the Way - Fathimah

Majapahit merupakan sebuah kerajaan terbesar yang berada di sebuah kepulauan terbesar. Saat itu Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk, yang merupakan raja keempat. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit berkembang pesat karena berhasil menaklukkan berbagai daerah yang berada di kepulauan nusantara. Rakyat sekitar sangat menyukainya karena kepribadiannya yang tegas dan terpelajar.

Kerajaan dan para bangsawan memiliki kekuatan yang tersembunyi. Banyak mitos dan kejadian-kejadian tak kasat mata yang terjadi di tempat ini. Seperti ledakan gunung berapi yang terus menerus terjadi, kekeringan yang melanda sumur yang terletak di dekat laut, juga kedatangan hewan-hewan aneh ke beberapa area. Membuat rakyat merasa sudah sepantasnya mereka mengikuti arahan kerajaan Majapahit ini.


Di daerah Jawa Timur yang terletak di selatan pulau Jawa, terdapat sebuah desa yang di sebut desa Portal. Desa ini terkenal dengan banyak fosil-fosil peninggalan yang tidak diketahui oleh penduduk desa, bahkan para tetua dan orang pintar kerajaan tak ada yang mengerti tentang hal ini. Konon, ketika malam bulan purnama dan terdengar burung perkutut yang bersuara, berarti ada portal yang sedang terbuka. Portal itu akan mengeluarkan sesuatu, dan keesokan harinya akan ditemukan sebuah fosil tulang atau batu yang tidak berbentuk.


Sazy dan Nisa merupakan dua orang gadis belia yang berstatus penduduk desa Portal. Rumah mereka bersebelahan dan keduanya berteman baik. Walau tak tau keadaan perang yang terjadi di sekitar desa mereka, mereka selalu penasaran akan suara-suara teriakan yang sering terdengar dari arah utara.
Sazy gadis imut bertubuh kecil dengan keranjang cucian di gendongan tangannya berjalan riang menyusuri pinggiran sungai. Hari ini ia akan mencuci bajunya dan baju keluarganya di tempat yang sering ia datangi. Sungai yang hampir terlihat seperti teluk itu memiliki air biru yang jernih, membuat siapa saja yang datang ketempat ini merasa tenang dan bahagia.

Setelah sampai di tempat yang ideal bagi Sazy, ia meletakkan keranjangnya kedalam air dan menahannya dengan batu. Keranjang yang terbuat dari bilah bambu berwarna coklat itu, tenggelam di dalam air. Membuat semua pakaian yang ada di dalamnya menjadi basah dan ikut terendam.

“Sazy!!!” teriak seseorang. Gadis berbadan tinggi dengan mengangkat roknya yang terbuat dari kain mori polos berwarna hijau.
“Nisa? Ada apa?” tanya Sazy sambil meletakkan cucian yang ada di tangannya ke dalam keranjang bambu.

Nisa berlari tergesa-gesa dengan wajah ketakutan dan penuh peluh. Itu karena dia berlari dari arah pantai yang tak jauh dari sana. Gadis itu menghentikan langkahnya ketika berada di dekat Sazy. Sebelum berbicara Nisa mengatur nafasnya yang membuat Sazy semakin penasaran.

“Ada orang di pantai! Aku tidak tau bagaimana mereka datang, tapi mereka keluar dari portal.” Nisa menjelaskan panjang lebar. Ia menarik Sazy untuk segera mengikutinya ke arah pantai. Mau tidak mau Sazy mengikuti tarikan Nisa.

Keduanya bersembunyi dibalik pohon bakau yang tak jauh dari sana. Memperhatikan dengan diam dua gadis yang menurut mereka berpakaian aneh. Dua gadis itu tampak menggunakan pakaian yang sama seperti para putri kerajaan. Baju dengan kain tenun dan selendang berbahan siffon yang tampak ringan jika di pegang.

