✨ Februari ✨

Hai minna-san~~👋👋👋

Apa kabar kalian 1 bulan ini?~

Apa masih ada yang menunggu cerita ku yang satu ini?~~

Kalau iya tanpa basa-basi lagi silahkan membaca aku harap kalian suka~~😊😊
.
.
.
.
.
.

Aku tidak tauh seberapa lama aku pingsan atau lebih tepatnya koma?, Aku tidak tauh sudah berapa lama tapi saat aku membuka mataku, mataku terasa berat bahkan seluruh tubuhku terasa sangat kaku.

Aku melihat sekelilingku yang didominasi warna putih dan bau obat yang sangat menyengat, tanpa berpikir dua kali aku tauh bahwa aku berada di rumah sakit.

Entah kenapa aku merasa sangat familier dengan keadaan ku seperti ini tapi aku langsung menghiraukannya saat merasakan kepalaku yang berdenyut sakit.

" Ukh...." Aku langsung merintih kesakitan sambil memegang kepalaku yang terbalut perban.

" Kau akhirnya sadar?" Kata seorang laki-laki berjas putih yang terlihat seperti seorang dokter masuk kedalam kamarku.

" Apa kepalamu masih terasa sakit atau pusing?" Tanyanya sambil memeriksa aku yang masih terbaring lemah sebagai jawaban aku hanya mengangguk sedikit.

" seseorang menemukanmu terluka di sungai dan sepertinya saat kau tenggelam kepalamu terbentur sesuatu." Jelas sang dokter sambil tersenyum lembut ke arah ku.

"Apa kau mengingat sesuatu seperti siapa dirimu dan dimana kau tinggal?" Lanjutnya membuatku mengerutkan kening bingung karena isi kepalaku terasa kosong, entah kenapa aku tidak bisa mengingat apapun.

Menyadari keadaanku yang terus diam dengan ekspresi tidak bisa mengingat apapun ia pun mengganti pertanyaannya.

" Namamu... Apa kau masih mengingat namamu sendiri?"

Mendengar pertanyaannya yang lain aku memiringkan kepalaku sedikit sambil menatapnya, dan dapat aku melihat dirinya yang menahan gemas saat melihatku.

" Hmm.... Riku. Namaku Riku." Kataku yakin setelah berpikir keras karena hanya nama ini yang tertera di dalam kepalanya.

" Nama keluargamu?" Tanyanya lagi.

" Ukhh..." Saat aku mencoba mengingat lagi tiba-tiba kepalaku berdenyut hebat membuatku meringis kesakitan.

aku tidak tauh kenapa jika aku mencoba mengingat keluargaku itu hanya akan membuat ku sakit hati jika aku mengingatnya.

" Kalau tidak bisa mengingatnya tidak usah dipaksa" kata sang dokter cepat saat melihat raut wajah kesakitan ku.

Tok...tok...tok...
(Anggap saja suara ketuk pintu )

" Masuk." Jawab sang dokter, tak lama kemudian masuklah seorang laki-laki yang perlahan mendekati mereka.

Author prov~~

Setelah laki-laki itu masuk Riku terus menatapnya tanpa berkedip.

" Bagaimana keadaannya?" Tanyanya dengan nada khawatir sambil menatap sang dokter.

" Kurang baik. Di karenakan syok berat dan kepalanya yang terbentur  membuatnya hanya mengingat namanya saja. Keluarga maupun tempat tinggalnya ia sama sekali tidak mengingatnya. Sepertinya ia mengalami amnesia" jelasnya pajang lebar.

" Begitukah?, Kasian sekali" balasnya prihatin saat melihat Riku yang masih terbaring.

" Anu...." Riku yang merasa diabaikan mulai membuka suara dan membuat 2 keberadaan di depannya memperhatikannya.

" Maaf menyela. Tapi apa aku boleh tauh nama paman dan kakak?" Tanya Riku penasaran sambil menunjuk sang dokter dan laki-laki di sampingnya secara bergantian.

" Pfft... Paman!!!" Teriak tertahan laki-laki disamping dokter itu refleks memukul bahunya sambil menahan tawa.

" Apa aku terlihat seperti seorang paman?" Tanyanya pada Riku dengan nada melas.

" Eh?!, Apa jangan-jangan kau lebih tua dari penampilanmu?!, Haruskah aku memanggilmu kakek?!" Tanya Riku mulai panik.

" Pfft.. HAHAHAHA...... Bahkan lebih parah dari sebutan paman!!"

Tawa tak henti terdengar dari orang yang satunya sedangkan sang dokter sudah pundung di pojokan dengan awan hitam di atasnya.

