CHAPTER 3: THE RIVER
Chifuyu tidak bisa tidur. Netra hijaunya masih belum bisa diajak terpejam. Pada akhirnya pria itu selalu mengalah jika hal-hal yang ingin ditinggalkannya selalu dikaitkan dengan sosok Keisuke Baji. Lantas, pemuda bersurai pirang itu berguling ke sisi kanan kasur. Angannya melayang pada hari-hari di mana Chifuyu menghajar preman dan tertawa bersama Baji.
Namun bukannya semakin membaik, hati pemuda itu jadi bertambah sakit. Awan-awan penuh sesak memenuhi isi dada pria itu hingga rasanya dia kesulitan bernapas. Baji tidak menginginkan ini, ucapnya dalam hati, berusaha menyingkirkan perasaannya yang semrawut paska ditinggal sahabatnya di tawuran tempo lalu.
"Chifuyu, kamu manis loh."
Seakan tersengat listrik, kini netra hijau pemuda itu semakin terbuka lebar. Air matanya mendadak kering entah ke mana. Gadis yang tadi siang diperkenalkan Mikey padanya kini sukses mencuri seluruh fokus pemuda itu. Menggantikan sosok Baji Keisuke.
Detik demi detik, Chifuyu mulai merasakan debaran jantungnya yang semakin meningkat. Kalimat dan suara manis gadis itu tidak juga mau pergi, terus bergema di dalam kepala seperti seekor nyamuk yang lapar. Ia bahkan mengabaikan aksi barbar si gadis bersurai ungu sepulangnya mereka dari kafe.
Seakan tersihir, pemuda itu melupakan fakta bahwa Ayaka Natsumi adalah gadis pembuat onar. Sama halnya seperti Mikey dan Baji.
Chifuyu mengembuskan napas lelah. "Lalu kenapa aku harus melindunginya?" gerutu pria itu seraya tidur terlentang.
"Dia bahkan bisa membuat tiga preman bertekuk lutut tadi siang. Duh, siapa tadi ya nama gadis itu? A-Ayami? Atsuko?"
Chifuyu berhenti bicara sejenak. Ia berpikir keras.
"Ah, iya. Ayaka Natsumi!"
"Panggil aku Eve!"
Memori tadi siang seketika muncul di benak bagai sebuah pop up message. Sampai satu seperempat malam itu, bayang-bayang Ayaka Natsumi si murid teladan pun terus menghantui kepala Chifuyu, hingga perlahan rasa lelahnya menuntun si pemuda bersurai pirang ke alam mimpi terdalam. Kembali ke hari-hari menyenangkannya bersama Baji.
🍀
Eve berjalan di sepanjang bantaran sungai sambil sesekali menghentakan kakinya. Setelah emosinya tersalurkan, ia pun kembali melamun. Netra emasnya melayang ke kumpulan awan yang berbaris menuju senja. Dia sedang kesal dengan keadaan.
"Oi, cari gara-gara kau ya?! Cepat berikan uangmu!" Terdengar suara berat nan garang tak jauh dari situ.
Eve pun berbalik lalu balas berteriak dengan kesal. Ia pikir kalimat barusan ditujukan untuknya. "Diam, Berengsek! Aku sedang kesal. Tolol sekali sih?!"
Nihil. Tak ada siapa pun di belakang. Gadis itu pun berdeham pelan dengan wajah bersemu merah. Dia malu bukan main. Lantas, netranya melirik ke arah rerumputan di dekat tangga beton menuju sungai. Tak jauh dari sana, terlihat sekelompok preman SMA yang tengah menyandera seorang gadis manis. Parahnya, mereka juga tampak sedang mengancam seorang pemuda lusuh dengan pisau lipat.
Hati Eve tergerak. Selama ini, dia telah banyak belajar dari komik bajak laut kesukaannya. Gunakanlah kekuatan untuk menolong yang lemah! batin gadis itu berteriak seraya langkahnya bergerak cepat ke arah kekacauan tersebut.
Eve berlari kencang lalu melompati seluruh anak tangga beton hingga berguling-guling ala pahlawan super di atas rumput.
"Woi, Bangsat!" teriak gadis itu yang sukses membuat orang-orang di depannya mengalihkan fokus.
"Siapa lagi iー" Belum sempat si preman SMA berambut hijau menyelesaikan kata-katanya, tas sekolah Eve telah lebih dulu mendarat di wajahnya. Merasa kesal, preman itu pun langsung melempar tas Eve asal ke arah sungai.
"Hei, di situ ada tugasku!" rengek si gadis bersurai ungu sembari menatap tasnya yang mulai basah akibat terkena air. Untung saja sungainya tak dalam sehingga tas tersebut tidak berakhir terbawa arus.
Tanpa mempedulikan rengekan Eve, para preman SMA yang jumlahnya ada tiga orang langsung maju mendekat. Sementara itu, dua sisanya tampak sibuk memegangi korban mereka agar tidak bisa kabur.
"Apa yang kau lakukan?! Lari!" pekik si gadis manis yang kini disandra.
"Kau cari masalah?" tanya si preman berambut hijau. Sepertinya dia lah pemimpin kelompok keroco ini. Pria itu mendekatkan wajahnya yang dipenuhi tindikan besi ke wajah Eve.
"Atau kau mau ikut main dengan kami?"
Kelompok preman itu tertawa terbahak. Paham apa maksud dari bos mereka. Sementara itu, Eve masih memasang tatapan tajam ke arah si bos preman tanpa ampun.
"Dengan wajah ini," ucap si bos preman memberi jeda. Ia mencengkram rahang gadis mungil di depannya dengan satu tangan. "Kau bisa dihargai 200.000 yen."
BUG! Satu pukulan keras mendarat di ulu hati si bos preman. Kemudian, pukulan lainnya ikut datang bagaikan hujan batu yang diterbangkan tornado. Perlahan si bos preman pun melepaskan cengkramannya dari Eve dan tersungkur ke tanah. Ia sukses tidak sadarkan diri.
Pemandangan itu seketika membuat seluruh mata yang ada di sana melotot tidak percaya. Kemudian Eve tersenyum lebar, ia lepas blazer sekolahnya lalu memukul-mukul telapak tangan kiri seolah menakuti lawan. "Banyak bacot saja kalian, ya," ucapnya. "Maju!"
"Gadis berengsek!!!"
Sore itu menjadi hari transisi pergantian musim panas ke musim gugur yang paling gerah untuk Eve. Dia melompat, menerjang, menendang dan menghindar bagaikan seorang pemain film laga. Dan pada akhirnya, gadis bersurai ungu itu pun menjadi pemenang pertarungan jalanan di sore itu. Kelima preman SMA tersebut kini teronggok tak berdaya di tanah.
Si gadis manis yang semula disandra pun langsung menghambur ke arah Eve dan mendekapnya erat. "Terima kasih! Terima kasih!"
Eve diam-diam merasa terbang ke langit.
"Ah, ini agak memalukan bagiku." Si pemuda berseragam lusuh bersuara juga. Ia berjalan canggung ke dekat Eve sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Tapi terima kasih banyak. Berkat kau, Hina bisa diselamatkan."
Bukannya tersenyum sumringah, Ayaka Natsumi seketika langsung cemberut dan melepas pelukannya dari gadis yang ditolongnya tadi. Ia memasang tatapan tidak suka pada pemuda di depan.
"Loh, kenapa?" Tentu saja si pemuda itu bingung.
"Dasar sialan kau, Hanagaki Takemichi. Kau merebut Mikey dariku!" umpat Eve, tepat di depan wajah Takemichi.
つずく。
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top