03 - Night with you
Gimana kabar kalian?
Suka nggak sama cerita ini?
Kalau bagus bisa tag di instagram aku wgulla_ yaa
Love dulu buat part ini
Cerita ini agak kejam kejam banget cowoknya jadi siapin hati yaaa....
****
Pukul dua belas malam Serena terbangun. Tenggrokannya haus, ia bangun. Lalu ia mendapati di nakas tak ada air. Haruskah ia ke dapur utama? Kamar ibunya di sebelah, berbeda dengannya. Serena bangun dari tempat tidur, ia berjalan keluar dari kamar sambil membawa gelas yang biasa ia gunakan untuk minum.
Serena pergi menuju ke dapur utama. Karena sudah malam, rumah sepi. Lagi pula rumah ini hanya ditempati oleh Alvaska. Ayah dan mama tiri atau adik tiri Alvaska tidak tinggal di sini. Mereka tinggal secara terpisah.
Serena hanya tau kalau hubungan keluarga ini kurang dekat. Alvaska terlihat membenci adik tirinya. Entahlah karena apa, mungkin Alvaska tidak ingin posisi ibunya digantikan oleh orang luar. Serena melangkah hati-hati, ia berjalan memasuki dapur yang gelap namun terlihat dengan sedikit penerangan.
Sampai di dapur, ia langsung menaruh gelas. Lalu mencari air minum itu. Ia menuangnya di gelas. Terdengar bunyi air yang jatuh ke gelas.
"Serena?" panggilan itu membuat Serena merinding.
Siapa lagi kalau bukan suara Alvaska. Lampu yang tadi mati tiba-tiba menyala. Serena berbalik, hingga tubuhnya saling berhadapan dengan Alvaska. Ia terkejut mendapati pria itu berada di deppannya. Mata pria itu menatapnya tajam. Intens dari atas sampai bawah. Hingga Serena menyadari ia hanya mengenakan tank top dan celana pendek. Tanpa sadar Serena langsung menutupi bagian atas tubuhnya dengan ke dua tangnnya. Ia menunduk tak berani menatap pria itu. Ia ingin berbalik membelakangi tuanya itu, namun ia takut kalau ia dibilang tidak sopan.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Alvaska.
Biasanya Alvaska belum pulang, jadi ia agak terkejut karena berpapasan. Bodohnya lagi ia mengunakan baju yang seksi menggundang dan memperlihatkan bagian tubuhnya yang sudah mulai tumbuh dan membesar terlihat seksi apalagi di mata pria.
"Maaf tuan, saya haus mau ambil minumm." Serena mengatkaan itu sambil menunduk, suaranya terdengar takut.
Alvaska mencincingkan matanya, alisnya terangkat. Ia suka disaat Serena terpojok seperti ini. Gadis itu terlihat tak berdaya dan tak bisa melakukan apapun. Tanpa sadar sebuah seringai tertarik ke atas di bibir Alvaska. Ia ingin melakukan sesuatu pada gadis itu.
"Menurut kamu sopan berpakaian seperti itu di depan saya?" perkataan Alvaska yang begitu tajam membuat Serena menelan ludah gugup. Ia tahu ia salah tidak seharusnya ia berpakaian seperti ini.
"Kamu berniat menggoda saya?"
Serena langsung menggelengkan kepalanya. Ia tidak punya pikiran sampai ke situ. Yang ia pikirkan hanyalah ia ingin pergi ke dapur, lalu minum karena ia sangat haus. Ia tidak berniat untuk menggoda Alvaska bahkan ia tak berpikir kalau Alvaska akan pulang.
Melihat Serena yang ketakutan membuat Alvaska senang. Itu seperti hiburan tersendiri baginya. Ia suka dengan Serena yang tidak berdaya. Kalau bisa gadis itu sampai takut dan tak berani macam-macam dengannya. Alvaska masih ingat dengan janjinya yang ingin membuat hidup gadis itu menderita. Ia akan menghancurkan gadis itu di dalam genggamannya.
Serena terlihat seperti anak kucing yang baru lahir. Begitu lemah dan rapuh, bisa ia hancurkan dengan kepalan tangannya kapanpun. Alvaska tidak sabar menantikan hal itu.
"Enggak Tuan, saya hanya mau minum, sumpah saya tidak bohong." Serena mengatakan itu dengan jujur. Lagi pula untuk apa ia menggoda pria itu.
"Benarkah?"
"Iya Tuan, buktinya ini saya bawa gelas," ucap Serena.
