Chapter 5 Part 9 (extra)

"[Aku benar-benar minta maaf, Asuka. Acaranya mendadak dan aku tidak tahu kalau ternyata hari ini]"

Pinggir kota mendadak ramai. Bubaran sekolah mengisi kepadatan jalan dan kota sementara.

Langit cerah, tapi tidak menyejukkan. Entahlah, mungkin hanya Chelsea yang memiliki gagasan itu. Ia mengamati beberapa kendaraan yang lewat dengan perasaan kosong saat Osamu menelponnya beberapa menit yang lalu.

"Tidak apa-apa, senpai. Aku bisa jalan kaki dari sini," ujarnya dengan nada bosan karna sudah berkali-kali mengatakan itu pada semua orang yang mengkhawatirkannya.

"[Tanganmu---]"

"Osamu senpai," potong Chelsea cepat, "aku baik-baik saja."

Pria di sebrang sana rasanya sedang tertegun dengan raut khawatir, terdengar dari suara napasnya yang gelisah.

"[Ba---baiklah, aku percaya padamu. Hati-hati, Asuka, telepon aku jika terjadi sesuatu]" katanya mengakhiri telepon.

Chelsea mendengus sekali, dua kali. Kenapa hari ini terasa begitu mengesalkan? Hanya karna tangannya yang luka, kenapa semua orang mengkhawatirkannya sampai sebegitunya? Padahal, ibu dan ayahnya saja biasa saja.

Ah, tentu, karna mereka tidak tahu yang sebenarnya terjadi..

Chelsea menghela napas lagi, seirama dengan pikirannya yang melaju lambat.

Apakah semua ini akan selalu tersembunyi? Dan apakah mencintai Ryu juga harus dilakukan dengan cara yang sama?

***

Kaki Ryu tertahan lagi. Dengan jarak empat meter yang memisahkan dirinya dengan gadis yang di depannya, membuatnya harus berhati-hati agar langkahnya tak terlalu menimbulkan banyak perhatian.

Gadis itu baru saja berjalan menyusuri trotoar Tokyo, melewati Shibuya, berjalan sepanjang blok sampai ke ujung belokan blok di belakang gedung dekat taman Yoyogi, sempat berhenti sejenak mengamati seorang anak kecil sedang menggambar di taman lalu berjalan lagi dengan keheningan.

Tapi kali ini, gadis itu berhenti bukan karna ada anak kecil atau sesuatu. Ia berhenti dan diam. Dari belakang, kepalanya tertunduk seperti sedang mengamati tangannya dengan perasaan kacau lalu keheningan yang lirih menyelubungi sekitar tubuhnya. Apa yang sebetulnya sedang Chelsea pikirkan?

Kepala Ryu agak condong sedikit saat ia mengintip dari belakang batang pohon. Degup jantungnya sedikit berdentuman, tapi setidaknya melihat Chelsea dari punggungnya saja sudah mengguyur Ryu dengan perasaan bersyukur. Melihat gadis itu tak menangis atau kesakitan, ia sangat bersyukur.

Tunggu. Benarkah Chelsea tidak kesakitan setelah mengetahui dirinya di dua tahun yang lalu yang masih ia rahasiakan pada gadis itu? Apakah Ryu bisa tahan sampai waktunya tiba untuk tidak mengatakan yang sebenarnya? Dan saat ia dan Chelsea saling jatuh cinta, apa itu bisa dicegah lagi setelah kata terlambat hadir ditengah kata terlarang?

Tidak. Ryu membenci penyesalan, dan ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. Bahwa mencintai seseorang seperti Chelsea, akan membawa gadis itu pada garis ancaman berbahaya di Tokyo. Dan jika sudah masuk, apakah ia masih bisa mencintai dengan perasaan selega hati memandang tanpa kabut?

Chelsea mulai berjalan lagi. Kali ini langkahnya pendek dan lambat. Matanya masih mengarah pada tangannya, rambutnya menjuntai asal melewati bahu dan satu hal, ia berjalan sedikit terhuyung.

