[10]

Istana Zahard

Aguero dan Blossom menghadap ke Zahard begitu sampai di istana Zahard.

"Apa dia masih belum bangun?" tanya Zahard melihat kehadiran Blossom

"Belum! Kau bisa lihat warna matanya masih belum berubah" jawab Blossom

"Aku akan kembali ke kastil!" ucap Aguero datar

"Tunggu Aros!" tahan Blossom

Aguero terhenti mendengar ucapan Blossom "Jangan pernah memanggil nama itu! Aku sudah membuangannya bersama janji yang kuberikan hari itu. Sekarang aku hanya seorang 'Guardian' kalian tidak perlu cemas karena ketika Aguero menerima semua ini aku akan menghilang dan meyatu dengan dirinya" ucap Aguero dengan nada dingin tanpa melihat Blossom dan Zahard kemudian pergi.

Zahard dan Blossom yang melihat kepergian Aguero hanya diam tanpa menolak pernyataan yang dia keluarkanya.

"Blossom! Apa yang aku lakukan salah? Bukannya semua ini akan berbeda jika aku belajar merelakan. Bahkan aku mengubah Arlen yang penuh kehangatan menjadi penuh kebencian!"

"Hari itu juga merupakan pilihan Zahard! Tidak sepenuhnya salahmu, hanya saja kita terlalu takut dan cintamu membuat kau buta hingga mempercayai ramalan itu tanpa berpikir"

"Walaupun setengah ramalan itu benar" ucap batin Blossom

Flasback

"Zahard! Apa yang kau lakukan?"

"Aku sedang membaca Arlen!" jawab Zahard tanpa menoleh ke arah Arlen

"Buku! Apa yang kau baca?"

"Buku sejarah, tapi apa kau tidak penasaran bagaimana kita dianggap sebagai kaum dewa?"

"Bukanya itu karena mata emas ini!" menunjuk ke mata miliknya "Kepercayaan yang di miliki penghuni asli bahwa yang memiliki mata emas merupakan orang suci karena di sayang oleh dewa!" jelas Arlen

"Tidak! Aku paham mengenai kepercayaan itu. Ini mengenai kutukan yang diberikan bersama berkah yang di dapat. Dalam setiap buku hanya menceritakan betapa sempurnanya kita, tapi tak ada yang meyebutkan kutukan atau bayaran yang harus kita dapat. Padahal dalam buku sejarah yang asli milik kerajaan mengatakan bahwa kita memperoleh berkah dan kutukan secara bersamaan" jelas Zahard agak sedih

"Berkah dan kutukan? Dimana ada kelebihan pasti ada kekurangan! Tidak ada yang sempurna di dunia ini"

"Itulah hukum alam!"

"Kau seseorang yang rasional Zahard! Aku jadi penasaran siapa gadis yang akan membuatmu berubah?" ucap Arlen dengan seyum tulus

Zahard terdiam melihat seyum Arlen, Zahard langsung memalingkan wajahnya menuju buku yang dibacanya agar kehilangan fokus dari Arlen. Dengan buku tebal yang menutupi wajahnya terukir seyum yang sangat jarang muncul pada wajah Zahard.

"Jika aku berkata bahwa aku telah menemukan gadis itu! apa kau akan berkata 'iya' Arlen? Untuk jawaban perasaanku"

"Kenapa hanya diam? Apa jangan-jangan kau sudah menemukannya! Siapa? Apa aku mengenalnya?" tanya Arlen dengan wajah penuh selidik

"Bukanya kau ada janji dengan Zirna! Dia sangat menantikanya bahkan menceritakannya padaku" ucap Zahard untuk mengalihkan fokus Arlen

Flasback End

"Saat itu sungguh kenangan yang indah" gumam Zahard

"Zahard! Zahard!" panggil Blossom melihat Zahard sedang melamun

Mendengar panggilan Blossom meyadarkan kembali Zahard dari lamunanya, kemudian fokus kembali melihat Blossom.

"Ada apa?"

Blossom menghela nafas "Apa kau tidak mendengar? Aku bertanya mengenai Aguero!"

Zahard terdiam mendengar perkataan Blossom, kemudian memberikan perintah untuk meyatakan Aguero sebagai Putra Mahkota Zahard. Acara pelantikan akan dilakukan secara terbuka.

"Kau yakin?" tanya Blossom

"Status ini akan melindunginya! Paling tidak musuh akan berpikir dua kali sebelum meyerang Aguero" jelas Zahard

*
*

FUG

Baam keluar dari ruang latihan bersama Evankhell selama 3 hari mengurung diri di sana. Kalian bertanya kenapa Baam mengurung diri dengan memaksakan diri untuk berlatih. Itu karena Baam selalu melihat mimpi di mana Aguero terseyum tulus pada dirinya sambil berkata 'Selamat Tinggal'. Hal itu membuat Baam tidak tenang dan memilih untuk berlatih agar dia kelelahan tanpa harus melihat mimpi itu lagi.

Seperti biasa saat Baam mulai melihat seperti kepingan ingatan. Masih berlatar pada istana, tapi sekarang dia melihat 2 orang gadis bersurai panjang dengan warna coklat dan kuning. Mereka terlihat sangat bahagia melihat hamparan bunga di depan mereka.

