CHAPTER 16: BROKEN A PROMISE
Langkah yang dilapisi sepatu bot itu berjalan angkuh. Ada perasaan kesal saat mengingat-ingat kejadian beberapa saat lalu. Matsuno Chifuyu cemberut, ia tidak sudi bekerjasama dengan Kisaki Tetta. Lelaki berengsek itu sudah membunuh Baji Keisuke.
"Aku menentang ini," katanya. "Kita tidak perlu melakukan ini, Takemitchy. Cukup kita bertiga-aku, kau dan Eve-bisa melakukan ini."
Takemichi berbalik. "Apa kita bisa?"
Chifuyu naik pitam. Ia berjalan mendekat lalu dicengkramnya bahu sang sahabat. "Dia lah orang yang menyebabkan Baji-san dan Tachibana Hinata terbunuh! Kau tahu itu kan?!"
Dahi Takemichi mengernyit, tanda ia pun sama muaknya dengan situasi ini. Lalu ia ikut berteriak, "Aku paham, tapi apa sih yang bisa kita lakukan?! Aku juga tidak mau bergabung dengan Kisaki bajingan itu!"
"Tapi aku yakin, kita pasti bisa mengetahui sedikit informasi tentangnya! Dan juga cara mengeluarkannya dari Toman!"
Chifuyu terdiam. Ada rasa kagum yang terselip di hati untuk lelaki di depan. Tak peduli berapa kali pun Takemichi diubah menjadi samsak, tapi karisma dan kelembutan hatinya tidak main-main.
"Aku tidak ingin melihat masa depan di mana ada yang mati lagi. Jadi aku minta tolong padamu, Chifuyu," ujar Takemichi serius.
Chifuyu memutar bola matanya malas. Ternyata rencana lelaki itu untuk mengajak Ayaka Natsumi berkencan di malam Natal terpaksa dibatalkan. "Ah, hadeh. Aku tidak dapat pacar lagi untuk Natal tahun ini."
Mendengar kalimat tersebut, netra Takemichi pun berbinar, lantas ia mengekori langkah Chifuyu yang telah lebih dulu pergi dari trotoar. "Terima kasih, Chifuyu!"
"Apa bagusnya sih keluar di malam Natal hanya untuk bertemu dengan pria lalu menghajar pria lain?" gerutu Chifuyu. Ia terus aja mengomel di sepanjang jalan.
"Eh, kayaknya kau lapar. Ngomel terus," timpal Takemichi.
🌼
Di sisi lain, Eve tengah duduk sambil menikmati makan malam bersama sang nenek. Meja makan mereka terlampau besar jika hanya dipakai untuk dua orang saja. Eve di ujung kiri dan Ume di ujung kanan. Mereka makan berjauhan tanpa bicara seakan tak saling kenal.
Sementara itu, di sebelah pintu berdiri dua orang pelayan yang khusus dipekerjakan di sana. Keluarga Natsumi memang benar-benar keluarga konglomerat. Bahkan rumahnya pun tak kalah mewah jika dibandingkan dengan rumah Keluarga Hayashida Haruki alias Pahchin.
"Saya selesai, terima kasih makanannya," ucap Eve datar, lalu bangkit dari kursi.
"Hm, setelah ini kau harus belajar ya Eve. Waktumu sampai jam 12 malam," sahut Ume dingin, yang langsung dibalas Eve dalam bentuk ojigi.
Langkah lelah gadis itu langsung membawanya menapaki anak tangga satu per satu menuju lantai dua. Sesampainya di kamar ia berhenti di depan meja belajar. Netranya menatap buku pelajaran Fisika yang membosankan.
"Ck, aku ingin tidur saja rasanya," gerutu Eve.
Drrt ... drrrt....
Sebuah email masuk. Eve meraih ponselnya lalu mendapati pesan dari Chifuyu.
From: Matsuno Chifuyu
Subject: Maaf! 😿🙏
Hai, Eve! Maaf kalau aku menganggumu, tapi sepertinya jalan-jalan kita harus dibatalkan. Aku tahu kau tidak akan suka ini karena aku dan Takemitchy akan bekerjasama dengan Kisaki 😩
Tubuh Eve mendadak segar kembali. Kini dadanya dipenuhi emosi. Entah itu karena dia gagal jalan-jalan dengan Chifuyu atau entah karena mengetahui keterlibatan Kisaki Tetta di dalam grup penyelamatan Tokyo Manji.
Eve buru-buru mengetik.
Kenapa?! Cepat jelaskan! Apa yang terjadi sepanjang hari ini?! >:(
Drrt ... drrrt.... Semenit kemudian, balasan pun datang.
From: Matsuno Chifuyu
Subject: Maaf! Part 2 😿🙏
Ini sulit. Mitsuya-kun mengadakan perjanjian damai dengan Taiju Shiba jadi tidak ada satu pun petinggi Toman yang mendukung rencana kita. Dan pada saat itu Kisaki menawarkan bantuan yang menggiurkan.
Kami bekerjasama. Malam Natal nanti kami akan menghentikan Hakkai membunuh Taiju di gereja dekat pusat kota.
Eve menggeram, tidak terima dengan keputusan konyol kedua kawannya. Apa mereka tidak terpikirkan sedikit pun kalau tawaran Kisaki adalah sebuah perangkap?
Bodoh. Aku akan ikut menghajar Hakkai.
Drrt ... drrrt.... Balasan kembali datang.
From: Matsuno Chifuyu
Subject: Maaf! Part 3 😿🙏
Tidak boleh. Kau cukup mengamati saja >:(
Setelah membaca email terakhir itu, Ayaka Natsumi langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Kepalanya berdenyut nyeri, membayangkan masa depan yang sempat dilihatnya. Tentu kalimat larangan dari Chifuyu itu berniat ia langgar. Eve akan datang sendiri ke gereja yang dimaksud.
Krieeet....
Pintu kamar terbuka, membuat tubuh Eve bergetar hebat. Ia sangka yang membuka adalah sosok Ume yang bengis.
"Nona Eve, Nyonya besar meminta saya untuk menyampaikan ini kepada Nona." Seorang pelayan mengintip dari balik celah pintu yang terbuka.
"I-iya? Apa katanya?"
"Malam Natal nanti Nyonya Besar mengundang Nona Eve untuk ikut acara keluarga besar di Osaka," ucap si pelayan, "dengan syarat, Nona harus selesai mengerjakan seluruh tugas musim dingin sebelum hari H."
Wajah Eve seketika merona merah. Ada perasaan hangat yang menelusup hatinya. Jarang sekali Ume bersikap manis. Apakah ini pertanda kalau nenek itu ingin memperbaiki sikapnya? Apakah ini pertanda bagi Eve kalau dirinya akan kembali "dianggap ada"?
Bibir Eve seketika menyunggingkan senyuman manis. "Um! Saya akan menyelesaikannya dengan cepat."
Setelah si pelayan pergi, Eve buru-buru bangkit dan bergerak ke meja belajar. Ia mulai membuka buku pelajaran dan kembali berkutat dengan soal-soal yang ada di sana.
Memang, seingin itu Eve untuk mendapat secuil apresiasi dan pengakuan dari satu-satunya keluarga kandung yang dimilikinya. Bagi gadis itu, Ume adalah satu-satunya orang yang ingin ia buat terkesan.
Meski seringnya, berakhir dengan lebam dan memar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top