08 - With Alvin
Gimana kabar kalian?
Suka nggak sama cerita ini?
Kalau bagus bisa tag di instagram aku @wgulla_
Love dulu buat part ini
****
Serena berada di dalam kamar, ia menghembuskan napas lega karena berhasil keluar dari kandang pria itu. Kalau ia lama-lama di sana bisa saja hal yang tak diinginkan terjadi. Tadi saja ia berciuman denngan pria itu. Ia bisa gila kalau mengingat ciuman pertamanya yang direbut oleh pria itu. Namun bukannya minta maaf pria itu malah mengatakan kalau ciuman itu tidak sengaja dan tidak ada artinya. Hal itu membuat Serena marah dan dendam pada pria itu.
"Memang berengsek tuh cowok!!"
"Lo juga Serena ngapain pakai acara nikmatin ciuman dia segala, dasar bodoh!!!" Serena berulang kali membodohi dirinya. Ia menyesal telah melakukan itu, ia harus mengontrol dirinya lebih baik lagi. Agar tidak terulang kejadian seperti ini. Seharusnya ketika Alvaska menciumnnya, ia memukul pria itu.
Bukan hanya itu, handphonenya juga tidak ada di sana. Pria itu juga bilang kalau tidak menemukan ponselnya di kamar. Feeling Serena kalau ponselnya ada di pria itu malah kuat. Ia yakin pasti ponselnya terselip di sana. Ia harus mencari cara agar bisa menyelinap ke kamar itu. Ia akan mencari ponselnya ketika Alvaska tidak ada di sana.
"Sayang, udah selesai bersih-bersih, nya?" suara ibu Serena terdengar di balik pintu.
"Udah, Bu."
"Makan siang dulu, Ibu sudah masak buat kamu."
"Iya, Bu. Serena mau ganti baju dulu, Bu."
Serena terdiam, ia tidak bisa mengatakan pada ibunya kalau ponselnya hilang. Pasti ibunya akan sedih. Ia juga tak ingin ibunya kebingungan mencari uang untuk membelikannya ponsel. Ia akan mencari sekali lagi ponselnya, kalau tidak bisa juga, ia akan menabung lagi untuk membeli ponsel baru.
***
Hari yang ditunggu tiba, Serena sudah berada di halte menunggu Alvin menjemputnya. Meski mereka tak bisa berhubungan, tapi ia sudah berpesan pada Alvin kalau jam tiga mereka bertemu di halte dekat rumahnya. Benar saja ketika ia tiba di Halte, Alvin sudah duluan berada di sana. Ia tak menyangka kalau Alvin akan datang lebih dulu.
"Kamu cepet banget nyampenya? Kamu udah nunggu dari lama?" tanya Serena.
"Baru lima menit kok di sini." Padahal Alvin sudah datang tiga puluh menit lebih awal dari jam janjian mereka. ia sudah tidak sabar bertemu dengan Serena, maka dari itu ia datang lebih dulu.
"Aku kira udah lama, Syukur deh, nggak enak aku kalau kamu nunggu lama." Serena tidak mau Alvin menunggunya terlalu lama. Terlebih ia tak memiliki ponsel untuk berkomunikasi, kasian Alvin.
"Kaki kamu udah mendingan?"
"Udah, kok."
"Bagus." Kemudian Alvin mengelus pucuk kepala Alvin. Hal itu membuat Serena terdiam. Baru kali ini Alvin melakukan itu. hanya saja Alvin terlihat seperti biasa saja melakukan hal itu padanya. Entahlah Serena merasa kalau ada yang berbeda dari Alvin. Namun ia tidak mau terlalu banyak berpikir, jadi ia mengabaikan itu.
"Ayo berangkat, udah nggak sabar nonton sama kamu." Alvin memina Serena untuk naik ke atas motornnya.
"Siap Kapten."
Kemudian mereka naik ke atas motor untuk pergi ke bioskop. Alvin sudah menunggu lama untuk ini. Biasanya Serena sulit sekali diajak jalan. Maka dari itu ia bersyukur akan hal ini. Sebanarnya ia juga ingin menyatakan cinta pada Serena. Ia sudah menyiapkan hal ini. Semoga saja ia berani mengatakan hal ini pada Serena.