" Apa aku terlihat setua itu?" Gumamnya pelan tapi masih dapat terdengar.

" Dengan penampilanmu seperti itu tak salah bila anak ini menganggapmu sudah tua kanata." Jawab satu orang dewasa yang lain sambil menepuk pelan punggungnya prihatin.

" Sialan kau. Aku harap kau mendapat karma Haku" balasnya jengkel saat mendengar nada mengejek temannya itu.

Dan dari percakapan dua orang ini membuat Riku tauh siapa nama mereka. meskipun Riku merasa ia diabaikan lagi Riku terhibur melihat tingkah lucu mereka yang sangat menghibur Dimata Riku.

" Pfft.... Hahaha"

Riku tanpa sadar tertawa lembut dan suara tawanya itu menarik perhatian dua orang yang tadi berdebat hebat.

Melihat wajah tertawa Riku membuat mereka sekilas melihat hallo suci yang terpancar dari wajah Riku, apa lagi suara tawanya yang sangat merdu membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa tergelitik di hatinya.

" Oh... Astaga... Kenapa ada makhluk sesuci dan semurni ini di dunia ini?!! Dia terlihat sangat lembut, polos dan murni!!!. Benar-benar seorang malaikat!!!" Kata Haku heboh saat melihat Riku.

" Kau terlalu lebai Haku, tapi aku setuju dengan pendapatmu. Ia memang terlihat seperti seorang malaikat" balas kanata yang menyetujui perkataan temannya itu.

" Benarkan?!!, Bagaimana kalau kita beri nama dia Tenshi saja?!!" Kata Haku sambil menatap kanata dengan mata berbinar.

"Jangan seenak nya mengubah nama anak orang. Meskipun dia amnesia ia masih mengingat namanya"kata kanata jengkel dengan sifat temannya ini.

Seperti menghiraukan perkataan temannya Haku mulai merentangkan tangannya untuk bersiap memeluk Riku.

" TENSHI-CHAN!!!!"

" OI!! DENGARKAN AKU!!!".

Sang dokter yang risih dengan tingkah temannya ini langsung melempar laporan hasil pemeriksaan pasien tepat ke wajahnya.

" Sialan kau kanata!!!, Bagaimana jika wajah tampanku rusak??!"protes Haku.

"Bagus... Memang itu harapan ku Haku, aku berharap wajahmu tidak hanya rusak tapi  hancur sekalian!"

Dan begini akhirnya mereka kembali bertengkar dengan Riku sebagai penonton.

Skip~

" Huh...." Riku menghela nafas sambil memegang kepalanya yang sudah terbebas dari perban tapi masih ada bekas luka di keningnya.

bekas luka di kening Riku itu dapat di sembunyikan oleh rambut Riku yang berwarna Crimson cerah seperti siluet matahari terbit.

Sudah beberapa hari telah berlalu dan luka di kepala Riku sudah sembuh total tapi Riku masih belum mengingat apapun.

" Riku-chan~~~" panggil seseorang yang langsung membuat Riku terkejut.

" Uwaaa!!!... Haku Nii-san!!" Kata Riku terkejut sambil melihat sosok didepannya.

" Hayo~~ kenapa kamu melamun terus?, Tidak baik loh kalau kamu melamun terus~" kata Haku sambil menusuk lembut pipi Riku yang lembut dan tembem.

" Hentikan itu Haku Nii-san..." Kata Riku cemberut sambil menutup kedua pipinya melindunginya dari tangan jahil Haku yang gemas dengan pipi Riku.

" Ha~~ tentramnya~~" kata Haku setelah melihat wajah Riku yang imut yang langsung membuat Haku tentram saat melihatnya.

"Apanya yang tentram?" Tanya Riku bingung.

" Pemandangan di depan ku ini yang membuatku tentram" balas Haku.

Mendengar pernyataan itu hanya membuat Riku memiringkan kepalanya bertambah bingung dengan jawaban Haku. Melihat itu haku menjadi semakin gemas sendiri dan gatal ingin memeluk Riku.

" Jauhkan tanganmu dari anakku Haku!!" Kata kanata yang tiba-tiba muncul dan langsung memukul bagian belakang kepala Haku.

" Itu sakit kanata, bagaimana kalau aku jadi bodoh?" Protes Haku tidak terima.

" Bagus kalau begitu. Aku berharap kau bodoh sekalian." Kata kanata cuek.

" Woi!!.... Eh???Tunggu sebentar apa maksud dengan memanggil Riku-chan dengan sebutan anakmu?" Tanya Haku bingung saat mendengar pernyataan kanata.

