29 -Be Hero

Gimana kabar kalian?

Suka nggak sama cerita ini?

Kalau bagus bisa tag di instagram aku @wgulla_

Love dulu buat part ini

cerita ini terinpirasi dari mathias dan layla

***

SBD 29 – BE HERO

"Kamu mau ikut aku beli es krim?" tawar Alvin. Ia berencana mengajak Serena membeli es krim seperti kemarin.

Alvin masih belum percaya kalau Serena dan Alvaska berpacaran. Ia rasa apa yang dilakukan oleh Alvaska kemarin hanya untuk memanasinya. Serena tidak pernah berbohong padanya jadi ia mempercayai perkataan Serena kalau ia dan Alvaska tidak ada hubungan apa-apa, selain itu juga ia masih mau memperjuangkan perasaannya pada Serena.

"Maaf, gak bisa, Vin," tolak Serena dengan halus, ia tidak mau bertengkar lagi dengan Alvaska hanya karena masalah sepele. Padahal ia ingin sekali pergi bersama Alvin untuk makan es krim.

"Kamu dijemput sama Majikan kamu lagi?"

"Kurang tahu tapi kayaknya iya, maaf banget aku juga pengen jalan dan main sama kamu, tapi kamu tau sendiri majikan aku."

"Next time gak boleh nolak," ujar Alvin.

"Siap!!!"

"Yaudah aku pulang duluan."

"Iya, aku mau naruh buku dulu di ruang guru."

"Mau aku bantuin?"

"Gak usah," balas Serena dengan cepat. Ia tidak mau merepotkan Alvin.

Beberapa siswa di kelas sudah keluar. Sekarang sudah jam pulang sekolah. Sedangkan Serena mendapatkan tugas untuk menaruh buku gambar ke ruang guru. Untungnya buku tersebut tidak berat. Bisa ia bawa sendiri.

"Okey, aku pulang duluan, ya."

Serena mengangukkan kepala. Ia merapikan buku, lalu ia berjalan ke depan meja guru. Ia mengambil buku gambar yang nampaknya sudah selesai ditumpuk oleh anak-anak, beberapa dari mereka baru ada yang menyelesaikan menggambar.

Sekolah mulai terasa sepi. Serena berjalan di Lorong-lorong sambil membawa buku gambarnya. Sedangkan tasnya ia tinggal di kelas. Ponsel ia bawa di balik saku jas sekolah. Ia sekolah di swasta memiliki sragam yang berbeda dari sekolah negeri. Sampai di ruang guru, ia mencari meja guru seni rupa. Lalu ia menemukan meja milik bu Indah. Ia menaruh buku gambar di meja tersebut. Masih ada beberapa guru di sana. Serena menyapanya dengan ramah.

Selesai menyelesaikan tugas. Serena balik ke kelas. Namun ia hendak ke kamar mandi untuk buang air kecil. Ia tidak memiliki perasaan aneh atau apa. Ia berjalan menuju kamar mandi. Disaat ia masuk, tiba-tiba ada Marsha. Ia terkejut melihat sosok itu. Marsha adalah wanita yang dibilang akan tunangan dengan Alvaska. Untuk apa di sini? Matanya menatapnya marah.

Seketika tubuh Serena tiba-tiba ditarik ke dalam kamar mandi. Orang yang melakukan itu adalah Mila, Lexi dan Ashila. Serena di dorong ke lantai hingga jatuh.

"Jadi ini pelacur kecil yang berusaha menggoda Alvaska." Marsha mengatakan itu sambil menarik dagu Serena kasar. Hal itu membuat Serena meringis kesakitan. Rambutnya juga ditarik dan dijambak oleh Mila.

"Bukan cuma Alvaska juga yang digoda Alvin juga. Gak sadar apa lo itu cuma cewek miskin!!!" Mila berusaha membuat Serena sadar akan posisinya. Ia ingin Serena tahu kalau dirinya itu hanyalah seorang pembantu tidak layak untuk pria seperti Alvin ataupun Alvaska.

Serena benar-benar tidak mengerti. Ia sama sekali tidak menggoda Alvaska dan Alvin. Kedua pria itu yang menghampirinya. Kedua pria itu mendekatinya. Ia tak menganggap ALvaska lebih dari sekedar majikan dan Alvin dari teman. Ia juga sadar kalau ia bukan siapa-siapa. Ia sadar kalau ia hanya anak pembantu.

"Aku gak rebut alvaska atau Alvin. Mereka yang berusaha deketin aku."

"Hahahah.... Memang pelacur ini gak tau diri." Lexi ikut berbicara.

"Mereka gak bakal deketin lo kalau lo gak godain!! Ngerti gak lo!!" Mila mengatakan itu sambil menarik rambut Serena. Membuat Serena menjerit kesakitan.

"Lo udah nawarin badan lo kan buat mereka. dasar pelacur!!" Ashila ikut berkomentar. Bahkan gadis itu mengambil air menggunakan gayung lalu menyiramnya ke tubuh Serena. hingga membuat baju Serena basah kuyup.

