CHAPTER 7: THREE LITLLE PIGS

Suasana malam di komplek rumah keluarga Sano sangat sepi. Semua penghuninya tengah tertidur lelap seusai makan malam tadi. Namun selang beberapa menit kemudian, kelopak netra salah satu penghuninya terbuka lebar. Keringat dan air matanya bercucuran bagai habis dipaksa menemui ajal.

Ayaka Natsumi lantas bangkit terduduk dan mulai menjambak rambutnya kasar. Saat ini jantungnya berdebum kencang bukan main. Bayang-bayang tentang darah dan letusan pistol menghantui isi kepala gadis itu. Dan, yang paling membuatnya merinding adalah sosok laki-laki misterius bernama Kisaki Tetta.

Entah bagaimana sosok asing itu menelusup masuk ke dalam mimpinya. Bahkan sampai ke tahap di mana sosok tersebut membunuh gadis itu.

Tanpa bisa dikendalikan, bibir tipis Eve pun mulai mengerang perlahan. Dan lama-lama erangan pahit itu berubah menjadi teriakan penuh rasa ngeri. Tentu hal tersebut membuat seluruh penghuni rumah terbangun. Termasuk Mikey yang notabenenya tukang tidur.

"AAAAAARGH!" jeritnya ketakutan. Terlebih saat memori tentang kematian yang bermunculan bagai kaset film rusak memenuhi kepalanya.

"Eve!" Emma yang tidur satu ruangan dengan gadis itu pun panik. Ia gelagapan sendiri karena baru bangun tidur.

Tak lama pintu kamar pun terbuka, di sana ada Mikey dan Kakek Sano. Wajah mereka terkejut begitu mendapati tamunya dalam keadaan kacau. Mikey yang sudah menganggap Eve sebagai bagian dari keluarganya pun langsung menerobos masuk ke ruangan dan berusaha melepaskan cengkraman gadis itu dari rambutnya.

"Eve, sadarlah! Tenangkan dirimu, bakayarou!" Mikey ikut panik. Tak biasanya dia begini. Pikiran lelaki itu kacau ketika sore ini, dia mendapati teman masa kecilnya itu datang berkunjung dengan lengan yang dipenuhi luka lebam.

"Sebentar, Kakek akan ambilkan teh hangat!" ujar Kakek Sano, "Eve kau akan baik-baik saja!"

Emma dan Mikey saling berpandangan bingung. Masing-masing dari mereka lalu memandangi luka lebam yang sudah terbalut perban di lengan Ayaka Natsumi. Separah itukah penyiksaan yang dilakukan keluarga Natsumi padanya?

Sudah lama, Eve mengalami hal yang seperti ini. Kakak beradik Sano itu tak bisa membiarkan ini terus berlarut-larut. Lama-kelamaan, mereka bisa saja mengambil Eve dari keluarganya sendiri.

"A-ano...." Serangan panik Eve pun lambat laun berkurang. Tangannya perlahan turun dan berhenti menarik rambutnya sendiri. Hal itu memunculkan sedikit kelegaan di hati Mikey dan Emma.

"Eve?" Mikey melepaskan pegangannya lalu menatap si lawan bicara dengan cemas.

"Mikey, aku mau ketemu Chifuyu sekarang."

"Eh?"

🍀

Angin dingin bertiup pelan malam itu, seakan membawa pesan bahwa tak lama lagi musim dingin akan tiba. Sambil memandangi langit gelap, Chifuyu dan Takemichi sama-sama mengembuskan napas lelah.

Bagaimana tidak? Takemichi baru saja kembali dari masa depan. Ia juga malah menceritakan semua hal yang terjadi kepada dirinya di depan Chifuyu. Termasuk apa saja yang telah dilakukan Kisaki Tetta dan anggota Geng Black Dragon. Kedua lelaki itu kini saling berpandangan, syok.

"Jadi aku akan dibunuh oleh Kisaki?" Chifuyu akhirnya bersuara setelah satu menit keheningan panjang. "Gadis yang datang ke rapat Toman 3 hari lalu juga pada akhirnya akan bergabung dengan Toman, katamu?"

Takemichi menggangguk serius. Dia tahu kalau hal tersebut merupakan pertanda buruk, mengingat Chifuyu yang di masa depan bercerita banyak tentang gadis itu selama perjalanan mereka di dalam mobil.

