Transmigrasi 23
_________________________________
Setelah berusaha menidurkan Zein dan ia kembali rebahan di kasurnya, Dave mendengar sesuatu yang aneh dari kamar Zein. Cowok itu sepertinya sedang muntah-muntah. Maka dari itu Dave segera pergi ke kamar Zein, melihat bagaimana kondisi Zein sekarang. Seperti yang ada di bayangannya, Zein muntah di sebuah kantong plastik yang entah ia dapatkan dari mana. Dengan telaten Dave memijat tengkuk Zein. Beberapa kali Dave pernah mengalami kejadian seperti ini, apalagi sejak putusnya hubungan mereka berdua. Namun Dave tidak menyangka kalau Zein kembali seperti ini lagi setelah mengetahui kebenarannya. Ia pasti sangat tersiksa mengetahui kalau dalang di balik semua yang mereka lalui adalah karena keluarganya sendiri.
Untungnya setelah itu, Zein kembali berbaring, sepertinya kondisinya tidak begitu baik. Maka dari itu, Dave memutuskan untuk berada di samping Zein. Jaga-jaga kalau anak itu kembali muntah. Dave bersikap seperti ini semata-mata karena Zein teman baiknya. Sudah sejak lama mereka saling berteman, tentu Dave akan melakukan apa pun demi membantu temannya. Syukurlah sepertinya Zein sudah lebih baik, Dave akan keluar ke apotik membeli sebuah minyak kayu putih dan mungkin obat yang bisa menghilangkan pengar karena mabuk. Sebelum meninggalkan Zein, Dave membetulkan posisi tidurnya. Meskipun sangat merepotkan saat Zein mabuk, Dave tetap ingin membantunya.
Namun sayang sekali, setelah Dave kembali dari apotik di bawah apartemennya, kondisi Zein jadi lebih buruk. Anak itu muntah berkali-kali, sampai tidak punya tenaga sekedar kembali ke kasur. Dan itu terjadi tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan enam kali di tambah sekali sebelum Dave datang. Jelas ia panik, Zein memang pernah semabuk ini tapi ia tidak pernah terlihat selemah ini. Kondisi Zein benar-benar di luar perkiraan Dave, ia kira dengan kembali ke rumah dan beristirahat sebentar kondisi temannya itu berangsur-angsur membaik, namun ternyata ia salah. Kali ini kondisi Zein sangat tidak baik. Entah berapa botol minuman yang ia tenggak semalaman.
Daripada membuat Zein semakin menderita, Dave segera membawanya ke rumah sakit. Tidak peduli apakah anak itu akan mengamuk ketika sadar nanti, untuk saat ini, kondisi Zein yang paling penting. Ia tidak ingin Zein kenapa-kenapa, makanya ia harus segera membawa cowok itu ke rumah sakit meskipun dengan susah-payah karena kondisi Zein yang sudah lemas.
Karena saking paniknya, Dave sampai lupa membawa ponsel. Yang ada di kepalanya saat itu hanyalah dompet.
***
Dave tidak masuk sekolah. Ilene tahu sejak awal masuk kelas kalau memang cowok itu tidak masuk sekolah, tidak tahu apa yang menyebabkan Dave tidak masuk sekolah hari ini, Ilene jelas menjadi uring-uringan karenanya. Selama berada di sini hampir sebulan lamanya, Ilene tidak pernah mendapati Dave izin satu hari pun, apalagi kali ini cowok itu sampai membolos. Ada apa sebenarnya? Apa yang sedang terjadi? Tidak mungkin Dave menghindarinya karena masalah kemarin bukan? Tadi pagi saja ia terlihat biasa saja, tidak ada sesuatu yang aneh darinya.
Tapi bisa jadi saat ini, memang ada sesuatu yang terjadi dan Dave tidak sempat mengabari siapa-siapa. Ah, kalau begini jadinya Ilene jadi begitu khawatir. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Dave. Walaupun sebenarnya Ilene orang asing yang tidak tahu menahu mengenai dunia ini, selama sebulan bersama dengan Dave membuatnya lebih dekat dengan cowok itu. Dan baru kali ini ia mengkhawatirkan seseorang, terlebih itu laki-laki.
Percuma sibuk sendiri dengan pikirannya, Ilene tidak menemukan satu pun jawaban. Dave berkali-kali ia hubungi dan sampai saat ini tidak ada jawaban. Maka dari itu, Ilene meminta Devina bertemu saat istirahat pertama. Ia ingin bertanya apakah Zein juga sama dengan Dave sekarang, membolos dan tidak bisa dihubungi. Kalau betulan Zein juga sama, berarti memang ada sesuatu yang terjadi di antara mereka. Semoga saja bukan sesuatu yang buruk, Ilene tidak tahu harus bersikap seperti apa kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih pada Dave.
"Kenapa?" Devina bertanya langsung ketika berada di depan Ilene yang terlihat begitu cemas.
