[3]

"Sebenarnya apa yang dilakukan si Khun Eduan itu pada Baam!" Ucap Endrosi kesal

"Ini bukan pingsan tapi seperti terkena mantra" ungkap batin Hwaryun

Hwaryun yang curiga pada kondisi Baam memanggil Sachi Faker untuk melihat kondisinya, karena hanya dia dalam tim mereka yang tahu mengenai mantra.

Sachi yang memeriksa keadaan Baam terlihat bigung dalam lamunanya hingga disadarkan oleh teriakan Rak.

"Bagaimana keadaan kura-kura Hitam?"

"Ini kutukan! Tapi..." ucap Sachi bigung

"Kenapa?" tanya Shibitsu

"Kutukan ini hanya sementara! Biasanya mantra ini memaksa korban untuk melihat kenangan yang paling meyakitkan, tapi seperti ada mantra lain yang menghalangi Baam melihat ingatanya. Kedua mantra ini seperti sedang bertarung, karena itu aku bigung siapa yang bisa memberikan mantra yang sama kuatnya dengan yang di berikan Khun Eduan" ucap Sachi

"Mantra? Apa Baam pernah terkena mantra lain?" ucap Endrosi bigung

"Tidak pernah setahuku" sahut Hwaryun

"Kecuali itu mantra dari luar menara" imbuh Hwaryun

"Apakah tidak ada cara membangunkan Baam?" ucap Shibitsu

"Kita hanya bisa menunggu!" ucap Sachi lirih

Semua orang terdiam. Tak ada yang dapat mereka lakukan untuk membantu Bam sampai terdengar suara ribut di luar yang mengalihkan semua perhatian.

"Nobic! Apa yang terjadi?"teriak Shibitsu

"Ran mendengar apa yang terjadi pada Khun jadi dia sangat marah dan sekarang sedang berkelahi dengan Anaak di luar!"

Mereka tidak bisa meyalahkan Ran yang sangat marah karena apa yang terjadi terhadap khun. Bukan hanya membuat Khun koma mereka juga tidak bisa mencegah Khun yang di bawa oleh Khun Eduan.

Ran yang masih terus mengamuk dan berkelahi dengan Anaak di luar membuat Endrosi sedikit kesal sehingga dia menggunakan Bong Bong miliknya untuk teleportasi ke luar. Endrosi yang ikut dalam perkelahian itu semakin membuat suara bising yang terjadi semakin berisik.

"Dia hanya memperburuk keadaan" Ungkap Boro sambil menghela nafas

Beta yang awalnya kurang berminat mengikuti pembicaraan mereka, teringat suatu kalung kristal yang dititipkan oleh Khun untuk Ran atau Baam jika dia ada.

"Hei menurut kalian kalung ini bisa membuat Ran diam?" Ucap Beta di depan pintu kamar sambil mengangkat kalung kristal

"Apa itu pemberian Khun?" sahut Hwaryun

"Pemberian Khun?" Ucap Boro

"Benar ini pemberian Khun!" Sahut Beta

"Apa yang dikatakan Khun tentang kalung ini?" ujar Nobic

"Aku tidak paham! Dia hanya bilang untuk tunjukan pada Ran atau Baam jika mereka mengamuk" Jelas Beta

"Khun tidak mungkin memberikan sesuatu tanpa alasan, pasti dia memiliki suatu rencana atau pesan yang ingin dia sampaikan pada Ran atau Baam" Shibitsu menjelaskan analisisnya

"Kalung ini?" Sachi tiba-tiba merebut kalung tersebut dari Beta yang membuat semua orang terkejut dengan tindakannya.

"Ada apa denganmu Sachi?" ucap Boro bigung

"Ini mungkin bisa membantu Baam bangun!"

Semua orang terkejut mendengar pengakuan Sachi mengenai kalung itu. Sachi menjelaskan bahwa kalung ini mengandung mantra yang cukup bisa membantu Baam keluar dari dilema mantra yang meyelimutinya. Mereka hanya perlu darah Baam untuk mengaktifkan mantra ini.

Mereka yang berada dalam ruangan mengikuti saran Sachi dalam membangunkan Baam, namun setelah setetes darah Baam yang diberikanan pada kalung itu membuat warna pada kristal itu berubah warna, yang awalnya Biru muda menjadi merah. Dengan perubahan itu Baam yang awalnya diam dalam tidurnya mulai menampakan wajah sedih dan kesakitan.
*
*
*
*
"Baam" suara kecil yang mulai terdengar oleh Baam yang terlarut dalam kegelapan. Suara itu terus memanggil namanya hingga setitik cahaya dalam ruangan gelap itu membangunkanya dari tidurnya.

Baam yang terbangun dalam ruangan gelap mendekati setitik cahaya yang ada pada ruangan yang penuh kegelapan itu. Semakin dekat Baam pada sumber suara semakin jelas juga suaranya, suara milikku Khun ungkap batinya yang mendengar suara itu.

Baam yang yakin itu suara Khun berteriak memanggil "Tn. Khun" dalam ruangan itu tapi tidak ada balasan apa pun, sampai Baam terduduk hingga bertanya pada suara itu dengan putus asa "Apa aku harus sendirian lagi? Apa aku tidak akan melihat teman-temanku lagi?" Imbuhnya kecil "Apa aku tidak akan bertemu Khun lagi?"

Kali ini pertanyaan Baam di jawab oleh si pemilik suara tadi. Dia hanya tertawa kecil seakan-akan lucu dengan pertanyaan milik Baam.
"Apa kamu begitu benci kegelapan? Padahal kamu lahir dari kegelapan? Serta tumbuh dengan ditemani oleh kegelapan?"

Baam tidak mengerti maksud pertanyaan itu. Baam sungguh tidak mengerti, pemilik suara ini seakan-akan tahu tentang dirinya yang tidak dia ketahui. Namun belum selesai Baam mencerna pertanyaan pertama dia sudah mendengar suara lain yang terus meyalahkan dirinya mengenai yang terjadi pada teman-temanya "Keberadaanmu selalu membawa ketidak bahagian! Kamu selalu membuat teman-temanmu dalam bahaya hanya demi keinginan egois dan naif milikmu."

Kedua suara yang hampir membuat kepala Baam hampir pecah mendengar setiap pertanyaan dan hujatan untuk dirinya, seperti memutar radio tua tanpa henti. Baam menutup telinganya agar dia tidak bisa mendengar suara-suara itu, sampai terdengar lagi suara yang mirip milik Khun, tapi sekarang sangat jelas.

Sosok yang sangat dia kenali berjalan dari setitik cahaya itu mendekati Baam. Awalnya Baam tidak percaya akan kehadiran dirinya di hadapanya sampai dia menghampiri Baam yang duduk dan memeluknya sambil berkata "Kau tidak sendirian Baam"

Hanya satu kata itu, kedua mata Baam basah seakan-akan dia menunggu seseorang mengatakan bahwa dia tidak sendirian.
"Hiks..Aguero"
*
*
*
*
To be Continue
___________________
Kalo ada typo atau salah tulisan harap dimaklumi🤗 jangan lupa
Vote & Commen....

Untuk chapter sebelumnya maaf karena salah pengetikan dalam nama tokoh, jadi 1 minggu ini aku riset supaya chapter selanjutnya gak bakal salah nama tokoh lagi.

Tapi aku lagi malas ngedit chapter sebelumnya yang salah penulisan namanya jadi aku cuman bisa minta maaf 😔😔

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top