Kedua gadis berbaju putri itu tampak kebingungan melihat tempat yang mereka pajaki. Salah satunya yang menggunakan baju berwarna kuning emas mengeluarkan bunga yang tampak seperti bunga lily berwarna putih.

“Jangan digunakan dulu! Lebih baik kita melihat keadaan sekitar untuk memeriksa.” Kata gadis berbaju merah sambil menahan tangan temannya.
“Tapi Amey, kalau tidak digunakan kita takkan tau apa yang terjadi. Kita harus menyelamatkan hidup kita dulu.”

Gadis berbaju merah yang dipanggil Amey itu melepaskan tangannya dari Nila. Nila mengucapkan mantra yang ia hafal lalu meremas bunga lily itu. Kemudian setelah itu bunga lily putih itu menghilang, entah pergi kemana. Membuat kedua gadis yang bersembunyi terkejut dari tempatnya.

“I-itu beneran menghilang?” Tanya Sazy.
“Awalnya juga aku terkejut. Tapi karena sudah melihat hal yang aneh sebelumnya aku jadi paham sekarang.” Jawab Nisa yakin.
“Paham apa?”

“Itu mereka gadis bangsawan.” Jelas Nisa. Sazy mengangguk mengerti.
“Tapi kenapa mereka kesini?” Sazy menatap ke tempat dimana kedua gadis itu berada. Tapi nihil. Mereka kembali menghilang.

Sazy dan Nisa bingung. Keduanya panik bukan main. Masalahnya berlawanan dengan orang yang memiliki kekuatan adalah hal yang paling mustahil untuk selamat. Apa lagi keduanya hanya penduduk desa Portal yang tak pernah pergi dari desa ini.

Saat Sazy dan Nisa membalikkan badannya untuk segera kembali meninggalkan tempat ini tubuh mereka mematung. Kedua gadis bangsawan yang barusan mereka lihat sudah berada di depan mereka. Sazy dan Nisa saling berpandangan.
“Kamu yakin la, mereka yang bisa mandu kita?” Tanya Amey sedikit khawatir.

“Bunga lily putih itu tidak akan salah, karena Lily ini yang menentukan.”
Amey dan Nila menatap curiga Sazy dan Nisa, sementara gadis desa itu menunduk takut akan pandangan yang memang seharusnya tak boleh dipandang. Amey mengeluarkan kertas yang memiliki tulisan wattpadesurd di bagian judulnya. Kertas lusuh berwarna cokelat kayu muda itu tampak kosong, tapi tiba-tiba tergambar wajah Sazy dan Nisa.

Memang ajaib semua hal yang dimiliki oleh para bangsawan. Kertas yang dipegang Amey pun memiliki sihir yang sudah di pasangkan oleh para leluhur. Kertas ini akan menggambarkan dan menjelaskan kebenaran yang akan terjadi ketika mereka sudah diarahkan.
Setelah wajah Sazy dan Nisa yang tergambar, kini sebuah tulisan aksara muncul di bawah gambar mereka.

‘Jalan akan diarahkan oleh kedua gadis yang sudah digambarkan. Jelaskan kata portal, merekapun akan mengerti.’

Itulah isi tulisan yang ada. Amey kembali menatap kedua gadis desa itu. Sementara Nila sudah mendekat dan bertanya pada keduanya tanpa ragu. Mungkin ini memang jalan mereka berdua.

“Portal akan terbuka saat malam bulan purnama tiba. Ada disuatu tempat yang dijangkau selama tiga hari. Tapi, nanti malam adalah malam bulan purnama.” Jelas Nisa.

“A-aku tau jalan pintasnya. Kita bisa melewatinya sebelum bulan purnama mencapai puncaknya. Boleh ikuti aku.” Sazy berjalan lebih dulu disusul Nisa dan dua orang gadis bangsawan yang baru ia kenal hari ini. Sazy dan Nisa tak tau apa yang terjadi, tapi mereka yakin, yang dimaksud nenek moyang desa di dalam cerita turun temurunnya adalah kedua gadis bangsawan ini.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top