Gadis bersurai kuning itu terlihat ceria, membawa kecerian di sekelilinginya dengan seyum dan wajah bahagia yang dia tunjukkan. Berbeda dengan gadis dengan surai coklat memang tidak ceria tapi penuh dengan kehangatan dan membuat orang di sekelilinginya menjadi nyaman seperti kehangatan seorang ibu, dia hanya melukis seyum hangat melihat kebahagian gadis di sampingnya.

Entah kenapa, walaupun Baam tidak mengenal kedua gadis itu, tapi interaksi keduanya membuat Baam terseyum bahagia. Gadis dengan surai kuning itu berdiri menuju pohon besar. Untuk pertama kalinya Baam melihat secara jelas wajah gadis bersurai kuning itu. Baam merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat, wajah gadis itu sangat mirip dengan Khun. Kecuali netra emas  dan surai kuning serta ekspresi wajah yang lebih ceria dibandingkan Khun yang terbiasa datar.

Penglihatan ini kembali membuat Baam bertanya-tanya. Apa mungkin ini kenangan Arlen? Seseorang yang dia ketahui sebagai ibunya! Berarti gadis dengan surai coklat itu Arlen. Berbagai pertanyaan menghampiri pikiran Baam. Siapa gadis bersurai kuning itu? Apa hubungan dirinya dan Khun.

Pikiran Baam sudah penuh akan berbagai pertanyaan yang tidak ada satupun yang bisa memberikan dirinya jawaban. Baam tengelam dalam pikiranya sendiri hingga tidak memperhatikan apa yang terjadi hingga  kesadaranya kembali ke kenyatan. Sebuah ruangan gelap, pencahayaan minim, serta dingin karena kulitnya langsung meyetuh lantai. "Ah apa aku tertidur di ruang latihan lagi"

Baam bangun dari posisi tiduran menjadi duduk hingga pertanyaan dari mimpi yang dia lihat kembali membuat dia termenung. Sampai Hansung Yu mengembalikan fokusnya pada pintu yang terbuka, hingga membuat ruang latihan itu terang.

"Violet keluarlah! Ada berita" ucap Hansung Yu

Baam keluar dan lebih mempriotaskan berita yang ingin diberitahukan oleh Hansung Yu. Sungguh membuat Baam terkejut dengan kehadiran seseorang. "Guru" ucap Baam

Mata Baam memanas melihat guru yang dia kira tidak akan bisa bertemu lagi ternyata masih hidup. Air mata yang mereka kira sudah hilang keluar dari mata Baam hingga membawa aura kehangatan yang biasa mereka rasakan kembali, berbeda dengan aura yang terasa dingin dan tidak tersentuh yang dia tunjukkan semenjak kepergian Khun.

"Bagaimana guru bisa bebas?" tanya Baam

Pertanyaan Baam membuat Jinsung Ha menghela nafas. Mendengar kehidupan muridnya ini dari Hwaryun membuat dia tahu betapa berartinya bocah Khun itu bagi murid kesayanganya ini, dan melihat reaksi para pasukan Zahard membuat Jinsung mengambil kesimpulan bahwa bocah Khun itu berada di pihak Zahard. Baam sebagai pihak FUG tentu akan bermusuhan dengan pihak Zahard, sedangkan keberadaan bocah Khun itu akan membuat Baam goyah.

"Violet apa kau bisa melukai bocah Khun itu!" tanya Jinsung Ha

Pertanyaan Jinsung Ha langsung membawa kembali aura dingin menggantikan aura kehangatan Baam. Tekanan shinsu yang di berikan Baam membuat mereka paham walaupun Baam hanya diam serta wajah tanpa eksperesi yang dia tunjukkan sudah memberikan mereka jawabannya.

Ruangan penuh keheningan tanpa suara dipecahkan oleh Hwaryun yang dari tadi hanya diam mendapat pesan di poket miliknya.

"Apa kau ingin bertemu dengan si Biru dewaku?" ucap Hwaryun menghidupkan televisi

Baam tidak menjawab, dia langsung melihat ke televisi yang sedang meyiarkan berita. Sebuah berita mengejutkan bagi semua penghuni menara. 2 hari dari sekarang akan diadakan penobatan Putra mahkota Zahard secara terbuka di istana Wisteria yang terkenal dengan keindahan istananya.

"Putra mahkota?" tanya Baam memastikan bahwa yang dia dengar adalah kenyataan

Melihat wajah dan tidak ada sanggahan dari sekitarnya hanya bisa membuat Baam tertunduk tidak percaya. Dia tidak mungkin melukai Khun, tidak mungkin bahkan tidak pernah terlintas di pikiranya bahwa dia akan bertarung atau melukai Khun.

"Tidak! Aku tidak akan pernah bisa melukai Khun"

"Aku ingin bertemu Khun" ucap Baam tegas dengan memacarkan mata penuh keyakinan meninggalkan mereka pergi menuju ke kamar miliknya.

Baam tidak menerima larangan atau bantahan karena itu dia pergi. Setuju atau tidak dia tetap akan pergi menemui Khun, itulah keputusan bulat Baam.

*
*
*
TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top