Chapter 6 Part 4

Ryu sedang berjalan sambil bersedekap. Bukan hanya hatinya yang menggigil, tapi raganya membeku tak keruan. Angin malam ini menembus, mengebaskan jari jemarinya dan napasnya.

Haruka...

Langkah Ryu terhenti bersamaan nama di dalam kepalanya mengering dan terpaku.

Jalanan di depannya sepi. Hanya pohon yang ditanami permeternya sesekali berayun terkena angin malam.

Ryu menghela napas.

Kesalahan memang selalu terasa seperti ini. Dan itu, mengesalkan.

Dari ujung blok, Ryu melihat beberapa kendaraan masuk ke jalanan, dengan gerak kompak, mobil-mobil hitam melaju mengikuti aspal hitam dijalan yang sepi. Ryu mengamati kelima mobil itu dengan perasaan heran.

Baru saja ia ingin melanjutkan langkah, kelima mobil yang melintas di pinggir seketika menepi dan mengehentikan lajunya, disusul keempat mobil di belakangnya. Mobil yang berderet di tengah lebih panjang. Ryu menghentikan langkah lagi, sambil menoleh heran.

Mobil terparkir, seseorang keluar dari mobil. Seorang pria kurus berpakaian kemeja asal, ia berlari ke pintu belakang, membuka pintunya, hendak membukakan pintu untuk seorang pria bertangan besar itu turun.

Tanpa sadar, jantung Ryu mendadak beringsut.

Pria itu menjepit cerutu ke dua jemarinya, bersamaan dengan itu, beberapa orang dengan gaya yang sama turun dari mobil, mengerubunginya. Ryu mengamati mereka dengan keheranan penuh saat diketahui, mereka berjalan kearahnya.

"Siapa kalian?" tanya Ryu datar.

Pria bertangan besar itu menyelip di antara kerumunan, menghembuskan asap cerutunya lalu membuka kaca mata hitamnya dengan senyum seringai yang seram.

"Halo, Ryu-kun?" katanya.

Ryu mengernyit.

"Maaf, siapa?"

Pria itu lebih pendek darinya, membuat Ryu harus sedikit menunduk untuk menyelidiki wajahnya, menerka siapa dia.

"Kazuto. Kazuto Harukaze," katanya lagi. Suaranya berat dan penuh tekanan yang tajam, seakan ingin memberitahu kalau seharusnya Ryu mengenalnya.

"Ayah dari putri yang kau hamili," lanjutnya.

Jantung Ryu terhenyak, ia berkata dengan hati-hati, "Ayah Haruka-san?"

Ia tersenyum kecut sambil menghembuskan asap biru keluar dari mulutnya, "seharusnya kau menduga itu dari awal."

Jadi ini, Yakuza?

Ryu menelan ludah dengan tenang. Mencairkan lidahnya yang mendadak kelu dan kaku. Berusaha menyingkirkan pikirannya yang mulai menguapkan kata-kata sang ibu kemarin malam. Bagaimana kalau.. bagaimana kalau...

"Jadi, sudah siap untuk permainannya?"

Ryu berkerut samar keluar dari lamunannya, "apa maksudmu?" tanya Ryu dengan nada curiga.

Kazuto mencibir, tangannya menjepit cerutunya yang sudah pendek, lalu membuangnya dengan kasar ke tanah. Ryu mengamati itu dengan kerutan keji. Gagasan mengenai hal buruk mulai meletup-letup dalam benaknya, tapi ia tetap berusaha menyingkirkan itu.

"Kau lupa? Kau sudah memulainya, anak muda."

Ryu tetap tidak mengerti.

Langkah Kazuto mendekat, menyamai dengan dada Ryu yang tegap.

"Maaf, aku tidak mengerti," sahut Ryu dingin.

Kazuto terkekeh pendek, kemudian ia mengangkat tangan, seorang pria di belakangnya langsung bergerak seakan menerima kode. Pria itu pergi ke dalam mobil, mengambil sesuatu, Ryu kembali berpaling ke pria di bawah dagunya, kerutan tajam masih tersisih di wajahnya.

