June 10th . The History

Sub genre: historical

Yoru mengerjap. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Suasana cukup tenang mengingat para penumpang masih terjaga di alam mimpinya. Termasuk Alan yang baru saja bangun.

Pemuda berjaket tebal itu menoleh, mendapati kucing hitam di sampingnya yang menatapnya dengan wajah ambigu. Dia mengerutkan kening.

"Kenapa?" Alan memandang sekeliling. "Ada apa?"

Yoru meneguk saliva pahit. Dia menggeleng. "Aku bermimpi buruk," ucapnya sambil menjilati salah satu kakinya, lalu menyeka matanya. "Aku bersyukur itu hanya mimpi," lanjutnya.

"Kau bermimpi apa?" tanya pemuda 15 tahun itu lagi.

"Seorang pemuda bermata biru," jawab Yoru.

"Aku?" Alan menunjuk dirinya sendiri, tetapi kucing hitam dengan mata kuning itu menggeleng. Dia menarik napas lega. "Lalu, siapa?"

"Entahlah."

Yoru melihat ke luar jendela. Hari masih malam dan salju di luar masih saja tebal. Sepertinya, akan ada badai.

"Aku teringat dengan salah satu kisah yang kubaca saat di rumah Kakek kemarin," ujar Alan mengalihkan topik pembicaraan. Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menunjukkannya ke Yoru.

"Buku? Apa itu?" Kucing itu tampak antusias dan duduk di samping Alan.

"Kisah rubah ekor sembilan," ucap Alan. "Ada banyak kisah yang menceritakan dirinya."

"Bisa beritahu aku salah satunya?"

Alan mengangguk. Dia mulai membuka sampul buku tersebut.

"Mitos makhluk rubah ekor sembilan sangat erat kaitannya dengan Korea. Kakek bilang, Korea itu letaknya sangat jauh dari Buitenzorg. Ada di Asia Tenggara lebih tepatnya," tutur Alan. "Ketika hujan turun di waktu panas, itu menunjukkan kalau para rubah sedang melakukan perkawinan. Sementara itu, rubah ekor sembilan adalah makhluk yang dikutuk oleh para dewa.

"Ada banyak kisah, salah satunya rubah ekor sembilan yang menyamar menjadi seorang pria demi mencari cintanya yang merupakan putri kerajaan di era Joseon. Namun, ternyata putri itu terkutuk dan tubuhnya dirasuki oleh salah satu iblis yang merupakan musuh dari sang rubah."

"Lalu, bagaimana akhir ceritanya?" Yoru beralih mengganti posisi duduknya. "Apa mereka bisa bersatu?"

Alan menggeleng. "Tidak. Di era itu, sang rubah membunuh sang putri untuk melepaskan kutukannya," jawabnya sedikit melirih.

Yoru mengedipkan mata beberapa kali. "Sayang sekali ...."

"Tapi, kehidupan yang sekarang, mereka bersatu kok!"

"Tahu dari mana?"

"Di buku ini diceritakan!"

Alan tersenyum kuda dan sedikit tertawa.

"Lagipula, itu hanya cerita di jaman Joseon. Di Norway mungkin ada juga kisah yang sama dengannya."

Yoru berdiri. "Ceritakan lagi!"

****

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top