Transmigrasi 22
___________________________________
Dave memutuskan untuk membolos sekolah. Sedikit tidak peduli dengan apa yang akan terjadi setelahnya. Mungkin besok ibu dan ayahnya akan memanggil Dave untuk pulang, lalu dimarahi habis-habisan. Kalau bukan karena keadaan Zein sekarang, tidak mungkin Dave memberanikan diri menghadapi segala resikonya untuk datang ke sini. Zein memang sejak dulu karakternya tidak bisa diatur dan cenderung bersikap seenaknya sendiri. Dave mungkin berkali-kali mengatakan kalau Zein mengalami perubahan lebih positif sejak bertemu dan berpacaran dengan Devina, lalu ketika mereka putus Zein malah jadi orang yang semakin buruk dari sebelumnya. Salah satu yang terburuk adalah anak itu jadi tidak bisa lepas dari alkohol dan segala macam minuman yang memabukkan. Memang Zein Devinisi bad boy sejati.
Bukan tanpa alasan teman-temannya memberikan julukan seperti itu pada Zein. Sejak awal masuk sekolah saja ia sudah hampir di keluarkan. Kalau bukan karena pengaruh keluarganya yang kuat di sekolah ini, mungkin Zein benar-benar di keluarkan. Anak itu memang menjadi semakin tidak terkendali semenjak ibunya meninggal, ayahnya menikah lagi dan kakaknya kabur dari rumah. Hanya kenakalan yang bisa membuat Zein menghadapi kenyataan kalau ia benar-benar ditinggalkan. Anak itu sejak awal masuk sekolah sudah terkenal nakal. Ya ... Memang kebanyakan nakal ala remaja sih, merokok, membolos, tidak memenuhi aturan, sering mengajak guru bertengkar, macam-macam pokoknya.
Di luar sekolah pun, Zein sangat nakal. Pergaulannya cukup bebas meski tidak sampai menyentuh alkohol dan wanita. Menurut Dave, kalau di luar Zein lebih sering melakukan balapan atau minum-minum keras di beberapa club. Keluarganya pun akhirnya membiarkan apa pun yang cowok itu lakukan asal ia masih hidup, makanya kenapa Zein juga dibiarkan untuk hidup sendiri di apartemen ibunya.
Kembali lagi ke Zein, Dave sekarang sedang berusaha sampai secepat mungkin ke tempat di mana Zein berada menggunakan mobil. Tanpa Dave duga, ternyata semalaman anak itu memutuskan untuk mabuk dan minum-minum di tempat yang sama sekali Dave tidak tahu. Ternyata masih ada banyak hal yang coba Zein sembunyikan. Berdasarkan dari informasi yang Dave dapat, Zein saat ini menginap di salah satu club yang siangnya beroperasi sebagai hotel. Keadaannya tidak cukup kemungkinan untuk pulang karena mabuk berat. Maka dari itu Dave hari ini datang menjemput, meskipun harus mengorbankan sekolahnya, tidak masalah. Yang penting Zein bisa pulang dengan selamat.
Dan benar saja ketika sampai di kamar yang telah ditunjukkan, Dave bisa melihat kondisi Zein. Meskipun tidak separah saat cowok itu baru putus dengan Devina, keadaannya sekarang tidak bisa dibilang baik. Posisinya memang rebahan, bajunya tidak karuan, bau alkohol di mana-mana, bahkan ia menduga kalau Zein habis muntah mengingat baunya yang sangat tidak enak.
"Bangun nggak lo, heh!" Dave mencoba membangunkannya, namun nihil, Zein tidak mau bergerak, hanya bergumam.
Sepertinya Zein baru selesai minum subuh tadi makanya sekarang masih meracau tidak jelas.
Pada akhirnya Dave memilih untuk menggendongnya saja daripada kelamaan membuat Zein sadar. Tentu dengan bantuan orang yang tadi menginformasikan keberadaan Zein padanya. Zein memang merepotkan, tapi entah mengapa Dave selalu bersedia melakukan apa pun demi Zein. Cerita di antara mereka berdua begitu panjang untuk diceritakan, sekarang yang terpenting adalah membawa Zein pulang dengan selamat.
"Lo kenapa sampe kek gini lagi, sih? Bukannya kemarin udah balikan sama Devina? Kenapa kayak gini lagi?" Dave seolah berbicara sendiri setelah berhasil membawa Zein ke mobil dan menidurkannya di kursi penumpang.
Sekarang biarkan ia fokus menyetir agar mereka berdua sampai dengan selamat di rumah.
***
Zein juga tidak mengerti apa yang ia rasakan sekarang. Semuanya terasa menyesakkan, apalagi sejak mengetahui fakta bahwa apa yang Devina lakukan selama ini adalah akibat dari tekanan keluarganya sendiri. Zein sangat mencintai Devina, kalaupun banyak orang bilang cintanya hanya cinta monyet tapi tidak bagi Zein. Baginya, Devina benar-benar Devisini cinta yang ia mau. Segala macam yang ada dalam diri gadis itu Zein menyukai semuanya. Ia bahkan rela melepas semua kebiasaannya demi gadis itu nyaman berpacaran dengannya.