Serena menangis, ia sedih dan tak berdaya. Ia ingin melawan tapi tak bisa. Bukan hanya hatinya saja yang sakit oleh perkataan mereka, tapi juga badannya yang remuk mereka pukul.

"Dengerin itu kalau lo gak goda calon tunangan gue pakai tubuh lo, perjodohan gue juga gak akan bakal sama Alvaska. Lo incar apa dari Alvaska? Lo mau rebut hartanya, kan? Memang ya selain murahan juga matre." Marsha marah, ia bahkan menyiram wajah Serena dengan air. Hal itu membuat mereka tertawa melihat tubuh Serena yang basah kuyup mereka seakan puas mengerjai dan melabrak Serena.

Serena menggelengkan kepala mendengar perkataan Marsha. Ia sama sekali bukan gadis seperti itu. ia tidak pernah mengincar apapun dari Alvaska. Bahkan disaat ia mendapatkan fasilitas yang mewah dari Alvaska jarang ia pakai. Andai mereka tahu Alvaska memberikannya uang dan es krim satu truck pasti mereka akan tambah membencinya.

"Buktinya lo aja punya hp iphone seharga 20 juta. Padahal dulu hp dia cuma hp cina android yang murahan itu." Mila makin membuat Marsha marah.

"Memang pelacur!!" ketika Marsha hendak menampar Serena. tiba-tiba masuk seseorang membuat kegiatan mereka berhenti.

"Alvaska?" ujar Marsha kaget. Ia langsung menurunkan tangannya yang hendak menampar Serena. ia berlari ke arah Alvaska hendak memeluk pria itu.

"Lepas!! Saya ke sini mau menolong kekasih saya." Alvaska langsung menghempaskan tangan Marsha kasar. Hal itu membuat Marsha kecewa.

Alvaska terkejut melihat kondisi Serena yang sangat mengenaskan. Gadis itu nampak tidak berdaya karena hal keji yang dilakukan Marsha dan yang lainnya. Dari tadi ia menunggu Serena di depan sekolah tapi gadis itu tak keluar juga. Maka dari itu ia yang memiliki firasat buruk memilih untuk mencari Serena. meski harus mengelilingi Sekolah. Hingga ia mendengar suara aneh di kamar mandi. Meskipun itu kamar mandi wanita tetap ia masuki. Karena ia memiliki firasat bahwa itu Serena. benar saja tebakannya.

Mila dan kedua temannya melepaskan Serena. membiarkan Serena berbaring di Lantai kamar mandi yang kotor. Alvaska yang melihat itu langsung menghampiri Serena. Ia menggendong gadis itu ke dalam dekapannya. Ia sama sekali tak terima melihat Serena diperlakukan seperti ini.

"Kalian berani sekali menyentuh kekasih saya!!!" Alvaska marah. Matanya menatap tajam ke empat orang gila ini.

"Aku Cuma kasih pelajaran ke dia biar dia gak godain kamu dan cowok Mila. Seharusnya kamu berterima kasih sama aku." Marsha membela diri. Ia ingin Alvaska sadar kalau selama ini cowok itu dipengaruhi oleh kepolosan Serena. gadis kecil itu hanya mau harta Alvaska.

"Iya bener kak, dia itu hanya mau harta kakak."

"DIAM KALIANN!!! SAYA TIDAK BUTUH PEMBELAAN KALIAN. SEKALI LAGI SAYA DENGAR KALIAN MENCELAKAI ATAU MEMBULLY SERENA MAKA KALIAN AKAN SAYA BALAS!!!" Alvaska marah sekali mendengar omongan buruk yang ditunjukan pada Serena. ia tidak suka mereka yang memandang Serena seperti itu. mereka tidak tahu apa-apa tentang Serena.

"Serena tidak pernah menggoda saya, tapi saya yang memang mencintai gadis ini. Saya sangat mencintainya, jadi kamu Marsha jangan lakuin apapun yang membuat saya marah. Atau kamu dan mereka akan mendapatkan balasan yang keji dari saya." Perkataan Alvaska yang begitu dingin membuat mereka merinding. Mereka jadi takut kalau Alvaska akan melakukan sesuatu yang buruk namun Marsha dalam hatinya masih menyimpan kebencian untuk gadis itu. ia tidak akan membiarkan Serena hidup bahagia dengan Alvaska. seharusnya ia yang berada di posisi Serena.

Serena terdiam mendengar itu. meski kemarin Alvaska mengatakannya wanita rendahan. Namun melihat Alvaska yang membela seperti sekarang membuatnya ragu. Apa benar yang diucapkan pria itu kemarin?

Lalu Alvaska membawa Serena yang basah kuyup itu keluar dari kamar mandi. Alvaska menggendongnya ala bridal style. Mulai sekarang Alvaska berjanji ia akan menjaga kekasihnya itu. kalaupun ada orang yang mau mmenyakiti Serena itu hanya diriinya. Bukan orang lain.


***

Gimana cerita ini?

Lanjut or no?

Spam 1 buat lanjutt

100 komen baru lanjut yaaa

follow instagram aku wgulla_

gulla

istri sahnya jaehyun

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top