CHAPTER 5: CHAOTIC
Eve terbangun di tengah sepi. Ia mendapati ruangan tempatnya tertidur berubah menjadi sebuah apartemen mewah bergaya artdeco. Netra gadis itu tak berkedip ketika sepasang anting emas mampir di pandangan. Gadis itu memang selalu menyukai pernak-pernik dan arsitektur ala Eropa, tapi tak pernah sedikit pun ia berpikir akan memilikinya.
Tak lama suara pintu diketuk terdengar, diikuti oleh suara lembut nan tegas dari seorang wanita asing. "Nona, limosin Anda sudah menunggu di bawah. Saya harap Anda tidak melupakan janji pertemuan Anda hari ini," katanya.
"Apa aku ... amnesia?" tanya Eve sembari bangkit dari kasur. Lantas ia berjalan ke arah cermin oval di sudut ruangan dan menyalakan saklar lampu.
Gadis bersurai ungu itu tersenyum kecut. Sejak kapan wajah manisnya jadi terlihat sedewasa ini? Ia berputar-putar di tempat, memperhatikan dress hitam ketatnya yang habis terkena noda tumpahan alkohol. Ia pun menghirup aromanya lalu mendadak mual.
Sejak kapan aku minum alkohol?
"Nona Eve?" Suara si wanita terdengar lagi, kali ini agak keras. "Tuan Kisaki tak akan mau menunggu lebih lama lagi."
Kisaki...?
"Hai! Aku mandi dulu!" jawab Eve lalu bergerak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak mau ambil pusing atas ingatannya yang kacau akibat terlalu mabuk habis dari pesta semalam.
🍀
Sudah hampir setengah jam Eve duduk di mobil, bersebelahan dengan seorang pria berpakaian necis. Meskipun di dalam mobil, pria itu tak bisa berhenti menghisap rokok sambil sesekali membetulkan posisi kacamatanya yang turun. Tiba-tiba ia beralih ke arah gadis di sebelahnya.
"Dari tadi kau diam terus. Apa ada yang mengganggumu?" tanya pria itu seraya memasang seringai lebar.
"Tidak, aku cuma agak pusing. Kau tidak perlu khawatir, Kisaki," elak Eve.
"Di rapat besar hari ini, kau adalah bintang tamunya. Kau tidak mau sampai para top admin meragukan kemampuanmu sebagai sekretaris Tokyo Manji, kan?" ujar pria itu, "banggalah sedikit karena kau adalah gadis yang dipilih Mikey."
"Hm," balas Eve tak minat.
Setelah limosin yang mereka tumpangi tiba di depan sebuah gedung mewah bertingkat, supir pun langsung keluar dan membukakan pintu untuk penumpangnya. "Silakan Tuan Kisaki, Nona Eve," ucap supir tersebut.
Kisaki berjalan keluar lebih dahulu, baru kemudian disusul Eve di belakang. Mereka berjalan santai di atas karpet merah yang menjuntai hingga ke dalam gedung. Sementara itu, di sisi kanan dan kiri, berdiri para keroco berjas hitam. Mereka langsung membungkuk begitu melihat kedatangan dua petinggi Tokyo Manji itu.
"Otsukaresama desu, Tuan Kisaki, Nona Eve!"
Eve memukul pelan kepalanya. Berangsur-angsur ingatannya pun kembali. Ah, benar, gadis itu adalah sekretaris organisasi kriminal terbesar di Jepang, Tokyo Manji. Ia berkerja langsung di bawah perintah Mikey meskipun selama 12 tahun ini ia hanya bertemu dengan sang presiden lewat sambungan telepon. Ayaka Natsumi lantas terkekeh geli sebab sesaat setelah bangun tidur tadi, ia merasa kembali ke masa-masa SMP.
Ia bermimpi menemui mantan kekasihnya, Chifuyu Matsuno.
🍀
Rapat berlangsung ribut. Para top admin tak henti-hentinya berdebat tentang makanan atau unjuk kekuasaan. Sepanjang rapat itu pun, Eve tak bisa bohong kalau jantungnya berdebar kencang saat sepasang netra emasnya bertemu dengan sepasang netra hijau kristal di seberang meja.
Chifuyu Matsuno sendiri pun tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa masih ada rasa di hati untuk gadis itu. Pria itu tak menyangka bahwa nantinya, ia akan menusuk gadis yang pernah dicintainya itu dari belakang. Diam-diam dirinya telah bekerjasama dengan polisi untuk menjatuhkan Tokyo Manji.
Seketika, memorinya pun terbang pada kejadian di masa lalu. Hari di mana Ayaka Natsumi berlari ke sisi bos organisasi kriminal terbesar se-Jepang dan menolak untuk kabur bersama Chifuyu.
Eve memang sekagum itu dengan Sano Manjirou. Tak peduli seberapa buruk pun tabiatnya.
Pintu ruangan terbuka lebar. Di sana terlihat Kisaki yang baru selesai dengan urusannya di ruangan lain. Seketika semua penghuni ruangan pun berdiri dari kursi dan membungkuk hormat, kecuali Eve. Gadis itu tak punya kewajiban untuk itu.
"Selamat malam, Pak!"
Kisaki tersenyum ramah. "Ayolah, hentikan formalitas kaku ini, Teman-teman."
"Ah, kau tidak biasanya hadir di rapat admin, Kisaki-san," celetuk Hanma Shuji di sisi lain ruangan.
"Eum, soal itu, malam ini kita kan kedatangan Nona Sekretaris. Bukankah sudah menjadi kewajibanku untuk menjemputnya kemari?" balas Kisaki sambil melirik ke arah Eve yang masih asik duduk santai di kursi.
"Jadi kau sudah datang sejak Nona Eve datang ke sini ya? Wah, serasi sekali," ujar Hanma lagi, berkelakar.
Chifuyu yang mendegar guyonan Hanma pun diam-diam merasa kesal. Kedua alis pria itu turun, jelas sekali raut wajahnya menunjukkan kecemburuan. Bahkan Takemichi pun bisa menyadari perubahan emosi partner-nya itu.
Kemudian, Kisaki berjalan mendekati mereka. "Takemichi, Chifuyu, bolehkah aku meminta waktu kalian sebentar?"
"Ah, tentu," jawab Takemichi sambil berusaha menutupi ekspresi kagetnya. Begitu pula dengan Chifuyu yang saat ini tengah susah payah menutupi perasaannya.
Ayolah, Ayaka Natsumi itu bukan orang yang sama lagi, pikir Chifuyu lalu berjalan keluar ruangan mengikuti dua orang atasannya.
Kepergian ketiga sosok tersebut memunculkan tanda tanya besar di benak seorang Ayaka Natsumi. Di tengah diskusi yang kembali ribut tersebut, si gadis bersurai ungu diam-diam memanggil salah seorang keroco yang berjaga di sana. Ia lalu berbisik, "Kau bisa menyetir? Bawa aku ke tempat Kisaki."
つずく。
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top