chapter 1|| aku berharap semua berubah
Lampu di setiap rumah sudah di matikan, hari sudah malam. Waktu sudah menunjukan tengah malam, waktu di mana rata-rata para pekerja yang sudah lelah bekerja memilih untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh mereka. Para remaja yang sudah lelah dengan kegiatan sekolah yang memilih untuk tidur dan mengumpulkan tenaga guna untuk kembali bersekolah di esok hari.
Terkecuali dengan perempuan di bawah selimutnya ini. Dia tengah asyik membaca novel fantasi genre kerajaan di ponselnya. Walau hari sudah larut, perempuan itu tak tampak mengantuk. Dia masih memilih terjaga hanya untuk sekedar membaca novel romansa kerajaan yang manis.
"Ah....tokoh utama di cerita novel selalu saja memiliki ending bahagia."
"Hidupku jadi terlihat payah..."
Perempuan itu mematikan ponselnya, tangannya merapihkan beberapa anak rambut yang menghalangi pandangan matanya. Helaan nafas terdengar lembut, dia bergumam pelan "andai saja aku bisa seperti para tokoh cerita di novel..."
Perempuan itu mulai berangan-angan, menjadi putri di kerajaan yang di penuhi kekayaan yang di berikan ribuan cinta oleh orang-orang. Itu adalah mimpi yang sangat manis untuk terjadi, hidup dengan harta melimpah dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan! Bukankah sangat indah bila benar terjadi?
Atau jika tidak dia bisa menjadi tokoh utama yang di perebutkan dua pria tampan, lalu mendapat ending bahagia dengan pria pilihannya! Itu adalah cerita manis penuh gula.
Dan tidak mungkin untuk terjadi.
Dia hanyalah perempuan biasa, lahir di keluarga biasa dan mendapatkan pekerjaan biasa. Tidak dekat tidak pula terlalu jauh dari laki-laki, memiliki kehidupan monoton yang membuatnya sudah hafal dengan semua hal yang akan terjadi di hari esok.
Dia ingin mendapatkan sedikit perubahan.
Seringkali karena sudah biasa dengan kegiatan yang monoton dia memilih untuk membaca novel-novel dengan cerita manis yang membuatnya berharap memiliki kehidupan yang seperti cerita-cerita khayalan belaka.
Entah memiliki rupa atau alur cerita yang indah, dia ingin merasakannya. Kadangkala dia memilih melupakan hidupnya dan memilih untuk hidup seperti cerita novel yang dia baca. Dia tau itu adalah hal yang mustahil, tapi terkadang dia terlalu ingin berimajinasi indah tentang hidupnya.
"Andai saja aku bisa masuk ke dalam cerita seperti yang ada di dalam novel...."Dia bergumam pelan, iris matanya menatap jendela kamarnya yang tertutup gonden.
"Tapi cerita kek gitu mana mungkin....isekai karena ketabrak truk isi semen sih agak Laen....yakali bisa isekai modal tabrak meuntal doang." Dia terkekeh pelan.
Iris matanya menatap jam di dinding yang sudah menunjukan pukul 11.59. Dia harus segera tidur agar bisa bangun di pagi hari dan memulai pekerjaannya. Perlahan kelopak matanya tertutup, menyisakan keheningan dari jam di dinding yang berdetak.
Perempuan itu masih terjaga, dia masih belum tidur. Telinganya setia mendengarkan detik jam yang bersuara sambil menunggu dia terlelap dalam mimpinya, samar-samar dia merasa seperti waktu berjalan lambat.
Tepat saat di detik terakhir sebelum jam 12, jam itu berhenti. Perempuan itu merasa dia kehilangan kesadarannya.
*****
"Korset nona terlalu kencang! Para pelayan itu terlalu kencang menariknya!"
"Kan aku sudah bilang! Mereka terlalu kencang menarik tali korset itu, kasihan sekali nona yang manis..."
Samar-samar bisikan beberapa orang terdengar di telinganya, awalnya perempuan dengan rambut merah itu mencoba mengabaikannya dan mencoba agar tetap tertidur. Sebelum dia sadar bahwa kenapa ada orang-orang yang mengobrol di kamarnya?
Gadis itu membuka matanya, dia melihat atap kamar yang terlihat luas dan penuh corak. Gadis itu merasa asing dengan kasur yang dia tiduri, tangannya memegang kain kasur dan merasa takjub.
'sebentar....memangnya bahan kasurku empuk seperti ini?'
Gadis itu mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, melihat itu para pelayan yang berada di dalam kamar terkejut dan segera mendekat.
"Nona! Anda sudah bangun, apa pinggang anda masih terasa sakit? Atau anda merasa sesak?" Tanya salah satu pelayan yang tengah memegang kain untuk gaun.
Gadis itu terdiam, dia mendengar bahasa yang terasa asing di telinganya. Satu alisnya terangkat, dia menatap bingung pelayan di samping tempat tidurnya.
"Apa maksudmu?—Ah!" Gadis itu tersentak kaget saat mendengar suara yang keluar dari mulutnya. Itu bukan bahasanya, gadis itu berbicara dengan bahasa yang berbeda.
"Apa anda perlu sesuatu nona? Hey! Ambilkan minuman untuk nona!" Pelayan dengan rambut yang di ikat pita warna merah itu terlihat menyuruh pelayan yang lain.
Salah satu pelayan itu mengangguk dan pergi untuk mengambil air. Gadis itu menatap sekelilingnya bingung, dia merasa asing dengan tempat ini. Orang-orang yang mengelilinginya membuatnya bingung, dia merasa tidak nyaman.
"Tolong...keluar.." gumam gadis itu pelan.
Seolah mengerti, pelayan yang memegang kain menunduk hormat. "Baik nona, ayo semua kita keluar." Ucap pelayan, para pelayan yang mengelilinginya berjalan keluar.
Setelah pintu telah benar-benar tertutup, gadis itu membuka selimutnya dan turun dari kasur untuk berdiri. Dia mengelilingi ruangan di mana dia terbangun, tampak sangat berbeda dengan kamarnya. Matanya melirik jendela, dia berjalan mendekat untuk melihat ke luar.
Pemandangan taman mewah yang sangat berbeda dengan pemandangan jendela di kamarnya, kakinya mundur beberapa langkah dengan matanya yang melirik ke sekelilingnya.
Ini berbeda.
Ini di mana?
Kenapa dia berada di tempat aneh?
"Apa ini mimpi?"
*
*
*
*
*
*
-bersambung-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top