahagia ini.
"Terima kasih, aku kira kamu akan menolaknya."
"Tidak mungkin aku menolaknya justru aku senang. Karena kamu melakukan semua ini, hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya akan dilamar seperti ini."
"Tunggu masih ada kejutan lainnya."
Serena menatap Alvaska bingung. Kejutan apa lagi yang disiapkan oleh Alvaska. Ia pikir semua ini sudah selesai.
"Coba liat ke atas langit." Alvaska meminta Serena untuk menatap langit. Masih ada kejutan lainnya yang ia siapkan.
Serena mengikuti apa yang diperintahkan oleh Alvaska. Benar saja tiba-tiba di langit ada kembang api yang bermunculan menghiasi langit. Hal itu membuat Serena takjub. Ia tanpa sadar tersenyum senang, baru kali ini ia melihat kembang api yang begitu indah selain di tahun baru.
"Suka?"
"Sangat suka." Alvaska mendekat ke arah Serena. lalu memeluk pinggang gadis itu dari belakang. Sesekali memberikan ciuman di wajah Serena. tak ada protes dari Serena, justru Serena menikmati apa yang dilakukan oleh Alvaska.
"Kamu nyiapin semua ini sendirian?" tanya Serena. Ia penasaran, pria sekaku Alvaska bisa melakukan hal ini. lamaran yang tak pernah ia bayangkan itu.
"Dibantu Rangga."
"Aku masih gak nyangka kamu ngelamar aku, bagi aku dinikahin kamu aja itu udah cukup."
"Jangan berkata seperti itu sayang. Aku udah bilang ke kamu kalau aku cinta sama kamu. Maka dari itu aku akan berusaha untuk membuat kamu bahagia. Aku akan melakukan apapun itu. Aku mau memperlakukan kamu selayaknya wanita yang dicintai."
Jantung Serena tak henti berdebar kencang. Ia tersenyum malu-malu, ia masih tak mempercayai semua ini. Alvaska yang duulu kejam padanya, yang hanya menjadikannya pelampiasan akan dendam. Sekarang berubah menjadi pria selembut ini padanya. Hal itu membuat Serena semakin mencintai Alvaska.
"Aku juga cinta sama kamu." Dulu Serena takut pada Alvaska, sekarang tidak. Entahlah mungkin karena akhir-akhir ini sifat Alvaska tidak sekasar dulu. Pria itu sekarang begitu baik dan perhatian padanya.
"Harus, kalau kamu tidak mencintaiku aku akan mengejarmu sampai kamu mencintaiku." Alvaska tidak akan membiarkan Serena jatuh cinta pada pria lain selain dirinya. Hanya dirinya yang boleh dicintai oleh Serena. kalaupun ada laki-laki lain, ia akan menyingkirkan laki-laki itu.
"Kalau misal ada laki-laki yang aku cintai selain kamu?"
"Tentu saja aku akan menyingkirkannya, hanya aku laki-laki yang boleh kamu cintai."
Terdengar posesif namun Serena suka. Ia berbalik menghadap Alvaska. Ia mengalungkan tangannya di leher pria itu. Hingga mereka saling menatap satu sama lain. Serena menatap Alvaska dengan dalam, lalu ia mendekatkan bibirnya pada bibir Alvaska. Ciuman itu disambut dengan Alvaska, pria itu balas menciumnya. Mereka saling melumat. Seakan tak mempedulikan apapun. Mereka berciuman dengan penuh cinta di atas kapal. Terdengar musik romantis menemani mereka.
"I love you, Alvaska."
"Love you, more my love...."
***
Mau lanjut?
Spam next di sini!!!
Love you
Gulla
. Istrinya Jeno.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top