Chapter 5 Part 3
Ryu sedang berjalan menyisir kesepian di malam Tokyo. Pinggir jalan sudah sangat sepi. Hanya ada remang lampu dan kesetiaan mobil yang lalu lalang di jalan lengang. Hampir pukul sepuluh setelah ia mengantar Chelsea pulang. Jika di telaah lagi, sepertinya ia sangat yakin untuk memantapkan keputusannya.
Baru berjalan beberapa langkah melewati gang kecil menuju blok rumahnya, langkah Ryu tiba-tiba terhenti, ia mengangkat wajah melihat sekawanan pria berpakaian hitam, berwajah sangar dan berkumis seram menghadang jalannya.
Alis Ryu berkerut samar, tapi ia sudah tahu mereka siapa. Salah seorang pria bertubuh kekar keluar dari mobil yang terparkir di pinggir jalan. Cerutu menyelip diantara bibirnya, Ryu menoleh melihat siapa pemilik wajah dari kacamata hitam itu.
"Selama malam, Ryu-san," suara berat yang sangat dikenalinya menelusup ke telinga Ryu, menyadarkannya beberapa saat kalau itu adalah...ayah Haruka?
"Sudah lama kita tidak berjumpa," ujarnya dengan nada berat yang tedengar di paksakan ramah. Ryu memicingkan matanya, berharap kejadian malam ini tidak membawa keburukan untuk esok hari.
"Langsung saja ke intinya, apa yang kau mau?" Sekawanan orang-orang besar tadi melangkah mendekat dengan gerak menggertak. Ryu tak menanggapi itu, matanya masih menyorot datar dan dingin kepada pria kekar yang ada didepannya.
Pria itu mencibir, "tak kusangka, anak brengsek sepertimu memang tidak berubah, masih sama seperti dulu."
Tenggorokan Ryu tercekat, nyaris saja ia menggertak sekali lagi kalau bukan teringat oleh Chelsea.
"Apa yang kau mau? Keluarga kami sudah memberikan uang padamu, aku dan Haruka sudah tidak bersama lagi, sekarang apa?" Suaranya terdengar tegas dan menantang, membuat wajah pria-pria dibelakang sana mencuatkan alisnya.
"Baiklah. Aku juga tidak punya banyak waktu untuk bercengkrama denganmu," sahutnya sambil melangkah mendekat. Ryu mengamati pria itu lekat-lekat sambil berjaga-jaga kalau ia membawa senjata rahasia di kantungnya.
"Dengar, pria sepertimu memang sangat mudah memikat wanita ya. Kudengar sekarang pacarmu... Asuka-san--orang Indonesia--benarkan?" Dia tersenyum miring, membuat dahi Ryu semakin berkerut dalam.
Apa yang sekarang akan dikatakannya? Hal buruk apalagi yang sedang pria itu rencanakan? Ryu tak bisa menebak, bukan saatnya dan bukan waktunya. Pikirannya kusut karna wajah seram pria itu kini ada tepat di depan wajahnya.
"Hey, apa kau sudah melakukan... itu, dengan gadis itu?"
Mata Ryu membelalak lebar, seketika tangannya terangkat terkepal, hendak meninju pria itu tapi sekawanan pria tadi langsung menarik tubuhnya hingga ke belakang menjauhi ayah Haruka. Ryu menggertak ingin maju lagi, tapi satu tinjuan mendarat di pipinya.
Astaga, tulang pipinya sedikit menggeser.
"Tenangkan dirimu, nak. Kalau kau memang melakukannya, kau tak perlu menghindar, memang itu kan yang kau lakukan?" Pria itu mencibir besar, membuat darah Ryu naik seratus kali lipat.
"Bicaralah sesukamu pria tua, aku tak akan melukai orang yang kucinta seperti yang aku lakukan pada putrimu!"
Kali ini dorongan sekawanan pria itu mendesak Ryu untuk mengerang kecil. Tangannya di rejang oleh dua orang, seseorang dari belakang memaksa punggung Ryu untuk berlutut di aspal. Ryu melirik ayah Haruka itu masuk lagi ke dalam mobil sambil menghisap putung rokoknya dan menyeringai. Seringaian yang membuat Ryu semakin ingin membunuhnya kalau saja ia bukan pimpinan grup ini. Kalau saja pria itu bukan pimpinan Yakuza.
"Ingat ancamanku, atau Asuka-san akan masuk ke daftar kami!" Terdengar pria itu sedikit berteriak kemudian tertawa, menerjang jantung Ryu untuk berhenti berdetak.
Ma---masuk daftar? Ryu mengangkat wajah, hendak berkata kasar lagi pada pria itu, tapi tindakannya sudah tercegah lebih dulu dan seketika seseorang di depannya mengangkat tangan lalu semuanya gelap.
***
Update lagi nih, tdi pagi lg sempet nulis ada wktu soalnya masuk kantor rada pagian hehe.
Terimakasih buat yg msh baca and nunggu, vote, komen pkoknya aku cinta kalian😘 hehe
Smoga part ini ga ngebosenin and kalian terhibur ya^^ arigatou😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top