CHAPTER 4: MOON

Matahari bersinar terik hari ini. Panasnya pun terasa membakar permukaan kulit si gadis bersurai ungu meski nyatanya musim gugur hampir tiba. Sesekali dia meringis sambil menahan posisi hormat. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Eve si murid teladan dihukum berdiri di depan patung pendiri sekolah sambil memberi hormat.

Bukan berarti dia bersikap barbar di sekolah. Gadis itu selalu berusaha bersikap baik karena dirinya ingin memulihkan nama baik orang tuanya. Oleh karena itu, sikapnya saat di sekolah dan di luar sungguh jauh berbeda.

Ini klasik. Eve dihukum karena tidak mengerjakan tugas sejarah. Tugas yang sudah ia kerjakan rusak akibat si preman SMA melempar tasnya ke sungai kemarin sore. Diam-diam, Ayaka Natsumi menggerutu sambil mengingat wajah sumber kekesalannya. Ini semua salah Hanagaki Takemichi.

Bersamaan dengan hal itu, tiba-tiba seorang pria jangkung ikut berdiri di sebelahnya sambil memasang posisi hormat, seolah-olah dia ikut kena hukuman. "Oi!" sapanya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Chifuyu?" tanya Eve seraya melirik manusia di sebelahnya.

Pria yang dipanggil Chifuyu itu mengedikkan bahu enteng. "Bolos pelajaran. Aku bosan di kelas terus. Jadi aku keluar lalu melihatmu," jelasnya. Netra hijau gelap pemuda itu kini melirik sekilas ke si lawan bicara.

Dan, betapa kagetnya ia ketika melihat lebam yang menghiasi pelipis Eve. Memang sebenarnya tidak terlalu terlihat, karena Eve menutupi luka itu dengan rambut panjangnya.

Chifuyu merasa jantungnya mau lepas saat itu juga. Terlebih saat dia menyadari kalau ada lebam lainnya di lengan gadis itu. Maka, ia buru-buru menyingkirkan helaian rambut Eve ke belakang telinga agar luka di pelipisnya tampak jelas.

"Apa ini?" interogasi pria bersurai pirang itu.

Eve tampak memalingkan wajah. "Mikey tidak akan tahu," elaknya. "Kemarin aku bertarung dengan sekelompok anak SMA."

Chifuyu sekarang baru paham. Inilah alasan kenapa Mikey memintanya untuk menjaga Eve. Meskipun pandai bertarung, tapi gadis itu tampaknya cukup ceroboh sehingga bisa melukai dirinya sendiri hingga berbekas. Sementara itu, sepertinya Mikey sendiri tidak mau teman masa kecilnya itu tergores barang satu seinci pun.

"Astaga, apa sih yang coba kau lakukan?" Pria itu tak habis pikir, kesal.

"Aku menyelamatkan calon ketuamu, tuh!" balas Eve sambil menggembungkan pipinya. Dia masih ngambek sejak perjalanan pulang dari kafe dua hari lalu. Saat itu, Chifuyu bercerita kalau dia akan mengangkat seseorang bernama Hanagaki Takemichi menjadi ketua divisi satu Tokyo Manji.

Padahal, Eve berpikir kalau posisi itu akan menjadi miliknya. Dan lagi, dia sudah repot-repot mentraktir secangkir matcha untuk pemuda di sebelahnya tersebut. Kesal sudah perasaan Eve hari itu, dan hingga hari ini badmood-nya masih belum sirna.

Chifuyu mengembuskan napas berat. "Mulai hari ini, aku akan mengantarmu sampai rumah setiap hari."

"Jadi kau tidak akan terluka seperti ini lagi. Walau bagaimanapun, akulah yang bertanggung jawab. Paham?"

Jantung Eve seketika berdebar cepat. Ia menunduk. Satu tahun lalu, Keisuke Baji pun pernah mengatakan hal yang persis sama kepadanya. Namun, tidak seperti Chifuyu, Baji tahu cerita hidupnya. Tentang bagaimana luka dan sakit yang mengelilingi Eve dan harus ia paksa pendam sejak berpisah dengan orang tuanya.

