15 - I kiss you when you cry
Gimana kabar kalian?
Suka nggak sama cerita ini?
Kalau bagus bisa tag di instagram aku @wgulla_
Love dulu buat part ini
cerita ini terinpirasi dari mathias dan layla
****
"Katanya Serena jadi simpenan om-om, lo tahu nggak?" Serena berada di dalam kamar mandi. Ia tak sengaja mendengar pembicaraan itu. entah siapa yang membicarakannya. Namun ia sedih mendengarnya.
Kenapa ada berita buruk mengenai dirinya yang tersebar di sekolah?
Tega sekali yang menyebarkan berita hal ini?
Serena meremas rok yang ia gunakan. Ia mengigit bibir, tanda khawatir akan hal itu. namanya di sekolah jadi jelek karena beredarnya berita ini. Semoga saja Alvin tidak percaya dengan berita ini. Ia tidak mau kehilangan temannya itu. Hanya Alvin teman yang ia miliki selama tiga tahun ini.
"Nggak nyangka padahal keliatan polos sama lugu, ternyata pemain."
"Jangan tertipu sama wajah."
"Katanya dia punya hp iphone padahal cma anak pembantu. Mencurigakan sekali bukan?" serena seharusnya tidak menerima pemberian dari Alvaska jika tahu akan berakhir seperti ini. Semua orang langsung menuduhnya tidak-tidak. Ia tahu ia anak pembantu tidak punya apa-apa. Hingga selalu di pandang rendah.
"Iya bener banget. Kok ada ya orang kayak dia."
"Baru umur segini udah belajar jadi ani-ani."
Serena merasakan perih di dadanya mendengar semua cemohan itu. Ia merasa kotor, apa yang mereka katakan ada benarnya. Ia simpanan, tapi ia dijebak. Kalau ada pilihan ia juga ingin lepas dari semua ini. Ia tidak pernah mau berada di posisi ini. Ia juga terpaksa. Tanpa sadar air mata Serena mengalir membasahi wajahnya. Ia sedih karena sekarang semua orang memandangnya buruk.
"Mila kok bisa tahu ya tentang Serena."
"Dia mah mata-mata banyak, semua berita yang keluar dari dia itu biasanya real no hoax."
Mendengar itu membuat Serena tambah sedih. Ternyata Mila yang menyebarkan gosip murahan seperti ini. Benar kalau Mila itu bukan orang baik. Mila memang sengaja ingin menghancurkannya. Hal itu membuat Serena tambah kecewa dan marah pada Mila. Kalau ia diberi kesempatan ia ingin membalas wanita itu.
***
Pulang dari sekolah Serena langsung mengurung diri di kamar. Ia masuk ke kamar sambil menahan tangis. Serena merasa aneh, akhir-akhir ini di sekolah ada gosip perihal dirinya yang menjadi simpanan om-om di sekolah. Padahal ia bukan simpanan, meski ia terjebak oleh bosnya itu. Namun itu semua di luar kuasanya. Itu juga karena Mila. Serena sedih, ia benci Alvaska yang harus membuatnya seperti ini.
Dulu ia diam saja ketika banyak yang menghinanya sebagai anak pembantu, namun sekarang ia tak terima karena dijelekkan seperti ini. Ia yakin dalang di balik berita ini adalah Mila. Mila memang jahat gadis itu berusaha untuk menghancurkannya. Benar apa yang dikatakan Alvaska tapi pria itu lebih jahat karena memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan tubuhnya. Air mata Serena keluar membasahi pipi. Ia menangis di dalam kamar.
"Nak, udah makan belum?" suara sang ibu membuat Serena menghentikan tangisannya. Ia menghapus air matanya. Ibunya tidak boleh tahu kalau ia menangis. Nanti ibunya jadi sedih, kalau tahu masalah apa yang ia hadapi.
Ternyata begini rasanya memiliki masalah tapi kita tak bisa cerita ke manapun. Kita hanya bisa memendamnya seorang diri. Sakit sekali rasanya. Ingin rasanya Serena bercerita, namun ia hanya bisa menahan semua ini.
Serena berdiri, kemudian membuka pintu untuk ibunya. Ia tersenyum manis seolah tidak ada yang terjadi apa-apa.
"Udah makan siang belum?"
"Belum, Bu."
"Makan dulu, Habis itu ke ruang kerja tuan, katanya kamu di suruh beresin buku-buku di sana." Mendengar itu Serena jadi lesu. Ia sangat tidak ingin bertemu dengan Alvaska. Ia benci pria itu. pasti pria itu menyuruhnya karena ada maunya, bukan hanya untuk membersihkan ruangan itu. karena ia sudah membersihkannya dua hari yang lalu.
"Iya, Bu."