Apa yang sebetulnya ia pikirkan? Apa?

Mungkin seharusnya, ini tidak boleh terjadi. Mungkin seharusnya mencintai Chelsea, mencintainya adalah karma belaka yang terjadi padanya. Ryu ingin melupakan gadis itu, Ryu ingin pergi menjauh demi keselamatannya, tapi ia tidak bisa.

Ia ingin Chelsea menatapnya, ia ingin Chelsea marah setelah ia menciumnya dengan sembarangan, ia ingin masa-masa itu ada tanpa masa lalu yang menganggu keadaan ini. Ia ingin mencintai Chelsea tanpa meragukan keselamatannya, dan ia ingin Chelsea selamat karna gadis itu mencintainya. Kenapa mencintai harus sesulit ini? Kenapa ada satu cap yang menghalangi perasaanya? Apakah Yakuza semestinya mengancam sampai begini?

Kaki Chelsea tertutup lagi. Sontak, tubuh Ryu yang sedang mengambang dengan pikirannya mendadak berhenti juga. Tapi satu hal yang membuat bulu kuduk Ryu merinding.

Gadis itu berhenti. Dan ia sadar akan keberadaanya.

Kepala Chelsea menoleh lambat dan wajahnya langsung menampar Ryu yang sudah terlambat untuk sembunyi di balik pohon.

"Berhenti," katanya. Suaranya hampir tenggelam dengan suara angin ribut di telinga Ryu.

Ia diam sejenak, mengamati aspal jalanan yang sepi dengan tatapan lemah. Mata gadis itu sayu, nampak habis menangis. Napasnya kacau dan semuanya nampak buruk.

Ya Tuhan, sampai kapan Ryu harus mengakui kalau Chelsea sebetulnya memikirkannya?

Ia mengangkat dagu, menatapnya, "aku akan kembali ke Indonesia."

Mata Ryu melebar seketika, dan ia merasakan dengkulnya gemetar.

"A---apa?" Ryu tercekat. Terperosok. Dan mendadak, semua bayangan akan keindahan hancur dan lenyap.

"Setidaknya begini lebih baik," ujar Chelsea dengan melamun.

"Lebih baik? Lalu, kau akan meninggalkanku?"

Chelsea mengangkat wajah, kali ini kerutan kecewa terpampang nyata, "kita sudah putus, Ryu. Kau ingat? Siang itu di koridor sekolah?" suaranya terselip parau yang tertahan.

Tidak. Tidak!

Tenggorokan Ryu tercekat, ia ingin bicara tapi tak ada satu pun suara yang berhasil ia hasilkan. Nyatanya adalah, dadanya benar-benar sesak dan waktu berhenti di tingkat dirinya yang paling dalam, mengitarinya akan rasa kepedihan.

Tidak.

"Jangan..." dengan sekuat tenaga Ryu berusaha menahan emosi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Emosi yang bisa saja menghancurkan dirinya.

Ia mengangkat wajah, menatap Chelsea dengan perasaan kacau, "jangan..."

Ryu maju selangkah mendekati gadis itu, mengambil tangan kiri mungil Chelsea. Dan lagi, segumpal emosi nyaris termuntahkan saat ia tahu ia begitu merindukan sentuhannya.

"Jangan tinggalkan aku, Asuka."

Tanpa terasa, hal yang tak pernah terjadi menggulir cepat. Ryu merasakan air matanya menggulir dan jatuh ke dasar hatinya yang perih.

"Jangan tinggalkan aku, sampai semua ini selesai. Sampai aku selesai mencintaimu."

***

Yosh, smoga part ini sedihnya dpt. Smoga. Author tersentuh dikit sih ngebayangin Ryu yg nangis(

But btw, akhirnya aku muncul lagi ya^^ hhe thanks buat para pembaca yg dengan setia menunggu dan menanti kisah ini, aku berharap cerita ini bs berkembang dan smua emosi yg kutulis tersampaikan pada kalian.

Yosh ditunggi next chapnya ya, big hug for you guys🙆🙆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top