Halloween Tea

Touya POV

Setelah aku menyelesaikan Quest memorial Rize dan melakukan seks dengannya, aku melamarnya untuk menjadi istriku. Dan setelah aku melamarnya, dia terharu dan menangis karena perasaannya sudah tersampaikan.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Waktu berlalu hingga hari Halloween tiba. Aku dan Rize sedang bersiap-siap untuk pergi ke Rabbit House, aku memakai kostum vampir sebagai kostum halloween. Setelah aku selesai memakai kostumku, aku menghampiri Rize apakah dia sudah selesai memakai kostumnya atau belum.

Touya : Sayang, apa kau sudah selesai?

Rize : Sebentar lagi. Tinggal penyesuaian saja udah selesai.

Touya : Baik.

Setelah menunggu beberapa saat, Rize keluar dari kamar dengan mengenakan kostum halloweennya. Kostumnya bener-bener seksi dan membuatku tergoda.

Rize : Gimana? Apa aku cantik?

Touya : Ca-Cantik sekali.....

Rize : Benarkah? Coba kita tanya yang dibawahnya...

Lalu Rize mendekatiku lalu memegang selangkanganku yang membuat batangku mengeras, ditambah lagi dadanya yang besar menempel di dadaku.

Touya : Ummm... Rize, kita harusnya ke Rabbit House, bukan menggodaku.

Lalu Rize mengeluarkan perisainya dan menghentikan waktu untuk sementara, lalu dia memegang tanganku.

Touya : Lho, kenapa suasananya seperti ini?

Rize : Selama kau memegang tanganku waktu akan terhenti, jadi kita bisa melakukan itu sekarang.

Touya : Kalo itu permintaanmu.... baiklah.

Lalu Rize membawaku ke kamar dengan memegang tanganku agar waktu tetap berhenti. Setelah dia membawaku ke kamar, dia menciumku dengan agresif hingga main adu lidah. Akan tetapi aku masih bisa menyainginya.

Rize : Biar aku lepasin ya?

Touya : 'Mengangguk'

Lalu dia melepas semua kostumku hingga telanjang bulat, dan kali ini dia sudah tidak malu lagi dengan batangku seolah dia mau melakukan itu lagi, lalu dia mendorongku ke kasur sambil melepas kostum atasan dan BHnya. Setelah itu dia menghimpitkan batangku dengan dadanya sambil menghisapnya.

Rize : Bagaimana? Apa kau suka?

Touya : 'Desah' I-Iya..... Ini terlalu enak....

Lalu dia melanjutkan lagi untuk mengocok batangku.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah beberapa saat dia melakukan itu aku mulai merasakan dibawahku mulai keluar.

Touya : Rize, aku sudah mau keluar....

Rize : Gak papa, keluarkan saja...

Touya : K-Keluar.....

Lalu aku mengeluarkan cairan putihku tepat didepan mukanya yang membuat Rize kaget, lalu dengan cepat dia memasukkan batangku ke mulutnya untuk mencegah cairanku menyebar.

-

-

-

-

-

-

-

Setelah aku mengeluarkan cairanku, dia merasa kurang puas setelah dia menghisap batangku.

Rize : Sekali lagi dong....

Touya : T-Tapi apa kau masih sanggup menggunakan kekuatan menghentikan waktumu?

Rize : Tenang saja, aku masih sanggup kok, seperti punyamu~

Touya : Be-Benarkah?

Rize : Tentu saja, biar aku yang melayanimu.

Lalu dia melepaskan rok dan kancutnya, dan dia mulai memasukkan batangku kedalam bawahannya, dan kali ini dia langsung menusuk hingga bagian terdalam.

Rize : Kalo gitu, aku mulai....

Rize mulai menggerakkan pinggulnya atas bawah secara perlahan, lalu setelah beberapa saat dia mulai mempercepat gerakannya membuat batangku berdenyut tidak karuan.

-

-

-

-

-

-

Rize : Oh, aku bisa merasakan punyamu berdenyut...

Touya : K-Keluar lagi.....

