Chapter 3 Part 9

Chelsea sedang duduk di antara Osamu dan Daisuke senpai. Perpustakaan agak sepi, hanya samar-samar suara obrolan murid entah dari mana berdengung di udara.

Beberapa data sudah dicatat dan dijawab dengan baik oleh Chelsea. Osamu senpai benar-benar serius menjalani prestasinya. Ia sangat intens dan fokus. Walau begitu, selagi ada waktu berbengong ria, Chelsea malah tak sadar kembali teringat dengan ciuman malam itu.

Ciuman yang membawa Chelsea semakin merasa yakin kalau...

"Asuka-san, bagaimana keadaan Ryu sekarang?" Tiba-tiba Osamu membuyarkan lamunannya.

Chelsea mengerjap, "eh, apa? Keadaan? Oh, dia---dia baik."

Chelsea tak menemukan balasan di wajah Osamu yang pasti. Apakah raut itu menunjukkan kalau ia senang mendengarnya atau justru sebaliknya.

"Berhati-hatilah," katanya dengan nada serius. Ia mengangkat wajah dan menutup buku.

"Berhati-hati apa?"

"Kau tak tahu, kan, tentang kejadian dua tahun lalu itu?"

Chelsea terkesiap cepat. Seperti apa yang ada di kepalanya, baru saja ia ingin bertanya itu.

"Tidak. Eh, Osamu senpai, apa kau bisa ceritakan padaku sedikit saja? Aku tahu orang-orang di sini menutup mulut mereka, tapi aku..." Osamu menoleh pelan ke arah Daisuke yang menyenggolnya. Wajah Daisu seakan memberi kode untuk tidak membahas ini.

"Kumohon, aku benar-benar ingin tahu."

Osamu terdiam sejenak, melirik hati-hati ke samping kanan dan kiri lalu mulai mencondongkan sedikit tubuhnya.

"Hazuki Harukaze adalah adik kelasku---yang kusukai waktu itu."

Wajah Daisu senpai melemas dan pasrah, tapi Chelsea tak peduli.

"Tapi, waktu itu Harukaze menolakku dan bilang kalau ia menyukai Ryu. Sangat-sangat menyukainya.

"Sampai suatu hari mereka pacaran dan hubungan mereka semakin dekat. Bahkan jika aku bertemu keduanya, hubungan mereka memang terlihat sangat bahagia," ujar Osamu melambat. Pandangan matanya menunjukan seakan-akan pikirannya sedang berlalu ke masa lalu.

"Dan semenjak itu, aku jadi jauh dengan Harukaze. Aku tahu Ryu, dia pria yang sangat mudah memikat gadis-gadis, terutama Harukaze. Saat itu aku masih sangat menyukai Harukaze, hingga suatu ketika aku memberanikan diri berbicara padanya.

"Aku bertanya padanya tentang hubungannya akhir-akhir ini, tapi aku sangat terkejut ketika dia malah menangis dan tiba-tiba mengaku kalau Ryu sudah menyetubuhi dirinya. Dan dia mengaku di depan wajahku, kalau dia positif hamil."

Chelsea merinding seketika. Astaga, ia jadi tak yakin untuk mengakui pernyataan itu sekarang.

"Kejadian itu tak berlangsung lama, sampai suatu ketika Harukaze mengaku di kelasnya sendiri, mengebohkan seluruh sekolah kalau dia hamil karna Ryu. Saat itu aku sangat kesal karna Ryu benar-benar bajingan tidak mau mengakui kalau ia adalah penyebab semua ini.

"Lalu setelah hari itu, Ryu dan Harukaze tidak pernah terlihat bersama lagi. Aku tak tahu apa yang terjadi pada Harukaze, apakah ia menutup diri karna malu atau pergi jauh dari Tokyo. Walau aku sempat bertanya pada Ryu, dia bilang, Harukaze sudah pergi dan sebaiknya aku melupakan dia dan kejadian itu.

"Tapi, itu tak berlangsung lama, karna setelah itu, kami semua tahu, kalau ternyata, ayah Harukaze adalah pemimpin yakuza dan menyuruh kami semua menutup mulut untuk kejadian ini."

Chelsea merasa matanya kering. Terlalu lama untuk menahan napas dan ia baru sadar kalau jawaban perlahan-lahan menjawab pertanyaannya selama ini.

"Tapi---Ryu---aku, tak yakin apakah dia benar-benar melakukan itu..."

Osamu terdiam sejenak menatap Chelsea yang kebingungan.

"Lalu, bagaimana Harukaze bisa hamil kalau bukan dia yang menyetubuhinya? Siapa lagi pria terdekat Harukaze saat itu? Hanya Ryu."

Tidak... tidak mungkin. Aku tidak percaya.

"Lalu, bagaimana keadaan Harukaze sekarang?" tanya Chelsea.

Osamu menghela napas lelah, "setahuku bayinya ia gugurkan, setelah itu ia pindah ke Osaka dan sekolah di sana."

"Osaka?"

"Ya, dia pergi untuk menghindar dari rasa malunya. Padahal, kalau saja aku bisa membenci Ryu, kalau saja aku bisa memberi anak itu pelajaran... Hanya saja aku..." Suara Osamu terbata.

"Hanya saja apa?"

Osamu meliriknya lemah, " hanya saja aku terlalu mencintai Harukaze yang masih tak bisa melupakan Ryu."

Tanpa sadar napas Chelsea tercekat.

Harukaze belum bisa melupakan Ryu?

***

Jujur agk bosen nyeritainnya, tapi di part ini seengaknya Chelsea bisa ngerti sdikit kejadian dua tahun lalu itu. Padahal, asal kalian tau minnasan... Ryu itu....
Ahh syudahlah baca next chap aja hehe

See ya and thankyou for reading:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top