06 - Alvaska's room


Gimana kabar kalian?

Suka nggak sama cerita ini?

Kalau bagus bisa tag di instagram aku @wgulla_

Love dulu buat part ini

PLISSS DONG MINTA KOMENNYA SEPI BANGET CERITA INI HIKS

****

Setelah mendapatkan perintah dari Alvaska untuk membersihkan kamarnya, Serena langsung bergegas ke dalam kamar. Jantungnya tak henti berdebar. Entahlah ia merasakan firasat yang buruk. Mungkin karena ia bermimpi yang aneh-aneh waktu itu. ia harus biasa saja, tidak mungkin juga Alvaska mau melakukan hal seperti itu padanya.

Serena sekarang hanya bisa pasrah, tiba di dalam terlihat sosok Alvaska sedang berdiri di depan lemari. Sepertinya pria itu sedang memilih pakaian. Serena yang membawa alat bersih hanya bisa diam.

"Ah, kamu sudah datang, tolong ganti seprai dan bersihkan kamar saya. Saya mau mandi." Pria itu terlihat biasa saja tidak canggung berbeda dengan Serena yang berusaha menormalkan napasnya. Ia takut kalau nanti ia melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan.

"Baik, Tuan."

"Cepet kerjakan, saya selesai mandi harus sudah kelar, saya capek mau istirahat." Seperti biasa Alvaska masih menjadi pria yang ditaktor. Pria itu suka semena-mena dan memerintah dengan semaunya.

"Iya, Tuan."

Kemudian Alvaska masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Serena mulai membersihkan kamar ia merapikan barang-barang yang berantakan lalu ia menyapu. Selesai menyapu, Seerena naik ke atas tempat tidur. Ia mengganti sarung bantal dan guling dengan yang baru. Lalu ia mengambil seprei yang kotor itu, ia naik ke atas kasur merapikan kasur dengan seprai yang baru.

Disaat itu juga ponselnya berbunyi. Serena mengambil ponselnya, ternyata ada telpon dari Alvin. Mau tak mau Serena mengangkatnya, karena Alvin selama ini selalu membantunya di sekolah jadi ia tak bisa mengabaikan Alvin.

"Halo, ada apa, Al?" tanya Serena.

"Kamu udah sembuh? Kaki kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Alvin. Ia khawatir, karena kaki Serena sakit.

"Udah kok, aku udah bisa jalan, udah bisa kerja, kamu nggak usah khawatir." Serena berusaha menenangkan Alvin. Ia tidak mau Alvin terlalu berlebihan khawatir padanya.

"Syukurlah, aku kira kamu kenapa-napa."

"Enggak kok."

Kemudian panggilan dimatikan, Serena hanya menggelengkan kepala dengan tingkah Alvin yang terlalu berlebihan padanya. Padahal ia hanya keselengkat, kakinya keseleo bukan patah. Sikap Alvin seperti pacar saja. Serena tertawa tanpa sadar.

Namun disaat itu juga tiba-tiba Alvaska muncul tanpa pakaian hanya menggunakan handuk. Hal itu membuat Serena terkejut. Ia langsung menghadap ke belakang karena melihat Alvaska yang terlihat dada bidangnya. Sedangkan pria itu biasa saja, seperti tidak ada beban melakukan hal itu di depannya. Serena menelan ludah gugup. Terekam jelas di pikirannya, dada bidang pria itu, lalu perutnya yang six pakcs bukan hanya itu ada beberapa tetes air yang membuat Alvaska terlihat seksi.

Serena jadi teringat kejadian semalam, di mana ia bermimpi di cium dan di sentuh oleh Alvaska. Ia juga ingat semalam ia menyentuh dada itu bahkan menciuminya. Rasanya Serena mau gila jika ingat itu.

"Kamu kenapa?" pertanyaan itu membuat lamunan Serena buyar, ia langsungg gugup. Ia takut kalau Alvaska tahu apa yang ia pikirkan. Alvaska tidak boleh tahu apa yang ia pikirkan.

"Enggak kenapa-napa tuan, cuma kaget aja." Dalam hati Alvaska mentertawakan perkataan Serena. Ia tahu kalau Serena sedang salah tingkah karena melihat tubuhnya yang seksi ini. Pipiya merona merah, jantungnya berdegup dua kali lipat.

Kenapa harus pakai acara telanjang di depannya?

Bikin grogi aja.

Serena rasa ia tak sanggup lebih lama lagi di sini. Kakinya bahkan gemetar, semoga ia sanggup berdiri.