Rize : Iya.. keluarkan semuanya.. kumohon..

Kemudian aku mengeluarkan cairanku kedalam perutnya yang membuatnya puas. Lalu aku memeluk Rize untuk beberapa saat.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Waktu berlalu hingga ronde ke sepuluh, dan kekuatan menghentikan waktunya mulai memudar karena Rize hampir berada diambang batasnya.

Touya : 'Terengah' Kau baik-baik saja, Rize? Apa kita sudahi saja?

Rize : 'Terengah' M-Masih belum.... aku masih belum selesai menjinakkan punyamu....

Touya : T-Tapi.... 'Menghela' Baiklah, tapi sebagai gantinya kita tukar posisi.

Rize : Baiklah....

Lalu kami tukar posisi dimana aku berada diatas Rize. Kemudian aku mulai memasukkan batangku kedalam bawahannya, dan aku mulai menggerakkan pinggulku kearah depan belakang dengan cepat. Akan tetapi aku merasakan ada yang berbeda kali ini, setiap aku menggerakkan pinggulku, didalam perutnya semakin sempit dari sebelumnya, seolah ingin keluar dengan cepat. Tanpa berpikir panjang aku mempercepat gerakanku.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah beberapa menit kemudian aku mulai merasakan bahwa batangku sudah mau keluar. Dan mungkin ini adalah ronde terakhir.

Touya : Rize, aku mau keluar lagi....

Rize : Iya... Kumohon.... Keluarkan semuanya....

Touya : Keluar.....!

Aku mengeluarkan semua cairanku yang kupunya ke dalam perutnya hingga meluap. Dan kekuatannya menghilang sehingga waktu berjalan normal.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Touya : 'Terengah'.... Kau gak papa, Rize?

Rize : ........

Touya : Rize?

Mungkin dia sudah menggunakan semua kekuatannya sehingga dia pingsan di saat terakhir, dan juga setelah melakukan itu membuat kaki tempat tidur kami patah. Lalu aku mengenakan piyama untukku dan Rize saat dia pingsan. Selagi menunggu Rize sadar aku memanggil Kohane untuk membantuku.

Kohane : Piyo... Ada apa, Master?

Touya : Maaf tiba-tiba memanggilmu, tapi bisakah kau memanaskan bak mandi? Soalnya aku tidak punya waktu buat memanaskan air untuk sekarang.

Kohane : Tentu saja, Master! Akan kulakukan!

Touya : Aku mengandalkanmu.

Lalu Kohane pergi ke kamar mandi untuk memanaskan air dengan kekuatan apinya.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah 2 menit Kohane memberitahuku bahwa air panasnya sudah siap.

Kohane : Master, air panasnya sudah siap!

Touya : Oh, makasih ya. Kau boleh pulang kok.

Kohane : Sama-sama Master. Kalo gitu aku balik dulu.

Lalu Kohane pulang ke rumahnya, setelah itu aku membawa Rize ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan menaruhnya di bak mandi.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Rize POV

Setelah dia mengeluarkan semuanya kedalam perutku, pikiranku langsung menghitam dan kekuatan menghentikan waktuku menghilang. Akan tetapi aku merasakan sesuatu yang menenangkanku, dan pikiranku langsung pulih.

Rize : 'Pusing'.... 'Kenapa aku berada di kamar mandi? Dan juga aku berendam di bak mandi?'

Dan juga aku merasakan sesuatu yang keras di bawahanku. Lalu aku melihat kebelakang dan ternyata itu adalah dia.

Touya : Oh, akhirnya kau bangun juga.

Rize : !!!!! Gawat! 'Mengeluarkan perisai dan menghentikan waktu' B-Berapa lama aku pingsan?

Touya : Kau tadi pingsan selama 5 menit. Jadi aku membawamu kesini untuk memulihkan dan membersihkan kita.

Rize : 'Malu'.... Tapi, aku gagal menjinakkan punyamu sehingga punyamu masih keras. Tidak seperti sebelumnya.

