17 - Gift from Alvaska
Gimana kabar kalian?
Suka nggak sama cerita ini?
Kalau bagus bisa tag di instagram aku @wgulla_
Love dulu buat part ini
cerita ini terinpirasi dari mathias dan layla
***
SBD – 17
Serena menyiram bunga, ia sedang berada di kebun. Hari ini libur, jadi ia membersihkan halaman belakang rumah. Sungguh melelahkan, namun ia juga menyukai pekerjaan ini, dari mpada ia main dengan Mila dan teman-temannya. Sebenarnya Mila mengajaknya main tapi ia tolak, ia tidak mau terjebak untuk kesekian kalinya lagi.
"Serena," panggil seseorang.
Suara itu membuat Serena yang memegang selang terjatuh. Ia terkejut ketika dipanggil oleh Alvaska. Ia menoleh ke arah suara itu, lalu ia mengambil selang airnya yang jatuh dan mematikan kran. Ia mendapati sosok Alvaska mengenakan pakaian santai, kaos pendek berwarna putih dan celana hitam pendek selutut. Entahlah baru kali ini ia melihat penampilan Alvaska sesantai itu.
"Ada apa tuan?"
"Saya belikan ini buat kamu."
Alvaska menyerahkan sebuah kandang, Serena terkejut mendapati sebuah kucing di dalamnya. Kucing itu kecil, berbulu putih, sangat imut dan manis sekali. Rasanya tidak mungkin seorang Alvaska memberikan sebuah hadiah padanya. Serena tahu sekali kalau Alvaska itu membenci kucing jadi baginya ini tidak mungkin. Dulu Alvasak pernah mematahkan kaki kucing, jadi rasanya mustahil jika pria itu jadi bersikap baik pada hewan lucu satu ini.
Serena menatap Alvaska curiga, matanya tak lepas dari mata hitam milik pria itu.
"Kenapa menatap saya seperti itu?"
"Tuan yakin memberikan saya kucing selucu ini, bukankah tuann tidak suka kucing." Serena takut jika nanti Alvaska marah, pria itu akan membunuh kucing yang berada di genggamannya. Bukan hanya membunuh tapi menyiksa kucing tersebut. Membayangkan hal itu membuat hati Serena sakit.
"Iya kamu jaga, kalau kamu melakukan kesalahan mahluk itu yang harus menanggungnya."
Deg!
Jantung Serena rasanya mau copot mendengarnya, sudah ia duga, pasti ada hal lain yang diinginkan oleh Alvaska. Tidak mungkin pria itu asal membelikannya. Pria itu tidak sebaik itu, dia adalah pria kejam layaknya iblis. Pasti ada hal yang diinginkan oleh Alvaska.
Bisa-bisanya pria itu memakai temeng kucing, agar ia menuruti semua keinginan biadap pria itu. Mata Serena berkaca-kaca, ia memandang pilu ke arah kucing dalam gendongannya. Kucing semanis ini harus bertanggung jawab atas kesalahannya.
Alvaska seperti senang melihat wajah sendu Serena. Ia berjalan mendekat ke arah gadis itu, lalu ikut bersimpuh di sebelah Serena. Tangan kanannya bergerak, memegang dagu Serena.
"Ingat Serena, kamu terikat perjanjia dengan saya, selamanya kamu akan selalu berada di genggaman saya." Cengkraman Alvaska di dagu Serena membuat gadis itu kesakitan. Ia takut dengan apa yang Alvaska katakan. Pria itu kembali menjadi kejam seperti awal. Bahkan seenaknya bilang kalau selamanya ia akan bersama pria itu. Serena tidak mau, ia bersumpah akan pergi dari rumah ini. Ia akan pergi dan tidak akan membiarkan Alvaska mengontrol hidupnya.
"Salah saya apa, tuan? Kenapa Tuan terlihat seperti membenci saya? Kenapa tuan selalu menyiksa saya. Apa tuan tidak cukup, mengambil keprawanan saya, kebahagian saya, merendahkan saya dan sekarang tuan mau mengambil hidup saya?" Serena mengatakan itu sambil menangis, ia terisak. Ia lelah dengan Alvaska yang bersikap seenaknya. Ia juga wanita, ia juga manusia. Ia juga punya hati, bukan mainan yang bisa dilakukan sesuka hati.
"Kamu lupa, saya pernah berkata kalau saya suka melihat kamu menangis, Serena. maka dari itu saya akan terus membuat kamu menangis sampai kamu mati." Alvaska tidak akan memberitahu alasan sebenarnya kenapa ia begitu benci dengan Serena. tapi suatu saat nanti ia akan memberitahu gadis itu, agar gadis itu tahu bagaimana menderitanya ia hidup selama ini. Karena perbuatan ayah gadis itu. ia harus hidup tanpa ada peran ibu.