"Oh, kirain kenapa. Sudah selesai ganti sepreinya?" tanya Alvaska.

"Sudah tuan, kalau begitu saya permisi mau keluar." Serena dengan tergesa-gesa keluar dari kamar. Ia bahkan sampai lupa ponselnya yang tertinggal di kasur pria itu. Serena hanya ingin segera pergi. Ia tidak ingin terlalu lama di sana, ia takut jika ia lama di sana maka tidak aman untuk kewarasannya.

Alvaska senang karena berhasil mengerjai Serena. Ia memang sengaja menyuruh Serena merapikan sepreinya ketika ia sedang mandi. Ia ingin melihat reaksi Serena melihatnya telanjang dada. Ternyata seperti yang ia mau, gadis itu terlihat salah tingkah dan merona. Alvaska kemudian duduk di ranjangnya, matanya mengernyit melihat sebuah ponsel. Ini bukan miliknya berarti milik Serena.

Entah kenapa ketika ia membuka ponsel tersebut, ada sebuah pesan masuk dari seorang pria yang bernama Alvin. Membaca nama itu membuat rahang Alvaska mengeras. Ia tahu Alvin ini pasti cowok yang mengantar Serena pulang waktu itu. bisa-bisanya cowok itu menghubungi Serena.

Karena tidak dikunci Alvaska membuka pesan itu. Ia terkejut membaca pesan yang dikirim Alvin.

---Alvin

Jangan lupa besok kita nonton, ya!!!

See you...

'Ah, jadi mereka berdua mau nonton.' Alvaska bergumam dalam hati. Ia tidak akan membiarkan kedua anak muda ini bahagia. Khususnya Serena ia tidak akan membiarkan Serena memliki masa muda yang indah. Lihat saja nanti.

Alvaska bertekad menyembunyikan ponsel Serena. Jika gadis itu mencarinya ke sini, ia akan mengatakan kalau tidak menemukan apapun di sini.

Licik,

Jahat.

Ia tak peduli.

Dipikirannya hanya satu membuat Serena menderita hanya itu saja.

***

Serena bernapas lega, karena ia bisa keluar dari neraka milik Alvaska. Lama-lama ia bisa gila, kalau berhubungan dengan tuannya itu. apa maksudnya coba tadi keluar dari kamar mandi cuma pakai handuk aja? Perasaan tadi bawa pakaian masa keluar tinggal handuk aja. Memang aneh sekali pria itu. Serena tak habis pikir.

Ia menaruh seprei kotor di dalamm mesin cuci, ia langsung mencucinya. Disaat itu juga ia teringat pesan Alvin yang belum ia balas. Ia kemudian mengambil ponsel dari sakunya, ia meraba kantongnya tapi tak menemukan handphonenya, ia jadi panik saat teringat ia meninggalkan ponselnya di ranjang Alvaska, karena terkejut melihat pria itu telanjang tadi.

Bagaimana ini?

Apa ia harus masuk ke dalam kamar pria itu lagi untuk mengambilnya? Jangan! Kalau ia masuk ke sana kalau ia diapa-apain bagaimana? Ia harus mengguakan cara yang lebih halus.

Tapi bagaimana kalau hp tersebut tidak ada di sana.

Semoga aja ada di sana. Ia yakin 100 persen kalau ponselnya tertinggal.

"Gimana ini, pakai acara ketinggalan segala?" Serena panik. Ia harus mendapatkan ponselnya apapun yang terjadi.

"Mana hpnya nggak dikunci passwordnya."

"Bisa mati aku!! jangan sampai tuan alvaska baca pesan aku." Serena menyesal tidak pernah menggunakan kata sandi untuk ponselnya. Ia begitu karena ia pelupa. Sekarang malah hpnya tertinggal.

Setelah selesai mencuci pakaian nanti. Serena akan menemui Alvaska dan menanyakan prihal ponselnya yang tertinggal. Jangan sampai ponselnya dibuka-buka oleh tuannya itu. alvaska selama ini jahil padanya, maka dari itu ia takut kalau nanti pria itu menggunakan apapun yang berada di ponselnya untuk mengerjainya.

Serena menghela napas, ia berdoa dalam hati agar ponselnya kembali.



****

Gimana cerita ini?

Lanjut or no?

Spam 1 buat lanjutt

100 komen baru lanjut yaaa

follow instagram aku wgulla_

gulla

istri sahnya jaehyun

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top