***
Alvaska tidak akan membiarkan Serena pergi dengan Alvin berdua. Ia berencana akan pergi ke bioskop yang mereka datangi. Manfaat ia memiliki ponsel Serena, salah satunya adalah ini. Ia tidak sendiri, tapi ia mengajak sahabat sekaligus sekertarisnya.
"Lo serius mau nonton di bioskop ini? Biasanya kalau lo mau nonton pasti di bioskop yang vip itu." Rangga merasa kebingungan karena bossnya itu mau menontonn bioskop, ditambah lagi film romantis. Biasanya bosnya itu penyuka genre horror atau action. Sikap Alvaska membuatnya bingung. Apa yang sebenarnya terjadi pada Alvaska? Tidak seperti biasanya. Sepertinya ada yang disembunyikan pria itu darinya. Ia akan mencari tahu nanti. Alasan kenapa Alvaska repot-repot melakukan hal ini.
"Udah diem jangan berisik."
"Aneh banget lo, lebih aneh lagi ngajak gue nonton romance. Gue masih normal bjir, kalau nanti kita berdua masuk nonton sebelah-belahan dikira pacarana gimana?" Rangga rasa otak Alvaska sudah rusak. Tidak mungkin, kan Alvaska mau mengajaknya berkencan? Kalau ia pasti Alvaska sudah gila.
"Diemm, lo mau ikut atau mau gue pecat?" ancam Alvaska.
"Iya."
Rangga hanya bisa pasrah, sekarang mereka di dalam mobil. Rangga tidak tahu alasan utama Alvaska ke bioskop adalah untuk mengawasi sosok Serena. Alvaska merasa tidak suka kalau Serena akan berkencan seharian dengan si Alvin-Alvin itu.
***
Alvin dan Serena sudah berada di bioskop. Mereka membeli tiket, awalnya Serena sudah memberikan uang pada Alvin, tapi di tolak. Katanya biar Alvin saja yang membayar. Serena tak enak hati, tapi mau gimana lagi, berdebat sama Alvin tidak akan menang.
"Kamu duduk di sini, biar aku beli pop corn sama minum." Alvin menyuruh Serena untuk duduk di salah satu kursi tempat untuk menunggu. Karena hari libur, bioskop terlihat ramai, banyak sekali pengunjung yang datang. Banyak juga pasangan atau keluarga bersama anak mereka menonton. Serena jadi teringat ibunya, ia tidak pernah membawa ibunya ke sini. Suatu hari nanti kalau ia ada uang, ia akan membawa ibunya ke sini. Pasti ibunya akan senang, karena bisa ke tempat ini.
"Nggak usah repot-repot, alvin." Serena tak enak hati, karena Alvin yang mentraktirnya terus.
"Udah diam aja di sini, okay? Aku nggak suka di protes."
Serena hannya bisa diam menunggu Alvin. Mereka menonton Ancika, karena film itu sedang viral. Dari pada nonton Horor, Serena tidak suka. Tak lama kemudian Alvin datang membawa pop corn dan minum. Melihat itu Serena merasa kalau Alvin begitu perhatian padanya. Tidak hanya di sekolah tapi di luar juga. Pria itu tersenyum manis padaya, seakan bahagia.
"Maaf ya, ngerepotin kamu terus."
"Santai kayak sama siapa aja."
"Ayo nonton, keburu mulai filmnya." Alvin kemudian menggenggam tangan Serena. Hal itu membuat Serena terkejut, namun ia membiarkan Alvin menggengam tangannya. Mereka masuk ke dalam studio yang filmnya akan baru di mulai.
Ternyata tak jauh dari sana tanpa di sadari kedua orang itu. ada Alvaska dan Rangga. Alvaska sedari tadi mengamati hal itu, ia tidak suka melihatnya. Ia merasa mual dan jijik. Ia benci melihat hal tadi, terlebih senyum yang mengembang di wajah Serena. Ia benci melihat Serena bahagia. Ia akan membuat senyum itu lenyap dan berganti air mata. Lihat saja nanti, ia akan melakukan itu.
"Ngeliatin siapa, boss?" tanya Rangga.
"Bukan urusan lo."
****
Gimana cerita ini?
Lanjut or no?
Spam 1 buat lanjutt
100 komen baru lanjut yaaa
follow instagram aku wgulla_
gulla
istri sahnya jaehyun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top