CHAPTER 14: PRECOGNITION

Ayaka Natsumi membentuk mulutnya menjadi huruf O. Otak jeniusnya kesulitan mencerna apa yang baru saja didengar. Ia lantas diam mematung sembari mengeratkan jaket tebal ke sekeliling tubuh.

Mungkin saja suhu udara malam ini membuat otak gadis itu jadi membeku. Terlebih sekarang ia tengah berdiri di taman kota tanpa adanya pengatur suhu. Untung saja ia sempat membeli sekaleng minuman kacang hijau hangat dari vending machine.

"Eve-chan, aku adalah seorang pelompat waktu." Hanagaki Takemichi, orang yang baru-baru ini menjadi kapten divisi satu berdiri di depan Ayaka Natsumi. Lima belas menit sudah ia menjelaskan semua hal aneh yang dialami kepada gadis itu.

"Kalian pasti terlalu banyak nonton anime." Eve menggeleng tak percaya.

"Eve, Takemitchy serius." Chifuyu membela sahabatnya.

Helaan napas keluar dari bibir Eve. Ia sulit mempercayai dua lelaki di depannya. Namun, setelah dikait-kaitkan dengan mimpi anehnya ia pun mulai berpikir bahwa semua masuk akal.

"Baiklah, itu semua masuk akal," ujar Eve, "terlebih ceritanya mirip sekali dengan apa yang kulihat di dalam mimpiku."

"Eh? Mimpi?" ulang Takemichi.

Eve mengangguk. "Kalian pasti bertanya-tanya darimana aku kenal Kisaki Tetta, bukan?"

Chifuyu dan Takemichi mengangguk sambil memasang tatapan berbinar layaknya dua ekor anak kucing.

"Aku melihat semua masa depan yang Michi ceritakan di dalam mimpiku," ungkap Eve yang langsung menimbulkan sambaran petir di punggung si kedua lelaki. "Keren, bukan? Aku menyebutnya precognition."

Sekarang semuanya jadi jelas. Rupanya Ayaka Natsumi memiliki kemampuan yang hampir mirip dengan Takemichi. Namun, yang menjadi pembeda adalah, di sini Eve hanya berperan sebagai pengamat. Sedangkan Takemichi benar-benar langsung melakukan lompatan waktu.

"Jadi apa yang menjadi pemicu precognition-mu, Eve?" tanya Takemichi penasaran, tapi Eve hanya menggeleng.

"Mungkin saja pemicunya adalah kamu, Takemitchy. Jadi tiap masa depan berubah, maka Eve akan mendapatkan mimpi tentang itu," jelas Chifuyu berteori. Sontak saja kedua lawan bicaranya ber-oh ria.

"Huh, apa boleh buat? Jika sudah terlanjur cerita seperti ini, aku tidak punya pilihan selain bergabung dengan kalian," kata gadis itu sambil memasang senyuman lebar. Entah kenapa ia begitu percaya diri.

"Eh, sungguh? Kau mau bergabung?" Perasaan Chifuyu campur aduk, antara takut dan senang. Takut karena khawatir Eve akan terjerumus permainan Kisaki dan senang karena Chifuyu bisa dekat dengannya lebih lama.

Eve pun mengangguk senang. Dalam hati ia tengah melompat kegirangan. Sedangkan otaknya sibuk memutar skenario dirinya yang kelak akan menyelamatkan Geng Tokyo Manji lalu diizinkan bergabung menjadi anggotanya. "Fu fu fu fu," tawa licik gadis itu sambil melamun.

"Baiklah, tujuanku mengajak berkumpul adalah untuk mendiskusikan bagaimana caranya agar Mikey menolak mundurnya Hakkai dari Toman," jelas Takemichi sembari berlagak layaknya seorang jenderal yang tengah menjelaskan tugas pada para prajurit.

Eve seketika menyemburkan minuman kacang hijau panas dari bibirnya begitu mendengar kalau Hakkai akan mundur dari Toman. Ia sudah kenal dengan lelaki itu cukup lama meski nyatanya Hakkai tak pernah mau bicara dengan Eve. Tidak tahu kenapa.

"Kenapa Hakkai mau keluar dari Toman?" tanya gadis itu, tak terima.

"Kakak Hakkai, Taiju Shiba adalah pemimpin Geng Black Dragon generasi 10. Ia ingin Hakkai masuk ke dalam gengnya." Chifuyu mulai bercerita, menggantikan Takemichi. "Tapi hubungan Hakkai dan Taiju tidak baik. Taiju selalu menyiksa Yuzuha dan Hakkai."

Eve kini makin dibuat tak terima. Bisa-bisanya ia baru tahu hal seperti ini.

"Dan beberapa hari lalu, Taiju menggunakan aku sebagai jaminannya. Jika ingin aku selamat, maka Hakkai harus bergabung dengan Black Dragon," ungkap Takemichi dengan raut wajah bersalah.

"Michi, ini bukan salahmu," balas Eve berempati.

"Dan ... setelah bergabung dengan Black Dragon, Hakkai akan membunuh kakaknya sendiri."

Eve mendadak merinding. Ia memang terbiasa bertarung, tapi tetap tak bisa terbiasa mendengar kata "membunuh". Gadis itu tanpa sadar kehilangan keseimbangan hingga Chifuyu menangkap kedua pundaknya.

"Hah?" sahut Eve.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top