Kejam tapi begitulah sifat Alvaska yang suka bertindak semaunya. Pria itu berbuat semaunya. Tanpa memikirkan perasaannya.
****
Serena terdiam menatap sosok Alvaska, ia dibawa pria itu ke sebuah toko pakaian. Tadi Alvaska sudah izin dengan ibunya, kalau meminta membawa anaknya untuk membantu memilih pakaian untuk dibeli.
"Katanya tuan mau beli pakaian, tapi ini kenapa kita ada di toko pakaian wanita?" Serena menatap Alvaska bingung. Ia tak mengerti jalan pikiran pria itu. Buat apa membawanya ke sini.
"Kamu pilih pakaian yang kamu suka."
"Saya?" Serena menunjuk dirinya sendiri. Ia bingung kenapa tiba-tiba menyuruhnya membeli pakaian.
"Iya."
"Untuk apa tuan?"
"Saya ingin membawa kamu ke acara reuni sekolah saya."
Deg! Untuk apa Alvaska membawanya ke sana. Ia hanya seorang pembantu, lagi pula ia juga masih kecil. Pasti orang-orang akan menganggapnya aneh, ia juga tidak kenal dengan mereka. Serena merasa takut dengan hal itu.
"Buat apa, saya bukan alumni di sekolah tuan?"
"Tentu saja untuk sebagai pasangan saya."
Pasangan? Maksudnya? Kenapa tiba-tiba pasangan?
"Maksud tuan?"
"Jangan kegeeran kamu, saya bawa kamu sebagai pasangan bukan karena saya tertarik atau suka sama kamu. Saya membawa kamu sebagai pasangan, karena saya malas di sana nanti digoda banyak wanita, kalau saya mengajak wanita lain, pasti mereka bakal besar kepala."
Ternyata tuannya ini sangatlah percaya diri sampai berkata seperti itu. Padahal ia tidak berpikiran seperti itu. Kalau disuruh memilih ia juga tidak mau diajak pergi ke pesta tersebut. Lebih baik tidur di rumah dari pada harus pergi ke acara tidak jelas seperti itu. Ia saja tidak kenal dengan orang-orang di sana.
"Iya tuan."
"Nanti di sana kamu jangan sampai memalukan saya, awas aja."
"Iya."
****
Serena berada di ruang ganti. Ia tadi dipilihkan beberapa gaun oleh pelayan toko dan ia hendak mencobanya. Gaun yang dipilihkan berbeda dengan gaun yang dulu dibelikan oleh Mila. Gaun yang dibelikan oleh Mila tergolong seksi namun gaun ini lebih Anggun. Mulai dari warna pink, putih, dan biru muda, gaun tersebut juga panjang selutut, ada beberapa hiasan hanya dibedakan oleh hiasan dan model saja, tapi gaun itu keliatan sopan dan Anggun. Tentu saja juga mahal. Serena yakin gajinya sebulan tidak akan mampu untuk membayar gaun tersebut. Entahlah Serena merasa tak pantas menggunakan gaun seperti ini. Apakah mungkin akan terlihat aneh di badannya nanti?
Serena hendak membuka pakaian untuk mencoba beberapa gaun itu. Namun di saat ia membuka kancing kemeja. Ia merasakan seseorang di belakang tubuhnya. Tubuh Serena merinding dengan sentuhan yang tiba-tiba itu.
Serena terkejut, ketika ia menoleh mendapati Alvaska di belakangnya. Tanpa ragu pria itu mencium bibirnya. Hal itu membuat Serena terkejut ia ingin melawan tapi tak bisa. Serena hanya bisa pasrah ketika pria itu menciumnya. Padahal Alvaska sudah berjanji padanya tidak akan pernah menyentuhnya lagi? Pria itu menciumnya dengan brutal, tangannya tak kunjung diam ikut melucuti pakaiannya, bahkan menyentuh tubuhnya dengan penuh gairah.
Tapi apa? Pria itu mengingkari janjinya.
Dalam hati Serena sedih, karena ia merasa hanya dijadikan pelampiasan nafsu oleh pria itu. Hidupnya seakan tak ada harganya lagi. Ia ingin pergi dan lepas, lalu hidup bebas dan bahagia. Andai ibunya tahu, pasti ibunya juga akan ikut sedih atas kehidupannya sekarang.
***
Hidden part wlewleoo 21+ di ruang ganti baju ada di karya karsa ya. hehehe
link : https://karyakarsa.com/wgulla/trapped-with-the-boss-18
buat yg mau baca aja, hehe makasih ya udah dukung aku terus, dukungan dari kalian berarti banget buat aku.
***
Gimana cerita ini?
Lanjut or no?
Spam 1 buat lanjutt
100 komen baru lanjut yaaa
follow instagram aku wgulla_
gulla
istri sahnya jaehyun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top