" Seperti yang aku bilang tadi, aku telah mengadopsi Riku. Aku sudah mengurus surat-surat nya dan mulai sekarang namanya adalah hoshitani Riku jadi jauh-jauh kan tangan mu dari anakku" kata kanata dengan pose mengusir ke arah Haku.

" Kau curang kanata!!, Aku juga ingin mengadopsi Riku-chan!!!" Kata kanata tidak terima pada temannya ini yang terlihat sangat cuek.

" Bodoh amat" kata kanata sambil mengangkat bahunya cuek ke arah Haku.

Riku yang melihat mereka bertengkar lagi hanya bisa tersenyum lembut, kesepian yang dirasakan Riku dan stress yang ia rasakan karena amnesia ini langsung terlupakan dengan keberadaan mereka.

_________

5 tahun kemudian~~

Di sebuah tempat universitas kedokteran terlihat seorang remaja berumur 18 tahun sedang mengerjakan tugas kuliahnya di perpustakaan.

Ia memiliki rambut dan mata Crimson cerah seperti matahari terbit, apalagi bentuk wajahnya yang manis membuatnya terlihat sangat menawan dengan kepribadian yang tenang dan lembut.

Drrt.... Drrt...

Mendengar getar telepon genggamnya membuatnya cepat-cepat membukanya dan melihat pesan masuk.

' Riku sebentar lagi hujan, jika tugas mu sudah selesai cepatlah pulang.'

Hujan tidak baik untuk asma mu, apa mau aku kirimkan mobil untuk menjeputmu?'

Melihat pesan dari ayah angkatnya membuat Riku tersenyum kecil lalu Riku melihat keluar jendela yang awannya sudah sangat gelap setelah berpikir sebentar Riku mengetik balasan untuk ayah angkatnya.

' tidak perlu otou-san. Aku bawa payung kok, apalagi universitasnya sangat dekat dengan rumah jadi tidak perlu mengirim jemputan' balas Riku.

Setelah mengirim pesan Riku langsung meregangkan ototnya yang kaku karena terus menerus duduk di perpustakaan.

Setelah merasa cukup melakukan peregangan Riku langsung membereskan alat tulisnya dan berniat untuk pulang.

Di perjalanan Riku di sapa teman-teman kampusnya sebagai tanggapan Riku melambai tangan dan membalas dengan lembut sapaan mereka.

Sesampainya di depan kampus Riku melihat hujan mulai turun, riku langsung menghirup dalam-dalam bau hujan yang menurutnya sangat segar, setelah itu Riku langsung membuka payung merahnya dan berjalan santai melewati jalan raya yang sudah di terangi cahaya lampu.

Sambil bersenandung pelan Riku melihat pemandangan kota malam yang sedang hujan tak lama kemudian Riku mendengar alunan musik idol yang ditayangkan disana.

Riku mengangkat kepalanya pelan untuk melihat grup idol itu.

" Wow.... Hebat sekali mereka." Kata Riku dengan mata berbinar-binar.

(Bayangkan seperti ini ya)

" Hm?, Kenapa perasaanku menjadi aneh setelah melihat center mereka?" Gumam Riku pelan saat melihat sang center yang memiliki rambut baby pink dan mata berwarna almond nya.

Drrt.... Drrt.... Drrt...

Suara getar telepon yang menandakan ada panggilan masuk membuat Riku kembali ke dalam kenyataan.

" Halo otou-san?"

" Riku kau ada dimana sekarang?, Cepatlah pulang hari sudah semakin gelap" kata sebrang telepon dengan nada khawatir.

" Gomen otou-san. Aku sudah hampir sampai di rumah" balas Riku dengan nada menyesal lalu berbalik mempercepat langkahnya untuk pulang.

Sebelum menutup telepon Riku kembali menatap layar untuk melihat grup idol itu.

" TRIGGER ya kalau tidak salah nama grup idolnya. Hehe....  Sepertinya Terlihat sangat menyenangkan." Kata Riku sambil tertawa lembut.

" Aku ingin mencoba menjadi idol juga setelah melihat mereka, dan jika ada kesempatan aku berharap bisa bertemu dengan center mereka." lanjut Riku sambil berjalan meninggalkan lokasi itu.
.
.
.
.
.
.
Hai Minna-san~~👋👋

Kangen aku gak?~~

Sebenarnya aku mau updet cerita ini awal februari tapi sedang mood jadi aku updet sekarang~~

Jika kalian suka tolong komen sama vote ya?~~

Dan tunggu kelanjutan ceritanya bulan depan~~

Pai~pai~👋👋

29 Januari 2021.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top