Melihat Serena yang begitu polos membuat Alvaska menatap gadis itu lekat-lekat. Pakaian gadis itu terlihat begitu terbuka membuat sesuatu yang di bawah sana terbangun. Membayangkan apa yang tersembunyi di balik pakaiann yang dikenakan Serena membuat Alvaska bergairah. Jakunnya naik turun. Wajahnya memerah karena gairah. Awalnya ia ingin menggoda Serena justru yang terjadi sebaliknya, ia malah tergoda. Ia malah bergairah.
"Kamu tiddak bohong?"
Terdengar suara langkah. Serena tersudut di belakang kulkas, ketika Alvaska melangkah mendekatinya. Ia panik karena jarak mereka sangat dekat. Jantung Serena ikut berdebar disaat tubuhnya berdekatan dengan Alvaska. Tidak ada jarak yang memisahkan mereka. Bahkan ia bisa merasakan gemuruh napas pria itu di lehernya. Membuat tubuh Seerena bergetar, ia merinding. Alvaska seakan sengaja membuatnya gemetar dengan hembusan napasnya.
"Bener tuan, saya Cuma mau minum."
"Menurut kamu apa yang akan laki-laki dewasa lakukan, kalau melihat seorang perempuan seksi di hadapannya?" pertanyaan Alvaska membuat Serena tambah takut. Ia tidak takut jikalau Alvaska melakukan hal yang aneh-aneh padanya.
Sebuah tangan terasa mengelus rambut Serena. Ini kali pertama Serena merasakan sebuah sentuhan dari tuannya itu. tubuhnya jadi panas dingin ketika tangan Alvaska membelai tangannya. Entahlah perasaan apa ini, terlebih disaat hembusan napas dari Alvaska yang semakin membuat Serenan merinding.
"Tuan, maaf."
Malam ini di mata Alvaska Serena terlihat cantik. Rambutnya di ikat tinggi hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih. Membuat bibir Alvaska ingin mengecupi leher putih itu. Alvaska jadi bergairah karena melihat Serena memakai pakaian seperti itu.
Kemudian Alvaska teringat akan kematian ibunya. Ia yang tadi ingin mencium Serena, ia hentikan. Napasnya naik turun menahan gairah. Ia tidak boleh lengah dan mengabaikan dendamnya. Jika ia tergoda oleh Serena, ia akan menjadi lemah dan melupakan dendamnya.
"Pergi atau saya akan mencium kamu di sini." Alvaska berbisik meminta Serena untuk pergi, sebelum nafsu menguasai dirinya.
Mendengar perkataan pria itu, Serena langsung lari meninggalkan pria itu sambil membawa gelas yang dia pegang sedari tadi. Ia tidak memyiakan kesempatan itu. Serena kembali ke kamarnya dengan deru jantung yang berdebar kencang. Ia seperti lari dari kejaran setan. Menurut Serena tadi merupakan hal paling horror yang pernah ia temui. Bersama Alvaska terasa menakutkan.
Serena langsung mengunci pintu kamar. Lalu ia duduk dan menaruh gelas di nakas. Napasnya naik turun.
"Apa yang terjadi tadi?"
"Bodoh!!! Kenapa juga aku berani keluar pakai baju kayak gini?" terlebih dadanya terlihat besar di balik tank top yang ia gunakan. Pantas saja Alvaska melihatnya dengan tatapan bergairan seperti tadi. Pria itu seakan ingin menerkamnya.
"Hampir aja, sesuatu yang buruk terjadi. Kalau tuan sampai cium aku." Serena merinding membayangkan hal itu. jujur ini pengalaman pertamanya, ia hanya tahu dari novel yang ia baca. Jadi ketika ia berada di posisi ini rasanya sangat merinding. Ia seperti boneka yang tak bisa bergerak, hanya gemetar ketakutan.
"Udah ah jangan mikir aneh-aneh, mending aku tidur."
Serena kemudian berbaring di tempat tidur. Ia memenjamkan matanya berharap apa yang terjadi tadi menghilang dari ingatannya. Baginya tadi adalah hal paling menakutkan yang pernah terjadi padanya. Tuannya hampir mencium dirinya.
****
///////HIDDEN PART 03 ADA DI KARYA KARSA
PART INI CUMA BERISI ADEGAN 21+++ JADI KALAU NGK BACA GPP
CUMA YANG MAU AJA... ANAK KECIL DI LARANG BACA YAAA/////////
linknya : https://karyakarsa.com/wgulla/trapped-with-the-boss-hidden-part-3-21
Link ada di bio akuuuu
****
Gimana cerita ini?
Lanjut or no?
Spam 1 buat lanjutt
100 komen baru lanjut yaaa
follow instagram aku wgulla_ yaaaa
gulla
istri sahnya jaehyun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top