"Kau... menghamili putriku tanpa aturan yang sah, dan aku..."

Dada Ryu terasa sesak, ia merasakan matanya melebar. Pria itu kembali dari dalam mobil sambil mengeluarkan map merah, lalu diserahkan kepada Kazuto.

Kazuto mengalihkan perhatian sebentar. Ryu merasakan pikirannya membeku. Ia tak bisa menduga apa yang akan selanjutnya terjadi di tengah sini. Apa yang akan Kazuto lakukan? Apakah ia akan melakukan hal sama seperti yang ibunya pernah bilang?

"Bagaimana? Apa kau sudah puas malam itu?" Matanya tak beralih, ia berucap dengan selipan nada remehan.

Ryu menaikan pitam, tapi suaranya tertahan, "aku tidak melakukan apapun. Kau, salah paham."

Kazuto mengangkat wajah dengan senyum remehan, "oh, begitu ya? Aku salah paham? Lalu, bisakah kau membenarkan perasaan putriku yang sudah kau lakukan?"

Mulut Ryu terasa asam seketika. Ini pengkhianatan yang besar. Ryu terpaksa tak bisa membela diri. Kedinginan yang menyerang membekukan semuanya. Pria-pria yang mengerubunginya menatap dengan alis berkutat. Ryu tak bisa ke mana-mana, Ryu terjebak saat ia baru sadar kalau ia benar-benar dalam bahaya.

"Maaf, tapi aku benar-benar tidak melakukan itu. Malam itu, Haruka marah padaku jadi ia mengarang ini semua untuk menjebakku," tutur Ryu sambil pikirannya berkelana pada malam sewaktu ia menampar Haruka dengan perasaan kacau.

"Kau bilang putriku yang mengarang ini? Kau pikir putriku adalah pembohong yang hebat, begitu?" suaranya tajam dan nyaring, menakutkan.

Dia memang pembohong yang hebat.

"Ini kesalahan, tak seharusnya ini terjadi," ucapnya entah berkata pada siapa.

"Kau menghamili putriku, Ryu Otosaka!" suaranya keras, tangannya mendadak menarik kerah mantel Ryu. Pria itu mendadak geram, napasnya berat dan seram. Tubuh Ryu kaku dan ia tak bisa bergerak saat mantel tebalnya terekat begitu kencang, mengikat seluruh ototnya yang membeku.

"Paman, aku tidak melakukan itu!" ujar Ryu berusaha memberitahu kalau ia benar-benar mengatakan itu.

"Mana buktinya?!" sahut Kazuto cepat dan keras. Ryu kikuk. Dan sampai beberapa detik, ia tak bisa menemukan jawaban yang tepat. Tangan Kazuto dengan ringan mendorong kerah mantel Ryu sampai tubuhnya terhempas ke belakang. Ryu menahan dengan kakinya, lalu menatap Kazuto perlahan-lahan.

"Kau telah memasuki permainan yang salah, Ryu Otosaka. Tak ada jalan keluarnya selain membayar semuanya."

***

Shibuya, Tokyo.

"Ryu, pergilah. Jangan pernah temui aku lagi."

Ryu menatap gadis itu dengan napas sesak yang tak bisa ia jelaskan. Wajahnya babak belur setelah dihajar ribuan orang hanya karna satu masalah yang tak pernah ia tahu jawabannya.

"Beritahu aku, kau menjebakku, kan?" Suaranya ketus tapi ia bisa saja menangis karna gadis itu tak menoleh kearahnya.

Gadis itu berbalik lalu tersenyum samar.

"Ryu, maafkan aku."

***

Finished flashback! Terimakasih buat yg sudah mengikuti part ini! Tapi, tetap aja ya, blm ketahuan perjanjiannya apa? Hehe. Ayo gulir sekali lagi, pasti nemu deh.

Semakin rumit dan pasti kalian bakal nemu jawabannya kok, krn bntr lagi, cerita ini...selesai~

Yosh semangat bacanya dan terimakasih😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top