Touya : Tenang saja, aku sendiri tidak tega saat kau berusaha untuk menjinak punyaku tapi kau pingsan. Mungkin karena kita melakukan itu saat waktu terhenti jadi kau lebih cepat lelah daripada sebelumnya.

Rize : Setidaknya.... Setidaknya biarkan punya kita saling terhubung tanpa harus bergerak.

Touya : Apa kau yakin? Kau baru saja sadar.

Rize : Iya. Kumohon...

Touya : Baiklah... Tapi hanya masuk saja ya.

Rize : 'Mengangguk'

Kemudian aku memasukkan batangnya kedalam bawahanku, karena aku sudah mencapai batasku aku hanya memasukkan saja. Dan didalam perutku sedang menstimulasi batangnya dengan sendirinya sehingga dia merasa enak.

Touya : H-Hebat, walaupun tidak bergerak tapi punyamu bisa menyempit, seolah punyaku dihisap secara tidak langsung.

Rize : Kalo gitu kita bisa berendam sambil santai.

Touya : 'Mengangguk sambil merangkul perutku'

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Touya POV

Setelah beberapa menit kami berendam sambil terhubung dengan Rize, aku mulai merasakan bahwa batangku sudah mau keluar walaupun hanya stimulasi saja.

Touya : Rize, sudah mau keluar punyaku, dan sepertinya kau akan berhasil menjinakkan punyaku!

Rize : Iya, silahkan keluarkan.

Touya : K-Keluar lagi.....

Aku mengeluarkan semua cairanku kedalam perutnya hingga meluap lagi selama beberapa saat, dan Rize sangat senang melihat aku mengeluarkan cairanku kedalam perutnya. Setelah semuanya keluar, aku melepaskan batangku dan ternyata batangku mulai mengecil. Tentu saja Rize senang melihat ini.

Rize : Akhirnya, aku bisa menjinakkan punyamu. Aku bisa merasakan calon bayi kita di perutku.

Lalu dia menciumku karena dia berhasil menaklukkannya.

Touya : Jadi, apa kita akan pergi ke Rabbit House?

Rize : 'Mengangguk' Dan setelah pesta halloween, kita akan melanjutkan lagi hingga kita pingsan. Kali ini aku akan serius.

Touya : Uhh.... Kita bisa saja lanjut tapi kaki kasur kita patah karena kita melakukannya terlalu serius tadi.

Rize : Kita gunakan futon saja, buat kita berdua.

Touya : 'Senyum' Baiklah, besok aku akan bilang Kanna buat perbaiki kasur kita.

Setelah itu Rize mengembalikan waktu seperti semula dan kami kembali mengenakan kostum halloween masing-masing dan pergi ke Rabbit House.

Author : Kasur mereka be like.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah aku melewati uji nyali bersama Rize dan Syaro, kami berkumpul lagi di titik temu uji nyali. Yang pastinya membuat kami ketakutan, terutama Syaro. Yang dari awal tidak ingin melakukan uji nyali.

Dia terlihat gemetar dan ketakutan karena menghadapi suasana seram yang dia lewati, kemudian Rize menenangkan Syaro agar dia tidak ketakutan.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah selesai acara halloween, kami kembali kerumah dengan suasana lega karena ada kejadian yang tidak terduga dan sudah teratasi.

Rize : Tidak kita sangka kalau mereka itu mati suri.

Touya : Iya, aku juga berpikir sama....

Rize : 'Memegang tanganku' Tapi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika kau mengalami hal serupa seperti mereka 'Menangis'

Touya : T-Tenanglah, itu tidak akan terjadi. Jangan menangis!

Rize : 'Tersedu'......

Touya : Kita lupakan hal ini sejenak, kita tidak ingin bayi kita mengetahui hal ini.

Rize : 'Tersedu'...... 'Mengangguk'

Touya : Kau tidak lupa kan soal tadi kan?

Rize : 'Mengangguk'.... Aku tidak lupa kok. Kita akan melakukan itu sampai kita pingsan.

Touya : Apa kita batalkan buat ini?

Rize : T-Tidak! Kita tetap melakukannya.

Touya : 'Menghela'..... Baiklah.