Sekarang Serena tidak bisa berbuat apa-apa. Semoga saja Alvaska tidak melakukan sesuatu yang buruk padanya.
***
Serena melangkah pergi ke ruang kerja Alvaska. Tiba di sana, ia mendapati Alvaska sedang duduk sambil memandanginya. Pria itu terlihat seperti taka da dosa sama sekali atas apa yang telah ia lakukan. Serena diam-diam mengepalkan tangannya menahan untuk tidak marah.
"Gimana ponsel yang saya kasih, baguskan?"
"Saya nggak suka."
"Kenapa?" tanya Alvaska. Ia tidak terima mendengar perkataan Serena. biasanya perempuan yang ia kasih barang itu pasti akan senang. Bahkan akan langsung menurut dan tergila-gila padanya.
"Saya cuma mau ponsel saya yang dulu." Serena lebih suka handphone lamanya. Dibanding yang sekarang. Karena ponsel itu ia jadi bulan-bulanan di sekolah. Semua orang jadi menatapanya seperti seorang pelacur.
"Oh, ponsel butut kamu, apa bagusnya dari pada ponsel yang saya kasih."
Perkataan itu membuat hati Serena tersakiti. Memang ya kalau jadi orang miskin pasti akan dihina seperti ini. Ia tahu ponselnya butut, ketinggalan zaman, tapi ia beli semua itu pakai jerih payah dirinya sendiri. Dan ia banggaka akan hal itu.
"Gara-gara ponsel yang tuan kasih, saya jadi omongan satu sekolah. Mereka menghina saya. Mereka bilang kalau saya itu simpanan om-om. Tuan nggak akan tahu rasa sakitnya." Serena menangis sambil mengatakan itu. Namun bukannya sedih melihat Serena. justru Alvaska tersenyum mendengarnya. Itulah yang ia harapkan. Ia sennang akhirnya Serena menderita karena dia.
"Kamu memang simpanan saya, kamu lupa apa yang telah kita lakukan seminggu yang lalu."
Licik
Kejam
Dan tidak berprikemanusian.
Serena membenci pria itu. bisa-bisanya Alvaska berkata seperti itu atas apa yang telah ia perbuat pada dirinya. Memang pria itu tak punya hati kejam. Serena tak habis pikir. Di mana hati Nurani pria itu? merendahkannya seperti itu. padahal dirinya seorang wanita.
"Menangis saja nggak usah ditahan. Saya memang sengaja melakukan itu sama kamu biar kamu nangis."
Brengsek! ingin rasanya Serena memukul kepala pria itu. ia hanya bisa menatap pria itu tajam. Matanya berkaca-kaca. Bahkan air matanya keluar membasahi pipi. Ia menahan untuk tidak terisak. Ia tidak boleh terlihat lemah.
"Tuan kejam sekali sama saya. Saya salah apa sama tuan? Kenapa tuan seperti membenci saya? Kenapa tuan tega melakukan hal ini pada saya?"
"Salah kamu terlahir dunia ini."
Alvaska yang tadi duduk, kini berdiri ia mendekat ke arah Serena. Ia hari ini senang sekali ketika tahu kalau Serena sedang menderita. Ia memang membiarkan Mila menyebarkan gosip itu. namun ia tidak akan membiarkan Mila jika sampai menyebarkan foto-foto Serena. Mereka berdua saling berhadapan, Alvaska memegang dagu milik Serena lalu ia menatap wanita itu dengan tajam, muncul sebuah seringai di bibirnya.
"Saya tidak akan puas sebelum melihat kamu menangis Serena. Menangis saja saya mau melihatnya."
Tak tahan lagi Serena menangis. Ia merasa Alvaska adalah seorang iblis. Pria itu kejam sekali. Ia diperlakukan seperti wanita rendahan yang tak punya harga diri. Ia berjanji suatu saat nanti ia akan pergi dari rumah ini dan membawa ibunya. Ia tak ma uterus bergantung pada keluarga ini.
Melihat Serena yang menangis membuat Alvaska senang. Entahlah ia suka sekali melihat wanita itu menangis sambil terisak-isak. Dan Serena lebih terlihat sangat cantik ketika menangis seperti itu.
Hal itu juga yang membuat Alvaska ingin menyentuh Serena. tanpa aba-aba ia langsung mencumbu bibir manis milik Serena.
***
SEPERTI BIASA HIDDEN PART 15 ADA DI KARYA KARSA
MENGANDUNG ADEGAN DEWASA
Link : https://karyakarsa.com/wgulla/trapped-with-the-boss-hidden-part-15-21
***
Gimana cerita ini?
Lanjut or no?
Spam 1 buat lanjutt
100 komen baru lanjut yaaa
follow instagram aku wgulla_
gulla
istri sahnya jaehyun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top