"Dave nggak bisa dihubungi dari pagi. Hari ini juga dia pertama kali bolos. Aku takut terjadi sesuatu sama dia." Kali ini Ilene jujur, daripada khawatir kalau Dave akan marah, ia lebih khawatir kalau terjadi apa-apa pada Dave.
"Zein juga sama, sih. Dari kemarin dia nggak bisa dihubungi, hari ini juga bolos. Apa mereka bolos barengan?"
Tuh, kan. Apa yang Ilene curigakan betulan terjadi. Tapi tadi pagi, Dave masih bisa dihubungi, sih, tidak seperti Zein yang dari kemarin sama sekali tidak ada kabar. Apa sekarang mereka lagi barengan? Ilene juga tidak tahu jawabannya.
Dan selama istirahat itu mereka habiskan untuk memikirkan ke mana perginya Dave dan Zein.
***
Bahkan sampai Devina pulang ke rumahnya pun masih tidak ada kabar dari Zein. Ia sudah mengirimkan banyak sekali pesan pada cowok itu tapi tidak ada satu pun yang dibalas. Sebenarnya apa yang telah terjadi setelah mengantarkannya pulang kemarin? Pasti ada suatu hal yang Zein lakukan, namun ia tidak memberitahu siapa-siapa. Mengingat cerita dari Dave yang bahkan tidak tahu kalau mereka masih belum balikan, sudah pasti Zein belum menceritakannya pada Dave. Sebenarnya ke mana, sih anak itu? Mengapa susah sekali di hubungi padahal kemarin sudah berjanji kalau ia akan lebih baik lagi padanya.
Apa jangan-jangan Zein pergi ke rumahnya? Melabrak semua orang yang menjadi dalang di balik kandasnya hubungan mereka, lalu Zein diperlakukan secara tidak baik atau bahkan dipukuli sampai tidak berdaya dan teleponnya dibuang? Devina tahu skenario yang ada di dalam kepalanya terlalu berlebihan, tapi siapa tahu kalau itulah kejadian sebenarnya? Bisa jadi juga Zein dimarahi habis-habisan di rumahnya lalu tidak diperbolehkan bertemu dengan Devina lagi?
Memikirkan semuanya membuat kepala Devina pening. Mungkin sejak awal harusnya ia tidak lagi berhubungan dengan Zein. Meskipun Eve dan Dave berusaha sekuat tenaga membuat mereka berdua kembali bersatu, Devina harus menghalanginya. Tapi kemarin ia malah terbuai lagi dengan janji-janji Zein. Apa jangan-jangan Zein menghilang karena dirinya?
Bisa Gila Devina kalau terus memikirkan ini tanpa ada titik terang. Satu-satunya orang yang memiliki informasi lebih dalam mengenai Zein hanya Dave, dan sialnya cowok itu juga ikut menghilang. Kalau kata Eve, kemungkinan besar ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua, kalau menghilang secara bersamaan seperti ini. Dave juga bukan anak nakal seperti Zein yang sering sekali membuat onar, Dave cenderung seperti anak rajin pada umumnya. Cowok itu hari ini malah bolos untuk yang pertama kalinya, membuat segala sesuatunya memang mencurigakan.
Apa jangan-jangan mereka kecelakaan dan keadaannya sangat parah sampai menghilang seperti ini? Oke, pikiran Devina mulai melayang bebas tanpa bisa terkendali. Ia butuh informasi mengenai mereka berdua segera.
***
Di sisi lain, Ilene kembali memikirkan semua hal yang terjadi di sini. Selain Dave dan Zein yang menghilang, ia juga memikirkan bagaimana caranya kembali ke dunia nyata? Atau harusnya Ilene relakan saja semuanya dan tetap berada di sini. Sangat susah membuat mereka berdua balikan, apalagi jika sejak awal Zein sendirilah yang meminta Devina untuk menunggu kepastian darinya. Apakah itu berarti juga sama halnya dengan Ilene? Keberadaannya di sini hanya menunggu kepastian dari Zein.
Ah, betapa tidak menyenangkannya menunggu. Sebenarnya apa sih, yang sedang Zein rencanakan sampai membuat Devina harus menunggu dan sekarang malah hilang begitu saja. Sama halnya dengan Dave. Bisa-bisanya ia sekarang tidak bisa dihubungi seharian. Apa yang terjadi di antara mereka berdua? Tidak mungkin kalau mereka terlibat kecelakaan hebat lalu tidak sadarkan diri sampai sekarang bukan?
Memikirkan ini membuatnya stress sendiri. Tidak ada satupun rencana yang berjalan dengan lancar. Ia tidak bisa kembali ke dunia nyata, sekarang Dave menghilang, Zein juga belum memberikan kepastian pada Devina. Sebenarnya siapa sih yang mengirimnya ke dunia sangat tidak masuk akal seperti ini?
Di tengah carut marutnya pikiran Ilene, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Apa jangan-jangan itu Dave?
25 Juli 2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top