Transmigrasi 16


__________________________________

Pertanyaan Dave mengundang rasa penasaran Zein. Jujur, setelah menceritakan semuanya pada cowok itu, Zein merasa jauh lebih baik. Seolah ada sesuatu yang terangkat dari punggungnya. Sebenarnya salah Zein sendiri kenapa memutuskan menyimpan alasan mereka putus, padahal tidak ada salahnya memberitahu Dave, mengingat cowok itu merupakan orang yang sangat dekat dengannya. Meskipun tidak tahu apa yang sebetulnya melatarbelakangi Devina melakukan itu, Zein tetap memutuskan Devina. Ia terlanjur merasa sakit hati karena perkataan Devina. Padahal Devina sangat ia sayangi, tapi memang apa yang gadis itu ucapkan, terlalu keterlaluan baginya.

Zein masih sangat ingat, ketika Devina menyebut ibunya sengaja meninggalkan Zein karena keluarga Zein yang toxic, abangnya juga pergi dari hidupnya dengan alasan yang sama, jadi Devina menerima pernyataan cintanya hanya karena rasa kasihan. Katanya, kasihan Zein sendirian ditinggal semua keluarganya yang toxic. Mendengar hal itu tepat di depan matanya, Zein kalap. Ia merasa sangat marah, bukan hanya pada Devina tapi pada dirinya sendiri. Ia merasa kalau ia salah jatuh cinta pada orang lain.

Ah, lupakan. Memikirkan saat itu membuat kepalanya pening. Tapi jujur, tawaran Dave menarik. Selama ini ia belum mendengarkan bagaimana cerita dari sisi Devina. Meski kemungkinannya besar kalau cewek itu malah ternyata membuatnya terlihat sebagai tersangka, Zein tetap penasaran.

"Gimana? Mau dengerin nggak? Kalau nggak gue dengerin sendiri aja." Dave mengatakannya dengan tatapan menggoda. Coba kalau cowok di depan Zein ini tidak sungguhan dengan ancamannya tadi, Zein sudah pasti mempersilakan cowok itu keluar dari apartemen ini.

Dave sangat mengesalkan, meskipun begitu hanya cowok itu yang mau dan tulus menjadi temannya.

"Puterin aja. Anggep gue nggak denger." Zein berkata dengan nada datar.

"Ye, itu mah namanya lo mau dengerin. Makanya jangan makan gengsi, penasaran juga kan lo." Benar apa yang Zein bilang, bukan. Dave itu sangat mengesalkan.

"Tinggal puterin aja, sih."

Dave tertawa keras sebelum akhirnya memutar rekaman suara yang Eve kirimkan. Sebenarnya Dave juga tidak tahu apa isi rekaman suara itu, tapi sebelumnya memang Eve mengatakan kalau ia berencana merekam perkataan dan alasan putus mereka dari sisi Devina. Semoga saja Dave tidak salah memperdengarkan pada Zein. Sebelum memutar rekamannya, Dave melihat Zein masih asik dengan makanannya. Terlihat cowok itu seperti tidak peduli, tapi Dave yakin indra pendengarannya berubah menjadi super tajam sekarang.

Akhirnya, rekaman itu terputar. Rekaman yang lamanya sekitar lima menit itu menemani mereka yang tengah makan malam di tengah malam seperti ini. Dari menit pertama hingga menit selanjutnya Dave tidak melihat reaksi yang Zein timbulkan. Cowok itu terlihat tidak emosi, padahal rekaman suara sudah menunjukkan alasan sebenarnya dibalik tindakan Devina yang menyakiti hati Zein.

Bahwa benar, memang keluarganya sendiri yang mengancam Devina untuk putus dengan Zein. Keluarganya sendiri yang terlibat dalam permasalahan cinta Zein. Kata mereka, Devina tidak pantas menjadi pasangan Zein. Anak pembantu dan supir seperti Devina yang bisa bersekolah di tempat elit karena support dari keluarga Eve, tidak pantas bersanding dengan Zein, cucu dari konglomerat di daerah mereka. Lucu sekali, ternyata apa yang selama ini Zein kira Devina gadis yang hanya mengincar hartanya dan namanya, ternyata mengalami hal semacam ini.

Apa pula ancaman itu, mereka hanya menggertak Devina. Mereka tidak akan mungkin macam-macam dengan Zein, mengusir Zein dari apartemen milik mendiang ibunya? Mendepak Zein dari keluarga jika lebih memilih berpacaran dengan Devina? Alasan yang sangat sinetron sekali. Zein kira hal-hal seperti itu hanya ada di sinetron, ternyata hidupnya sendiri malah seperti itu.

Tangan Zein terkepal. Ia bahkan tidak lagi fokus dengan makanannya. Sungguh kalau bisa Zein akan datangi mereka semua sekarang. Tidak peduli apa yang akan terjadi nantinya, mengetahui kalau apa yang selama ini Devina alami di belakangnya membuat Zein sangat marah. Ia marah pada mereka semua yang membuat hubungannya jadi berantakan seperti ini. Seperti sia-sia sekali Zein membenci Devina beberapa waktu belakangan kalau ternyata awalnya seperti ini.

