13. Membuat janji
Nalina makan dengan lahap dan Vikra terus memperhatikannya hingga lama kelamaan membuat Nalina merasa cannggung. "Katanya kalau melihat saya suka gak nafsu makan tapi melihat realita yang terlihat sangat memalukan."
Perkataan Vikra yang lugas itu membuat Nalina menghentikan nafsu makannya. Sendok dan garpu masih dia pegang erat.
Hening hingga Vikra berkata, "Bagaimana kalau kita menikah saja."
"Biar Devan dan Mega gak ngejar-ngejar kita lagi."
_________
Vikra membiarkan kucing jalanan lewat lebih dahulu sebelum masuk mobil dan membuat Nalina agak terpana. Sampai perjalanan juga dilanjutkan juga gadis cantik itu masih terpana melihat Vikra. Ternyata pria aneh ini selalu mengejutkannya, tapi Nalina segera menggeleng untuk menyadarkan dirinya.
"Awas nanti kepala kamu lepas. Jangan keras-keras hei!" sentakan Vikra langsung lebih cepat menyadarkannya hingga membuat Nalina semakin salah tingkah.
"Hi... iih galak banget sih, Pak sampai kaget. Kalau nyawa saya dihisap langsung gimana?" sela Nalina cepat.
Namun, Vikra mendadak menggas remnya hingga Nalina kembali terkejut entah sudah berapa kali. Pria itu menatap tajam pada Nalina lalu mengambil tangan mungil Nalina. Menggenggam dengan kuat.
Nah loh ini laki kenapa lagi? Kumat deh kumat. Hari ini dapat heart attack mulu. Batin Nalina berbicara.
"Sekarang terserah kamu mau bilang saya aneh tapi sekali lagi kamu berbicara seperti itu, aku akan...."
Nalina mengernyit penasaran menunggu jawaban Vikra.
"Ah, sudahlah kamu pasti gak akan suka kalau aku melanjutkan kata-katanya, "lanjut Vikra yang dengan cepat kembali tersenyum lalu langsung mencium kening Nalina.
Nalina seolah tak kaget lagi dan semakin meyakini kalau Vikra benar-benar memiliki psikis yang aneh. Dia mengusap keningnya dan memilih mengalihkan pandangan pada jendela mobil memperhatikan deretan aktivitas orang-orang di jalan. Nalina juga Menghembuskan nafas perlahan untuk meredamkan dentum hatinya diiringi rutukan karena debarannya semakin kencang.
______
Suasana langit sudah mulai memudarkan senja sampai mobil Vikra tiba di rumah tante dan om Nalina. Vikra menghentikan mobil di depan teras parkir. Saat melihat kea rah Nalina dia tersenyum melihat wajah gadis itu tertidur pulas seolah tak terganggu dari tadi. Cukup lama Vikra menatap lama pada Nalina.
.
.
.
Nalina membuka mata indahnya perlahan, mengedarkan pandangan untuk tahu bahwa dia berada di kamarnya. Melihat ke arah jendela lebar yang tertutup gorden krem yang tertutup lalu pada jam dinding menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Setelah itu melihat dirinya yang berada dalam selimut.
"Kok... aku udah di kamar aja, "gumamnya sambil kembali memejamkan matanya. Saat mengangkat tangannya, Nalina membuka kembali sedikit matanya karena merasa ada yang menyanggal di pergelangan tangannya.
"Heeeeee!" Matanya melotot melihat gelang emas putih dengan rantai kecil di sekitarnya. "Gelang siapa ini?!"
______
Sedangkan di tempat lain Vikra sudah tertawa sendiri membayangkan wajah bahagia Nalina ketika melihat gelang darinya di tangan Nalina. Gadis reinkarnasi Zia miliknya telah kembali dan semakin menambah semangat hidup Vikra. Apapun yang terjadi dia pasti selalu memiliki Zia.
Namun, pesan dari Mega justru mengusiknya.
Kamu hanya terobsesi pada Nalina, Vikra. Ingatlah itu bukan cinta.
Vikra menyesal member tahu nomor ponselnya yang baru pada Mega. Pesan itu sangat menyebalkan tapi juga menggelikan. Vikra tertawa pelan seperti mengejek pada Mega. Dia terus menatap tulisan pesan dari Mega tapi perlahan rautnya berubah sedih dan emosinya memuncak dengan meremas kuat pena di meja kerjanya hingga dia menusukkan ke tangannya.
________
Beberapa hari kemudian, Nalina dilanda gelisah yang membuatnya tak nyaman. Bagaimana tidak? Menyebalkan baginya karena senyuman Vikra saat membiarkan seekor kucing lewat di depan mobilnya. Nalina juga tak habis pikir dengan dirinya sendiri kenapa harus mengingat pria aneh itu.
Ditambah hari ini ketika dia melirik sekilas ke ruang kerjanya. Pria itu tak ada sampai menjelang jam satu siang. Hingga info selanjutnya dari manajer divisi menyatakan Vikra tak masuk kerja. Nalina lega karena akhirnya dia bisa bebas hari ini tapi... ada rasa heran juga.
"Yaaa... gak bisa cuci mata dehhh, "celetuk Uly pasti yang paling nyaring hingga membuat beberapa karyawan di sekitarnya juga tertawa. Nalina tersenyum simpul lalu berdiri dari bilik kerjanya.
"Terus Aa Ray bagaimana, Teh Uly? Tega kamu udah pindah hati aja, "Nalina ikut menirukan gaya drama Uly. Hal itu membuat Uly terperangah dan yang lain jadi semakin bersorak.
"Ihhh, udah bisa ngeledek Dek ...dek ... dek ya dek Inaaa, sebell. Tapi gak apa-apa jadi seru, " balas Uly yang kembali duduk sedangkan Nalina juga kembali tenggelam di bilik kerja setelah melemparkan kedipan mata pada Uly.
_____
Di kamar luas bernuansa abu-abu itu, terbaring Vikra yang menatap sendu Ibunya. Tangannya diperban begitu juga leher di sisi kanannya. Mama Gea hanya bisa tertegun sedih menatap putranya. "Kamu masih terkurung dalam bayangan Zia ya?" tanya Mama Gea dengan nada terisak.
Vikra hanya bisa menatap nanar pada Mamanya. Kalau Mama tahu aku dulu pernah mengkhianati Zia karena dari awal tak pernah mencintainya. Bagaimana?
"Apa Mama yang dari dulu selalu lebih mementingkan diri Mama ya, Vikra? Mungkin Mama salah... ya Mama salah ya..."Mama Gea berkata sambil berpikir walau dalam sedih.
Vikra menahan gejolak emosi itu lagi sambil memejamkan matanya. Mereka dilingkupi keheningan sejenak dengan pikiran masing-masing lalu tak lama kemudian Mama Gea memutuskan untuk menghubungi Nalina.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top