✨💜 AoiAoi 🧡✨
Hubungan Aoi dengan Akane bisa di bilang lebih baik ketimbang teman-temannya, karna entah kenapa setelah mereka berpacaran Aoi menjadi lebih terbuka pada Akane.
Dan saat ini mereka sedang sibuk mengurus pernikahan mereka yang akan mereka laksanakan beberapa bulan kedepan.
Disaat seperti ini, banyak orang yang bilang akan banyak halangan dan bumbu-bumbu pertengkaran yang bisa membuat hubungan merenggang.
Dan saat ini tinggal hitungan hari lagi Aoi akan menikah dengan Akane, tapi justru Akane semakin sibuk dengan pekerjaannya.
Hal itu membuat Aoi sedikit jengah tapi setidaknya perhatian Akane tidak berubah sejak dulu hanya saja pria itu lebih sering sibuk dengan pekerjaannya.
Malam itu Aoi baru selesai pemotretan untuk sampul majalah minggu depan dan karna jam sudah hampir menujukkan tengah malam Aoi kesulitan mencari Taxi dan mau tidak mau Aoi harus meminta tolong Akane untuk menjemputnya tapi ternyata pria itu sudah lebih dulu menunggu di depan studio.
"Akane-kun!"
Akane menoleh lalu tersenyum mendekati Aoi.
"Yo! Bagaimana pemtrotenmu hari ini Aoi-chan?"
Aoi sedikit memijat pundaknya sembari masuk ke dalam mobil Akane.
"Ah melelahkan seperti biasa tapi kurasa besok jadwalku akan lebih padat"Keluh Aoi, Akane terkekeh lalu menyodorkan minuman dingin.
"Kenapa kau tidak mengambil cuti saja? Sebentar lagi sudah tanggal pernikahan kita"Bujuk Akane, Aoi menghela nafas berat.
"Besok terakhir kok"Sahut Aoi sambil tersenyum, Akane mendengus.
"Ao-chan sudah mengatakan itu untuk kesekian kalinya"Gerutu Akane sambil terus berfokus pada jalanan yang tengah di lewatinya, Aoi tertawa kecil.
"Gomen gomen, aku janji besok yang terakhir karna setelah itu aku akan mengambil cuti!"
Akane menghela nafas lalu tersenyum.
"Baiklah, tapi kau harus jaga kesehatanmu Aoi-chan"
"Tentu saja Akane-kun, kalau aku sakit jadwalku bisa kacau"
Tak terasa sampailah mereka di kediaman Akane, Aoi pun turun dari mobil tapi sebelum masuk Aoi memberi sebuah kecupan ringan di pipi pria itu.
"Sampai jumpa besok Akane-kun~!".
🧡✨💜
Sepertinya Dewi Fortuna tengah berbaik hati dengan Aoi, pasalnya jadwal pemotretan Aoi selesai lebih cepat daripada biasanya.
Karna tidak terbiasa menganggur di siang hari, Aoi pun bingung ingin melakukan apa di tengah libur dadakannya ini.
Aoi duduk termenung di bangku taman sambil menikmati es krim vanilanya, pikirannya melambung membayangkan pernikahannya yang akan diadakan beberapa hari lagi.
Teringat baru 2 bulan lalu Akane melamarnya, tiba-tiba sudah hampir pernikahan saja.
"Aoi-chan menikahlah denganku~!"
Ketika Akane melamarnya hari itu, Aoi tidak menyangka Akane akan melamar dengan cara yang terbilang unik untuk orang melamar pada umumnya.
Hari itu adalah hari ulang tahun Aoi tapi ketika acara ulang tahun Aoi, Akane justru tidak datang karna sedang ada tugas di luar kota.
Akane pun menghubungi Aoi lewat video call dan menunjukkan sebuah video singkat dari laptopnya yang berisi foto mereka sejak kecil dan beberap video candid yang Akane dapatkan ketika mereka masih dibangku SMA barulah setelah itu Akane melamar Aoi.
Keesokan seharinya setelah pulang dari tempat kerja, hal pertama yang Akane kunjungi adalah rumah Aoi untuk menyematkan cincin pertunangan mereka.
Aoi tertawa kecil mengingat pertunangan itu dan tiba-tiba Aoi jadi ingin mendatangi Akane ke tempat kerjanya, Aoi pun memesan Taxi untuk segera menuju kantor Akane.
~20 Minutes Later~
Begitu sampai di depan kantor Aoi celingukan mencari sosok kekasihnya tapi nampaknya para pegawai kantor sedang keluar untuk makan siang, Aoi pun memutuskan mengunjungi cafe langganan Akane yang berada di depan kantor.