"Lo baru tahu kan kalau aslinya kek gitu, sama gue juga. Bahkan Eve pun juga sama. Devina nyembunyiin semua ini sendirian." Zein tidak merespon. Ia merasa sangat marah sekarang. Kepalan tangannya semakin mengerat.

Dave yang tahu kalau emosi Zein sudah terpancing, menyudahi apa yang ia perdengarkan. Memang untuk sisanya, Zein bisa memperkirakan sendiri apa yang terjadi selanjutnya. Sekarang fokus Dave adalah menenangkan cowok di depannya ini dengan sebuah penawaran yang luar biasa. Eve kalau mendengarkannya pasti senang dengan ide Dave yang satu ini. Besok akan ia beritahu semua apa yang terjadi malam ini.

"Kenapa baru sekarang?" Suara Zein dingin. Memang terlihat jelas kalau ia sedang sangat marah sekarang.

"Coy! Gue sama Eve sudah berusaha sekuat tenaga buat bikin Devina jujur. Akhirnya baru hari ini cewek itu jujur setelah Eve berkali-kali maksa dia buat cerita. Lo harusnya berterima kasih sama gue." Zein masih emosi. Ia tidak terima keluarganya memperlakukan Devina yang saat itu menjadi kekasihnya seperti ini.

Apa hak mereka melakukan itu semua padanya? Tidakkah cukup mereka mengambil semua hal yang Zein miliki? Apakah hanya dengan cara ini mereka berhasil membuat Zein hancur? Jawabannya benar. Devina adalah salah satu kelemahan terbesar bagi Zein dan semuanya sudah hancur ketika gadis itu melakukan hal ini kemarin-kemarin.

Melihat Zein yang diam saja, Dave segera melancarkan aksinya. "Gue punya satu penawaran yang bagus banget buat lo, mau nggak?"

Awalnya Zein sangat kesal dan merasa sangat marah. Tapi melihat penawaran Dave sepertinya menarik. Kadang ia bertanya-tanya kenapa dua orang ini, maksudnya Dave dan Eve bersikeras membuatnya memaafkan Devina dan bersikeras membuat mereka kembali bersama? Asalkan mereka tahu, tidak semua hubungan yang kembali baik berarti kembali seperti semula. Zein tidak tahu pasti, untuk saat ini ia hanya ingin mengikuti apa kata hatinya.

"Apa?" Akhirnya, Zein membalas iya. Dave anggap satu kata pertanyaan itu adalah jawaban Iya dari Zein.

"Gue besok sama Eve sudah bikin rencana buat bikin kalian ketemu dan meluruskan semua kesalahan pahaman ini. Gimana? Lo mau nggak?"

Tawaran yang menarik. Tanpa basa-basi Zein mengiyakan. Ia memang perlu bertemu dengan Devina dan meluruskan semua kesalahpahaman mereka.

***

Keesokan paginya, adalah saat bagi Ilene alias Eve untuk melancarkan aksi keduanya. Yakni mempertemukan mereka di suatu tempat sepulang sekolah nanti. Kebetulan Eve dan Devina akan berangkat sekolah bersama dan saat sedang siap-siap, Eve menyempatkan diri untuk berbincang sejenak dengan Devina terkait pembahasan mereka tadi malam.

"Dev, aku sebagai sahabatmu cuma perlu satu, sih. Kebahagiaan kamu, kalau kamu emang ngerasanya cuma Zein yang bisa bahagiain kamu, tolong kejar. Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk membantu kalian tetap bersama selama masih ada rasa di antara kalian. Inget, aku pendukung utama kalian berdua. Semoga selanjutnya kalian bisa kembali sama-sama."

Kalimat panjang itulah yang Ilene ucapkan saat melihat Devina termenung setelah mereka membicarakan apa yang telah terjadi semalam. Devina yang mengaku kalau ia masih sangat menyayangi Zein. Serta apa yang melatarbelakangi putusnya hubungan mereka, semuanya membuat Devina merasa lega dan saat ini ia tengah kepikiran bagaimana caranya membuat Zein bertemu dan menyelesaikan kesalahanpahaman di antara mereka berdua. Apakah cowok itu akan menerimanya atau tidak?

Sedangkan Eve alias Ilene merasa sangat senang. Misi pertama mereka, yakni mencaritahu penyebab Devina dan Zein putus sudah terselesaikan tinggal bagaimana mereka berdua, Ilene dan Dave bekerja sama untuk membuat dua sejoli ini kembali berhubungan lagi. Mengingat misi mereka yang cukup berat, Ilene tidak yakin kalau mereka akan berhasil. Tapi kalau kata Dave, tidak ada salahnya mencoba bukan, siapa tau setelah mereka memahami perasaan masing-masing mereka akhirnya balikan.

Dan yang paling membuat Ilene sangat bersemangat adalah kembali ke dunia nyata tempatnya berasal setelah menyelesaikan semua misi yang harus ia lakukan.

Ah, senangnya.

19 Juli 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top