Gadis itu tahu, pasti Chifuyu berpikir kalau luka-luka ini ia dapatkan dari pertarungan kemarin sore. Namun, nyatanya Eve mendapatkan luka itu dari anggota keluarganya sendiri. Haruskah ia ceritakan?

Kurasa tidak.

🍀

Hanagaki Takemichi berdiri tegap dengan perasaan bangga setelah dirinya diangkat menjadi ketua divisi pertama Tokyo Manji. Air mata pemuda itu tak berhenti menetes sejak Chifuyu sendiri yang menunjuknya. Malam itu, meskipun dirinya belum berhasil menyingkirkan Kisaki, tetap saja menjadi sebuah malam kemenangan baginya.

"Sepertinya aku harus berjuang lebih keras lagi. Aku tidak menyangka kalau pada akhirnya Valhalla malah bergabung dengan Toman," gumam Takemichi ketika semua perhatian teman-temannya teralih ke depan.

"Eh? Oei oei, apa itu?" Hanma Shujiーmantan wakil ketua Valhallaーseketika berseru dengan nada tertarik. Pemuda jangkung kelahiran 1989 itu mendadak turun dari tangga kuil dan menerobos masuk ke dalam kerumunan. "Ada tikus rupanya!"

Tentu saja kelakuannya itu banyak menyita perhatian. Seluruh pasang mata mengikuti langkah si pemuda ke dalam bayang-bayang pepohonan hingga akhirnya ia keluar sambil menyeret lengan seorang gadis.

"Ternyata tikus betina," ujar Hanma. "Oei, Mikey! Apa yang akan kau lakukan dengan Minnie-mu ini?"

"Aku bukan Minnie. Dasar kau berengsek!" balas gadis itu mencak-mencak. Wajah manisnya pun tersinari cahaya bulan malam itu sehingga terlihat jelas oleh semua anggota Tokyo Manji yang hadir rapat.

Dan, pada saat itulah, semua petinggi Toman melebarkan bola mata mereka. Yah, semua kecuali Smiley karena kelopak matanya tidak bisa terbuka lebar. Bahkan, Takemichi pun sampai tersentak kaget.

"Kamu kan gadis yang kemarin membentak aku dan pergi begitu saja?!" pekiknya.

"Loh, Eve?! Apa yang kamu lakukan di sini?" Kini giliran Chifuyu yang bersuara.

"Chifuyu." Suara Mikey di puncak tangga kuil terdengar rendah dan tidak bersahabat. Ia melayangkan pandangan setajam es yang menusuk dada pemuda yang dipanggilnya.

"Kenapa kau biarkan Eve datang ke sini?"

Chifuyu seketika bergidik ngeri. Ia kehilangan kata-kata untuk menjelaskannya pada Mikey. Sebab, memang dia tidak tahu alasan kenapa gadis itu ada di rapat Toman malam ini.

Mikey memutar bola matanya malas. "Baik, kau akan aku hukum nanti."

Lantas, Hanma menarik Eve hingga gadis itu berada di hadapan Mikey. Merasa kesal, Eve langsung melepaskan pegangan Hanma di lengannya dengan kasar. "Berengsek!" hardik gadis itu sambil menatap tajam ke arah si pemuda tinggi.

"Eve, apa yangー" Belum sempat Mikey menyelesaikan pertanyaannya, ia telah lebih dahulu fokus pada lebam yang terlihat di pelipis temannya itu. Bibir Manjiro seketika kembali terkatup. Ada perasaan geram yang berkumpul di dalam dada pria itu.

Eve sadar dengan tatapan mengerikan Mikey. Maka ia buru-buru menutupi lukanya dengan rambut meski ia tahu usahanya itu mustahil.

"Malam ini kau tidak usah pulang ke rumah. Kau tidur dengan Emma." Itu adalah kata-kata terakhir Mikey sebelum pada akhirnya rapat Tokyo Manji dibubarkan. Tentu saja kejadian itu menimbulkan banyak pertanyaan di benak Chifuyu maupun Takemichi.

Sebenarnya ada hubungan apa di antara Sano Manjiro dan Ayaka Natsumi?

つずく。

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top