Transmigrasi 24


_________________________________

Benar. Orang yang melakukan panggilan telepon itu Dave. Ilene segera mengangkatnya lalu mengucapkan berbagai macam sumpah serapah pada cowok itu, Ilene bahkan tidak segan memaki-maki Dave. Ia kesal sekali padanya, tidak peduli kalau sekarang pun sebenarnya Ilene menggunakan karakter aslinya. Masa bodoh kalau Dave akan kebingungan dengannya sekarang. Eve yang biasanya selalu bertutur kata lemah dan lembut, kini berani mengucapkan kata-kata kasar, bahkan sebelum mendengar alasan yang akan cowok itu berikan. Dave sih awalnya diam saja, ia mendengarkan semua yang Eve sampaikan sampai selesai, tidak berusaha satu kali pun mencegahnya atau memotong pembicaraannya. Sepertinya Dave sadar, kalau itu memang salahnya.

"Udah selesai keselnya?" Dave akhirnya berkesempatan untuk berbicara. Ia mengerti Eve mungkin sangat kesal karena seharian ini ia tidak bisa dihubungi.

Ilene diam saja, napasnya menggebu-gebu dan baru sadar kalau barusan ia sudah bersikap keterlaluan pada Dave, bahkan ia belum sempat mendengar alasan cowok itu.

"Maaf, aku kesel banget sama kamu."

Di seberang sana Ilene bisa mendengar kalau Dave terkekeh. "Aku baru pulang ke apartemen, hp-ku ketinggalan di rumah, sekarang baru balik. Habis ini mau ke luar lagi, Zein ada di rumah sakit. Kasihan dia nggak ada yang nungguin. Aku seharian ini ada di sana, maaf kalau mungkin bikin kamu panik."

Hah? Zein berada di rumah sakit?

Jadi bayangan dan prasangka Ilene tadi benar? Bahwa mereka berdua tidak bisa dihubungi karena terjadi sesuatu. Apakah parah kalau sampai Zein berada di rumah sakit seharian?

"Kalian nggak kecelakaan, kan?" Ia bertanya langsung pada poinnya.

Pertanyaan Eve jelas membuat Dave tertawa. Apa yang sebenarnya gadis itu pikirkan? Jauh sekali dugaannya dengan apa yang terjadi sekarang. Kalau begini, bagaimana mungkin Dave bisa menghilangkan perasaannya meskipun gadis itu tidak menyukainya? Dave akan terus menyukai Eve dan melihat sisi menggemaskannya jika khawatir seperti ini. Ah, kalau begini ia jadi paham mengapa Zein bertingkah sangat aneh ketika jatuh cinta terlalu dalam.

"Nggak ada masalah kok, kita juga nggak kecelakaan. Zein semalaman nggak pulang, ternyata dia minum-minum sampe pagi. Kondisinya sekarang nggak sehat karena terlalu banyak minum. Dokter juga bilang kondisi lambungnya parah karena kebiasaan minumnya itu. Sekarang udah nggak khawatir kan? Aku kasih tau kamu juga biar kamu bisa kasih tahu Devina. Kayaknya Zein butuh dia di sini sekarang. Kalau gitu, aku tutup telponnya ya, habis ini mau ke rumah sakit."

Ilene mengiyakan, lalu telepon terputus.

Wah, mendengar cerita dari Dave membuat Ilene terperangah. Zein benar-benar definisi bad boy yang sesungguhnya. Bagaimana bisa remaja yang masih berusia delapan belas tahun minum-minuman keras sampai lambungnya rusak? Itu namanya Zein sudah kecanduan tahap tinggi. Ilene bahkan tidak pernah melihat gambaran cowok nakal seperti Zein di dunia nyata. Biasanya, cowok nakal alias bad boy di sana hanya berupa anak remaja yang suka memberontak, dan seenaknya sendiri. Yang kata Alana bad boy di sekolahnya saja mentok hanya sering ketahuan bolos dan merokok. Zein bahkan sampai seperti ini hanya karena minum-minum tidak jelas.

Tapi untuk sekarang, bukan hal itu yang penting. Ia harus segera bertemu dengan Devina. Devina juga pasti khawatir dengan keadaan Zein sekarang. Gadis itu perlu tahu kalau Zein sedang tidak baik-baik saja. Mengingat pesan Dave juga yang bilang kalau Zein pasti membutuhkan Devina sekarang, jadi Ilene harus bergegas menghampirinya.

Maka dari itu sekarang Ilene bangkit dari kasurnya. Bergegas ke kamar mandi sebentar, lalu pergi ke depan meja riasnya. Kalau keluar begini tentu tampilannya tidak boleh seperti gelandangan. Jadi, Ilene mengoleskan sedikit bedak pada wajah Eve yang mulus, serta mengoleskan sedikit lipbam yang di tambahkan dengan sentuhan lipcream agar wajahnya tidak terlalu pucat, lalu keluar rumah.

Ia akan menjemput Devina sekarang menggunakan kekuatan Eve. Maksudnya kekuatan keluarga itu, alias menyuruh seorang supir mengantarkannya ke rumah Devina lalu pergi ke rumah sakit.