Zein tidak tahu kalau efek Devina sampai segininya pada hidupnya. Makanya kenapa ketika ia baru putus dari gadis itu, rasanya dunia seakan runtuh. Tidak ada yang membimbing Zein. Tidak ada yang mengarahkannya ke arah yang benar. Zein juga jadi tidak punya alasan untuk berhenti melakukan kenakalannya selama Devina ada di sisinya. Makanya waktu itu Zein berutal sekali patah hatinya. Ia bahkan sampai berhari-hari minum-minum hanya karena hatinya yang sakit akibat putus cinta. Zein benar-benar devinisi cinta mati pada Devina.
Dan mengetahui kalau ternyata keluarganya sendiri yang berperan besar membuat hati Zein hancur, Zein jadi patah hati lagi. Makanya kenapa kemarin ia meminta Devina untuk menunggunya, baru mereka akan kembali seperti dulu. Menunggu yang Zein maksud di sini adalah ia ingin membereskan semuanya pada keluarganya sendiri. Semalam, ia susah bertemu dengan kakeknya. Sudah jelas kalau beliau tidak terima apa yang Zein tuduhkan. Namun Zein lega sekali telah mengeluarkan isi hatinya pada laki-laki tua itu. Tinggal satu sebenarnya, Zein belum melabrak ibu tirinya yang ternyata berhati busuk itu. Namun Zein tidak menemukan alamat mereka yang pasti, makanya sampai sekarang emosi Zein tidak bisa tersampaikan dengan baik.
Maka dari itu kenapa Zein memutuskan untuk minum-minum malam ini, sepuasnya sampai pagi, karena rasa sakit di hatinya yang ditorehkan keluarganya begitu besar sampai-sampai Zein tidak bisa mengatasinya seorang diri. Hatinya sakit, dadanya sesak, kepalanya pusing karena menahan emosi yang begitu dalam. Dan ia butuh alkohol untuk menemaninya meredam rasa sakit itu, dan beginilah akhirnya. Zein keadaannya jadi seperti sekarang. Ia bahkan tidak sadar Dave yang membawanya keluar dari sana, dan mereka masih ada di mobil sekarang.
"Bajingan ... emang keluarga bajingan lo semua." Zein meracau. Dave mengabaikannya, ia sudah bisanya mendengar hal seperti ini dari Zein.
"Kalau tahu begini, harusnya mereka biarin gue mati waktu itu."
"Devina ... Sialan banget ternyata gue udah cinta mati sama cewek itu."
"Tapi mau balikan aja rasanya susah banget. Gue nggak bisa begini di depan dia."
Racauan-racauan itu akhirnya membuat Dave paham apa yang terjadi di antara mereka kemarin, dan kenapa mereka berdua akhirnya tidak balikan hari itu juga. Itu pasti karena Zein mau menyelesaikan itu semua terlebih dahulu. Ia ingin ketika balikan dengan Devina semuanya sudah beres dan tidak akan ada lagi yang menganggu hubungan keduanya. Ah, ternyata Dave bisa melihat sisi Zein yang seperti ini setelah sekian lama.
Cowok itu pasti sangat menderita selama ini. Dave juga tidak menyangka kalau Zein ternyata cowok yang seperti ini.
***
Dave akhirnya bisa menaruh Zein di kamarnya setelah bersusah payah membawanya dari parkiran ke atas ini. Ia memang sudah biasa direpotkan Zein ketika cowok itu mabuk seperti ini. Tapi ia tidak pernah melihat Zein yang begini. Zein yang meracau tentang keluarganya, Zein yang mengungkapkan semua sakit hatinya pada keluarganya sendiri. Dave belum pernah melihat Zein yang seperti itu, selama ini pasti Zein mabuk hanya karena Devina tapi sekarang ada alasan lain. Ah, kalau begini Dave jadi akam sering merasa iba pada teman dekatnya itu.
Keasikan memikirkan Zein, Dave bahkan sampai tidak sadar kalau sejak tadi Eve mencoba menghubunginya. Dan ketika melihat ponselnya, Dave bisa melihat banyak pesan yang dikirimkan oleh gadis itu. Kebanyakan sih isinya memang tidak jauh-jauh dari alasan mereka berdua belum balikan. Sepertinya Eve mengetahui hal ini dari Devina. Namun ternyata ada satu pesan yang bertanya mengenai ke mana perginya Dave hari ini sampai membolos sekolah?
Melihat pertanyaan seperti itu, hati Dave jadi menghangat. Ini pertama kalinya bagi Dave Eve mengkhawatirkannya seperti itu, sampai bertanya mengenai dirinya. Padahal biasanya gadis itu hanya membahas terkait Zein dan Devina. Kalau begini ceritanya, Dave bisa terus menyukai Eve.
Namun suara yang berasal dari kamar Zein membuat Dave panik lalu segera menghampirinya.
24 Juli 2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top