Namun itu semua tak berakhir baik. Jadi Takemichi tak bercerita banyak soal itu. Si lelaki pelompat waktu pun sempat berubah pikiran, ia berusaha meyakinkan Chifuyu kalau dia baru saja berbual, tapi kawannya itu lebih memilih percaya.

Dan pergilah mereka berdua membeli sebuah ramen cup untuk menghangatkan diri sekaligus mengisi perut. "Hah, kenapa kau makan semua ramennya sih, Takemicchi?!" protes Chifuyu ketika melihat cup ramen yang isinya sudah ludes.

"Tadi kau menyodorkannya begitu saja, jadi aku habiskan," gerutu si lawan bicara.

"Harusnya kan bagi dua!" balas Chifuyu yang tampaknya masih lapar. Baru saja lelaki bersurai pirang itu akan protes lebih jauh, tiba-tiba saja ponsel lipatnya bergetar, tanda ada panggilan masuk.

"Eh, Mikey-kun? Tumben sekali," komentar Chifuyu sebelum pada akhirnya mengangkat panggilan tersebut. "Moshi-Moー"

"Temui aku di taman kota, sekarang."

PIP. Sambungan diakhiri.

Apaan sih? pikir Chifuyu tak habis pikir. Dia masih badmood gara-gara ramen cup yang dihabiskan Takemichi.

🍀

Chifuyu menghentikan motornya di tempat parkir taman. Lantas lekaki itu berjalan masuk beriringan dengan Takemichi. Malam semakin larut, membuat keduanya makin tersiksa dengan suhu udara musim gugur.

"Kira-kira apa yang akan dibicarakan Mikey-kun ya?" gumam Takemichi.

Namun, selang beberapa detik kemudian suhu musim gugur yang dingin bagai es itu tak berlaku lagi bagi Chifuyu. Ya, itu benar. Tanpa bisa diduga dari mana datangnya, Ayaka Natsumi muncul dari balik remang lampu taman dan berlari memeluk pemuda itu.

"EEEEEEH?!" Takemichi dan Chifuyu terpekik kaget.

Si gadis beraroma bunga lili itu seketika terisak di pundak kawannya tanpa mempedulikan wajah si pemuda yang dia peluk makin bertambah merah. Tentu saja Chifuyu jadi gelagapan sendiri, pasalnya dia benar-benar asing dengan situasi saat ini.

"Loh, jadi awalnya begini?" Takemichi manggut-manggut sendiri sambil sibuk mengingat cerita Chifuyu di masa depan.

"Apanya yang awalnya begini, heh?!" Chifuyu jadi salah tingkah sendiri.

Eve seketika melepaskan pelukannya lalu beralih mencubit pipi Takemichi. Gadis itu menarik wajah lelaki di depannya lebar-lebar tanpa peduli kalau ada lebam habis dibogem Taiju Shiba di sana. Chifuyu yang melihat itu, diam-diam merengut kecewa.

"Eh-eh, aw! Hentikan! Kau apa-apaan?" Takemichi setengah menangis akibat menahan sakit. Chifuyu dipeluk, aku disiksa, batinnya nelangsa.

Bibir Eve cemberut. "Di hari itu ... aku minta maaf."

"Huh?"

"Aku sudah bersikap tidak sopan padamu," lanjut si gadis bersurai ungu seraya melepaskan cubitannya dari pipi Takemichi. "Aku tahu ini akan terdengar aneh, tapi tolong terus hiduplah sampai kau jadi kakek-kakek. Kau harus janji, Michi!"

"Mi-Michi?" ulang Takemichi. Dia kaget karena tiba-tiba diberi nama panggilan khusus dari seorang gadis manis. Tapi lebih daripada itu, Takemichi justru merasakan hal yang aneh dari ucapan Eve. Seakan-akan ... gadis itu melihat pemandangan yang sama dengannya di masa depan.

"Sekarang kau dan aku akan jadi teman! Bilang saja apapun padaku kalau kau butuh bantuan!" Eve menunjuk Takemichi berapi-api. "Nah ... sekarang kau pulang dengan Mikey. Dia ada di pintu masuk. Aku mau jalan-jalan dengan Chifuyu."

"Huh, kenapa tiba-tiba mau jalan-jalan denganku?" tanya Chifuyu kaget.

"Kau tidak suka?" Eve malah bertanya balik. "Yah, pokoknya ... kita harus berhati-hati dengan orang mengerikan yang bernama Kisaki Tetta."

Netra Takemichi dan Chifuyu sontak saja terbuka lebar. Atas dasar apa Ayaka Natsumi bisa berbicara seperti itu?

つずく。

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top