Lalu aku mengambil futon dan menaruhnya di sebelah kasur yang sudah patah, setelah aku menaruhnya Rize yang sempat cemas sudah tidak lagi, dan dia langsung mendorongku ke futon lalu menciumku.

Rize : Kita lanjutkan ya?

Touya : 'Mengangguk'

Kemudian dia melepaskan semua kostumnya lalu mengelus batangku hingga mengeras. Setelah batangku mengeras, aku melepaskan kostumku.

Rize : Udah mengeras lagi ya? Kalau begitu...

Rize mulai memasukkan batangku ke bawahannya dan memberikan sedikit stimulasi sesaat, aku bisa merasakan hangat dan sempitnya bawahannya. Setelah jeda beberapa saat, dia mulai menggerakkan pinggulnya dengan cepat.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah beberapa menit berlalu, aku mulai merasakan bahwa batangku mau keluar tapi kali ini aku tidak memberitahunya. Aku mencoba untuk menahannya akan tetapi aku tidak bisa menahan lebih lama.

Rize : 'Oh, sudah mau keluar ya? Aku biarkan saja dia.'

Touya : 'Geram'..... 'Sudah tidak tahan lagi....'

Aku mengeluarkan cairanku tanpa diketahui Rize yang membuat dia terkejut.

Rize : Oh, jadi seperti ini cara mainmu? Baiklah.

Karena aku tidak memberitahunya tadi, dia mulai serius untuk melakukannya.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Normal POV

Waktu berlalu hingga 15 ronde, Touya dan Rize sudah mulai kelelahan. Tetapi mereka masih bertahan, lalu Touya mulai membalas Rize dengan tukar posisi dan menusuk bawahan Rize dengan kasar, Rize yang menahan rasa sakit tetap menjaga kesadarannya agar dia tidak kalah.

Rize : Iya.... dorong lebih keras.... 'Pandanganku.... sudah mulai memudar, apa aku akan dikalahkan?'

Touya : 'Geram'..... 'Gawat, pandanganku mulai memudar.... Apa ini adalah tembakan terakhirku?'

Rize dan Touya : 'Tidak! Aku tidak akan menyerah! Aku akan menggunakan semua tenagaku!'

Walaupun mereka sudah berada diambang batas, mereka tetap memaksakan diri untuk menentukan siapa yang akan pingsan duluan.

Touya : Rize.... Aku mau keluar....

Rize : Iya.... Buat aku pingsan dengan punyamu....

Touya : Sudah.... Tidak tahan lagi....

Rize dan Touya : 'Teriak'!!!

Touya mengeluarkan cairannya kedalam perut Rize yang sudah meluap.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah Touya mengeluarkan semuanya, pandangan Rize dan Touya perlahan memudar.

Rize dan Touya : 'Terengah'.... Sepertinya.... aku sudah mencapai batasnya.... 'Pingsan'....

Pada akhirnya mereka berdua pingsan bersamaan, dengan batang Touya yang masih terhubung dengan bawahan Rize.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Keesokan harinya.

Touya POV

Aku terbangun dengan Rize di sebelahku, kepalaku masih pusing, seluruh badanku terasa pegal, dan aku merasakan sesuatu yang sempit di bawahku. Ternyata batangku masih terhubung dengan bawahannya, setelah aku melepas batangku Rize mulai bangun.

Rize : 'Pusing'.... Selamat pagi, Touya....

Touya : 'Pusing'.... Selamat pagi, Rize....

Rize : Jadi, hasil dari tadi malam gimana? Siapa yang menang?

Touya : Sepertinya.... Kita seri.

Rize : Seri? Begitu ya. Jadi tidak ada pemenang.

Touya : Be-Begitulah.... Tapi, apa kau mau mandi bersamaku?

Rize : 'Malu'......'Mengangguk'

Setelah itu aku dan Rize pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Setelah mandi dan sarapan, aku pergi keluar untuk mengunjungi toko perabotan Kanna untuk memperbaiki kasur kami. Kemudian melanjutkan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.

-THE END-

Jumlah kata : 1802

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top