Transmigrasi 11


____________________________________

Ada banyak hal yang harus Ilene tahu untuk melaksanakan misinya. Tentang Zein dan segala macam hal yang berhubungan dengan cowok itu, Ilene perlu tahu untuk bisa merencanakan sebuah rencana yang nantinya membuat mereka kembali. Bagaimanapun caranya, Ilene harus melakukan itu. Meskipun harus memanfaatkan keberadaan Dave yang menyukai Eve, Ilene tetap akan melakukannya. Masa bodoh jika nantinya Dave sadar kalau jiwa yang ada di tubuh Eve ini bukan aslinya.

Saat sedang kebingungan, Ilene mencoba membuat Dave banyak berbicara tentang Zein. Setidaknya terkait hal-hal yang tidak ia mengerti mengenai cowok itu termasuk latar belakangnya. Maka dari itu Ilene menarik baju Dave untuk mendekat padanya kemudian membisikkan sesuatu.

"Kamu harus ceritain latar belakang Zein ke aku, fakta-fakta tentang cowok itu baru aku bisa buat rencana." Setelah selesai membisikkan itu Ilene mendapati Dave tengah termenung. Ia sepertinya ragu dan bimbang akan bercerita atau tidak.

Di sisi Dave, menceritakan latar belakang keluarga Zein agaknya sedikit membuat ia takut. Tidak banyak orang yang mengetahui keluarga Zein, dan tidak boleh sembarangan orang tau. Kalau boleh Dave coba tebak, orang yang mengetahui keluarga Zein mungkin hanya dirinya dan Devina. Cewek itu juga ternyata tidak membocorkan masalah ini pada Eve selalu teman terdekatnya.

"Susah, ya?" Ilene langsung pada poinnya. Menebak Dave terasa sangat mudah baginya.

"Bukan gitu, aku takut ketahuan Zein. Soalnya nggak banyak yang tahu tentang keluarga Zein." Ilene paham ketakutan Dave, ia pasti merasa tidak enak jika membocorkannya pada dirinya.

Mungkin jika Ilene membaca novel ini dari awal sampai setidaknya pertengahan, ia sudah tahu fakta mengenai latar belakang Zein sebagai tokoh utama dan segala macam konflik yang menyertainya. Pasalnya, Ilene hanya membaca tidak sampai 100 halaman. Belum sampai pada pembahasan terkait keluarga Zein, jadi ia perlu tahu keluarga Zein seperti apa.

"Nggak papa deh, kalau susah. Aku coba ngerti." Akhirnya, Ilene menyerah. Susah jika terus menerus memaksa Dave untuk bercerita padahal ia tidak ingin pertemanannya bermasalah dengan Zein.

Namun di sisi Dave, ia sangat tidak tega dengan keadaan Eve. Ia paham dan mengerti kalau keinginan Eve ini semata-mata demi sahabat baiknya. Eve mungkin menyadari kalau Devina masih sangat menyayangi Zein dan fakta kalau mereka putus tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas. Pasti ada sesuatu yang melatarbelakanginya.

Akhirnya Dave luluh juga. Ia akan menceritakan sebagian kecil saja pada Eve.

"Oke, deh. Tapi aku nggak bisa nyeritain semuanya." Ilene terlihat berbinar, ia menyeret kursinya agar berdekatan dengan Dave sehingga cowok itu tidak perlu bersuara keras saat menceritakannya.

"Zein itu salah satu anak konglomerat di daerah ini, aku nggak akan sebutin siapa keluarganya. Tapi yang jelas, Zein orang kaya. Dia punya Kakak laki-laki, sejak kuliah di luar negeri sampai sekarang, Kakaknya nggak pernah kembali. Ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu, Ayahnya nikah lagi dan pergi dari rumah. Maksudnya ninggalin semua kekayaan keluarganya demi bisa nikahin kekasihnya waktu itu. Zein akhirnya keluar rumah dan tinggal di apartemen milik mendiang Ibunya, tapi karena Zein takut sendirian, dia ngajak aku buat tinggal bareng. Akhirnya aku setuju." Hanya itu yang bisa Dave sampaikan. Fakta ini, betulan tidak semua orang tahu.