***

Devina yang dikabarkan oleh Eve kalau sebenarnya Zein berada di rumah sakit juga ikut bergegas mengganti baju. Eve juga mengatakan kalau mereka berdua akan pergi ke rumah sakit sekarang. Eve memang tidak mengatakan apa penyebab Zein berada di rumah sakit, katanya gadis itu akan menceritakannya nanti saat mereka berdua bertemu. Sekarang gadis itu sedang berada dalam perjalanan menuju ke sini untuk menjemputnya.

Zein ... Cowok itu ternyata tidak berubah. Devina memang sering mendengar kabar dari teman-temannya yang suka bergosip kalau Zein menjadi semakin nakal saat berpisah darinya. Cowok itu jadi sering membolos, sering ketahuan merokok, mulai ikut balapan liar lagi sampai jadi lebih sering pergi ke club malam. Devina juga tidak akan menyangka kalau putusnya mereka membuat Zein seperti itu. Sayangnya saat itu Devina tidak mau berusaha untuk memperbaiki segalanya. Ia rasa mereka berdua memang harus seperti ini, statusnya yang berbeda membuat Devina memantapkan diri untuk tidak akan pernah bersanding dengan Zein.

Tapi mengapa sekarang Zein kembali membuatnya goyah? Apa rasa yang ia punya berhasil mengalahkan semua ketakutannya? Bagaimana kalau Zein jadi seperti ini juga karena dia? Kalau Zein sampai kenapa-kenapa karenanya, untuk kali ini Devina tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Salahnya kenapa bisa dengan mudah mengungkapkan itu semua pada Zein kemarin. Harusnya Devina tetap diam saja seperti biasanya.

Terlalu lama tenggelam dengan pikirannya Devina sampai tidak sadar kalau Eve sudah berada di depan rumahnya. Supir gadis itu bahkan sampai turun dari mobil untuk menjemputnya. Jadilah Devina berlari kecil dan masuk ke dalam mobil Eve sembari terus meminta maaf pada supirnya. Eve yang melihat Devina begitu pucat pun langsung memeluknya. Ia mengerti gadis di dekapannya ini pasti khawatir sekali.

"Nggak usah khawatir, Zein masuk rumah sakit bukan karena kecelakaan, ataupun balap liar. Dia masuk rumah sakit karena lambungnya udah kena, akibat kebanyakan minum-minum. Kata Dave, cowok itu semalam nggak pulang tapi minum-minum sampai pagi, makanya kenapa kondisinya jadi kayak gini." Penjelasan Eve bukannya menenangkan Devina malah semakin membuatnya merasa bersalah.

Pasti Zein mabuk berat karena dirinya dan karena fakta yang baru saja cowok itu ketahui kemarin.

"Itu pasti karena aku."

Ilene mengutuk dirinya dalam hati. Kenapa sih, mulutnya tidak bisa menyaring kata-kata yang lebih baik agar gadis ini tidak menyalahkan diri sendiri. Ilene malah memperjelas kalau Zein sakit karena kebanyakan minum, pasti Devina menyalahkan dirinya sendiri dan menganggap kalau Zein mabuk karena dirinya.

Meskipun Ilene juga tidak tahu fakta yang sebenarnya seperti apa. Maksudnya Zein minum-minum sampai seperti itu karena apa? Tetap saja harusnya Ilene tidak berkata seperti itu padanya.

"Bukan karena kamu, kok. Kalau karena kamu nggak mungkin Dave minta aku buat bawa kamu ke sana. Katanya, Zein butuh kamu."

Sayang sekali, ucapan Ilene tidak membantunya mengurangi rasa bersalah.

***

Mereka sampai di rumah sakit setengah jam kemudian. Setelah membelah macetnya kota dalam dunia ini, mereka akhirnya sampai juga. Dave bahkan menunggu mereka di pintu masuk rumah sakit agar mereka tidak salah jalan. Ini salah satu rumah sakit terbesar di sini, salah langkah bisa-bisa mereka berdua tersesat.

"Zein nggak papa, kan?" Devina memberanikan diri bertanya pada Dave yang terlihat tenang-tenang aja.

"Nggak papa, kok. Anak itu cuma butuh istirahat aja. Kebanyakan minum, biasalah. Makanya kenapa lambungnya jadi rusak, tapi nggak parah kok, cuma butuh berhenti minum aja." Penjelasan Dave sekilas memang menenangkan Devina.

Tapi menyadari kalau Zein harus berhenti minum untuk sembuh membuatnya sadar kalau ternyata kondisi cowok itu sangat tidak baik. Kenapa semuanya bisa terjadi seperti ini, sih? Devina jadi semakin merasa tidak karuan.

"Makanya gue minta lo ke sini, soalnya Zein pasti lebih lo daripada gue," kata Dave saat mereka telah sampai di depan ruang rawat inap Zein.

"Gih, masuk. Dia belum sadar, sih, tapi kayaknya bentar lagi sadar kalau orang yang paling dia butuhin ada di sini."

Dave mendorong Devina untuk masuk. Sementara dirinya dan Eve menunggu di depan. Ada banyak hal yang ingin ia bicarakan berdua dengan gadis ini.


26 Juli 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top