Begitu sampai disana alangkah terkejutnya Aoi ketika mendapati Akane di sudut cafe sedang di peluk oleh wanita yang menangis sesenggukan.
"Arigatou untuk cincinnya"Ucap wanita itu yang sontak membuat Aoi terkejut setengah mati, karna merasa kesal Aoi pun memutuskan untuk pulang sebelum pria itu sempat menyadari kehadiran Aoi.
"Apa maksud dari semua ini?!"Gerutu Aoi dalam hati.
💜✨🧡
Akane sudah yakin ada yang tidak beres soal Aoi hari ini, pasalnya sejak tadi Aoi mengabaikan semua pesan serta panggilannya membuat Akane tidak tenang memikirkan soal Aoi hingga beberapa kali berbuat kesalahan di kantor dan ditergur beberapa kali oleh atasan.
Begitu semua pekerjaannya selesai, Akane segera memacu laju mobilnya menuju kediaman Akane.
Begitu sampai di sana, Akane di sambut dengan raut wajah ibu Aoi yang cemas setengah mati karena putrinya tidak mau keluar dari kamar sama sekalis.
Setelah mendapatkan ijin masuk, Akane pun mengetuk pintu kamar Aoi.
"Aoi-chan?"
Aoi membuka pintu kamarnya dan menunjukkan wajahnya yang kusut membuat Akane panik, Aoi mendengus lalu menarik tangan Akane dan mengajaknya menuju belakanga rumahnya.
Dan disinilah mereka, duduk bangku taman belakang kediaman Akane.
"Jadi kenapa Aoi-chan tidak membalas semua pes—"
"Siapa gadis itu?!"
Akane terkejut.
"Gadis? Siapa?"
"Yang di cafe siang tadi!"
Akane terlihat mengingat-ingat sejenak lalu menepuk tangannya sekali.
"Oh maksudnya Megurine-san?"
"Hmpf! Aku tidak peduli itu siapa tapi apa maksudmu memberi dia cincin hah?!"
"Aku?"
"Iya!"
"Memberikan cincin?"
"Iya!"
"..."
Sejenak kemudian Akane tertawa terbahak-bahak membuat Aoi bertambah kesal dan gadis itu mendengus memalingkan wajahnya.
"Gomen, tapi itu lucu sekali"
"Apa maksudmu dengan lucu?! Kau kira pertunangan ini lelucon?!"
Tawa Akane bertambah keras.
"Menyebalkan!"
"Mou Aoi-chan jangan marah, itu bukan cincin dariku tahu"
"Hah? Lalu itu dari siapa?"
Akane berdehem mencoba mengatur intonasi ucapannya agar tidak kembali tertawa.
"Itu cincin gadis itu sendiri, jadi tadi cincinya hilang dan aku menemukannya"
Wajah Aoi memerah sedangkan Akane sudah tersenyum jail.
"Jadi itu cincin dari almarhum suaminya karna itu dia sangat menyayangi cincinya dan ketika aku menemukannya dia langsung menangis dan memelukku untuk berterima kasih"
Aoi membalikkan tubuhnya saking malunya terhadap Akane karna sudah cemburu pada hal yang tidak penting, Akane terkekeh memeluk Aoi.
"Aoi-chan cemburu~?"
"T-Tidak!"
Akane tertawa.
"Ngomong-ngomong, bagaimana Aoi-chan tahu soal itu?"
Aoi mendengus.
"A-Aku pergi ke kantormu tadi siang untuk mengajakmu makan siang tapi ternyata— ah sudahlah!"
"Huwaa maafkan aku Aoi-chan! Aku tidak tahu kalau kau datang"
Aoi menghela nafas berat lalu berbalik.
"Sudahlah biarkan yang penting semua sudah jelas"
Akane tersenyum memegang kedua pipi Aoi lalu mencium kening Aoi.
"Aishiteru yo Aoi-chan"
Aoi tersenyum.
"Aku juga Akane-kun"
"Setelah ini mungkin akan ada lebih banyak kesalah pahaman seperti ini"Ucap Akane, Aoi mengangguk.
"Tapi kuharap kita akan selalu terbuka seperti ini"
"Tentu saja!"
"Kalau begitu ayo berjanji"
"Hm? Berjanji apa Aoi-chan?"
"Berjanji tidak akan pergi sebelum masalah selesai dan kita akan selalu menyelesaikannya bersama?"
Aoi mengacungkan kelingkingnya, Akane tersenyum sembari menautkan kelingkingnya.
"Janji!".
✨🧡 Next? 💜✨
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top