Mayoritas teman-teman di sekolahnya hanya tahu Zein anak orang kaya yang sudah tidak punya Ibu dan Ayahnya menikah lagi. Mereka tidak tahu kalau Zein juga sudah keluar dari rumah besarnya, tinggal sendirian di apartemen, keluarganya berantakan. Mereka tidak tahu apa-apa tentang Zein dan selama menjadi teman baik Zein, Dave sangat meyakini kalau temannya itu orang baik. Hanya saja ada beberapa bagian dari dirinya yang perlu pelarian, makanya anak itu bisa senakal itu sekarang. Tapi Dave tidak masalah, ia berteman dengan Zein bukan karena hal itu. Ada banyak hal lain yang buat Dave mau berteman dengan cowok itu.

Sedangkan Ilene terdiam. Ini adalah fakta yang baru saja ia ketahui. Zein, cowok nakal yang tidak ia sukai itu ternyata menyimpan masalah yang cukup besar. Ibunya meninggal, ayahnya menikah lagi dan pergi dari rumah, kakaknya tidak kembali. Pantas saja ia menjadi seperti itu, ternyata memang benar selalu ada latar belakang bagi setiap sikap manusia yang ditampilkan. Ah, ke depannya Ilene akan bersikap lebih baik padanya. Ilene akan berusaha sebisa mungkin untuk menekan rasa tidak sukanya itu.

"Kenapa diem aja?" Dave menatap Ilene heran, setelah menceritakan sedikit kisah Zein, gadis yang sangat ia sukai ini tiba-tiba terdiam cukup sama.

"Aku paham sekarang kenapa cowok itu bersikap kayak gini." Ilene berkata pelan.

Dave tertawa, kendati ia mengerti kalau Eve tidak suka pada sikap-sikap buruk Zein, ternyata ia masih memiliki hati yang besar dan juga rasa simpati yang tinggi. Selama ini Dave kira, Eve membenci Zein tanpa alasan yang jelas dan mulai berhenti sejak Devina berpacaran dengan Zein. Cewek itu ternyata sangat menghormati pilihan sahabatnya. Ah, Dave jadi makin cinta.

"Ada beberapa hal yang cuma bisa Zein dapatkan dengan sikapnya yang kayak gini. Seperti yang mungkin bisa kamu tebak, Zein sangat butuh perhatian. Makanya dia suka caper. Tapi jujur, sejak Zein pacaran sama Devina sikap cowok itu jauh lebih baik. Mungkin karena udah ada yang perhatian sama dia, tapi semenjak mereka putus, Zein jadi jauh lebih buruk dari sebelumnya."

Ilene bisa paham sih, bagaimana Zein bisa seperti itu. Karena mungkin yang ia butuhkan sekarang adalah rasa perhatian yang tidak pernah ia dapatkan dari keluarga. Ilene jadi menyadari, mungkin tujuan utama dari misi yang ia dapatkan ini adalah untuk membantu Zein mendapatkan perhatian yang selama ini hilang dan yang ia dapatkan dari Devina. Berhubung mereka sudah putus, Zein tidak lagi mendapatkan perhatian itu dan kini, ia membutuhkan perhatian lagi. Ilene harus kembali menyatukan mereka agar Zein dapat berubah menjadi lebih baik.

***

Sekarang Ilene sudah kembali ke rumah Eve, di sampingnya ada Devina. Gadis itu katanya mau menginap, Ilene jadi senang sekali. Karena dengan begini ia bisa mengorek sedikit informasi mengenai Zein pada Devina. Sekalian mengetes bagaimana perasaan gadis itu pada Zein.

"Kenapa kamu lihat aku terus?" Devina bertanya.

"Penasaran aja, Zein tuh orangnya menurutmu kayak gimana, sih?"

Devina terdiam beberapa detik lalu menatap Ilene dengan tatapan tajam. "Bukannya kamu nggak suka banget sama Zein? Kenapa tiba-tiba bahas dia lagi? Kalau kamu tanya dia lagi, aku nggak akan ngomong pokoknya. Males, nggak mau bahas-bahas masa lalu lagi."

Ilene mati kutu. Ia tidak tahu harus merespon apalagi saat Devina yang biasanya baik hati tiba-tiba berubah menjadi gadis yang galak.

Bagaimana ini? Apakah ini berarti langkahnya gagal lagi? Besok, Ilene harus berbicara banyak dengan Dave. Ia harus melakukan sesuatu agar mereka mau jujur dengan perasaannya.


13 Juli 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top