22. Heboh

ACA

"Kak!" aku kaget tentu saja, pintu ruang kerjaku tiba-tiba terbuka begitu saja. Padahal, kalau Ayu atau siapa gitu, pasti ketok dulu.

"Hay Jess, tumben mampir sini?"

"Aku abis ketemu Kak Josh," ujarnya lalu ia duduk di sofa.

Aku bangkit dari singgasanaku di ruangan ini, lalu berjalan mendekati Jess, duduk di sampingnya.

"Kamu ribut sama Josh? Apa gimana?" tanyaku penasaran, soalnya Jess sama Josh tuh suka kucing-kucingan, dan Jess lebih deket sama Arya dari pada sama Josh. Secara emosional, kakaknya Jess tuh ya Arya.

"Gak ribut Kak, adu debat aja dikit. Gara-gara aku deket sama temennya Kak Aca,"

"Atta?"

Jess menjawab dengan anggukan.

"Emm, gimana ya... Atta beneran deketin kamu Jess?"

"Yep, dan aku juga suka sama dia,"

Aku sumringah tentu saja. Harapan membawa Atta ke jalan yang benar pun muncul. Well, aku sebenernya gak masalah kalau Atta gay, cuma kalo bisa sama cewek, ya kenapa engga gitu loh? Walaupun jatohnya si Atta nanti jadi biseksual atau entah lah apa sebutannya, tapi kayanya punya pasangan lawan jenis lebih mudah diterima oleh masyarakat kan daripada punya pacar kelaminnya sama.

"Terus? Josh bilang sama aku kalau kamu suka sama dia, dia gak bakal larang-larang,"

"Iyaa, tapi aku disuruh mikir seribu kali, harus tenang gak boleh kebawa perasaan sesaat, gila kali ya? Dia kira aku ABG puber apa harus dibegituin segala? Aku udah tau kok mauku apaan," keluh Jess padaku.

"Emm, padahal setau aku Josh orangnya santai, gimana ya? Kamu adek cewek satu-satunya, anak cewek tunggal di keluarga besar, mungkin itu alesan Josh jadi rese,"

"Ya tapi gak memperlakukan aku kaya anak kecil dong Kak? Aku punya pilihan dan aku udah bisa milih dengan baik,"

"Kamu nerima Atta sebelumnya gay?" tanyaku tanpa basa-basi. Jess diam sesaat sebelum akhirnya mengangguk kecil.

"Ya gak masalah sih masa lalunya mau kaya gimana Kak, selama di depan mata aku dia keliatan berubah, konsisten dan menjanjikan, ya kenapa engga kan?"

Kini giliran aku yang mengangguk semangat. Dulu sebelum fix sama Josh, aku sempet ngarepin Atta, tapi ternyata takdir berkata lain, aku sama Josh dan Atta... sahabat ikrib-ku, ada potensi sama Adeknya Josh. Happy banget sumpah.

"Yaudah, kalo kamu mau deket terus sama Atta, sok-sok aja Jess, nanti Josh biar jadi urusan aku,"

"Bener ya Kak?"

"Bener dong, sayaang!" ucapku yakin.

Jess tersenyum kecil padaku.

"Yaudah, kakak lanjut kerja aja, aku mau ke ruangannya Kak Arya,"

"Iyaa sana gih gangguin anak itu, ribet banget tuh kemarin dia di kantor polisi," aku sengaja ngompor-ngomporin biar Jess riweh dan ia sedikit melupakan masalahnya dengan Josh.

"Hee? Masuk penjara maksudnya?"

"Ya engga, ditahan bentar doang karena membuat keributan," jelasku.

"Seru nih kayaknya, bye Kak Aca, aku mau gangguin Kak Arya," Jess sumringah, ia beranjak dari sofa lalu berjalan keluar ruanganku.

Menarik napas panjang, aku tersenyum, ternyata hidup ini seru yaa. Ada aja masalah yang bisa diceritain. Gak flat gitu hidupku.

Aku kembali ke mejaku, berusaha secepat mungkin merapikan berkas-berkas yang harus diselesaikan hari ini, biar aku bisa telepon Atta dan menggosip bersama. Atta pasti seneng kalau aku kabarin Jess juga suka sama dia.

Tapi awas aja kalau dia sampe sakitin Jess, adek aku tuhhh! Aku kan selama ini gak punya adek. Cuma Jess satu-satunya.

Ketika pekerjaanku nyaris rampung, ponselku bergetar, nama kakakku, Nathan, terpampang di layar.

"Hallo, Than?" aku menjawab panggilannya.

"Ca lagi di mana, sibuk gak?"

"Lagi di kantor, ya so-so lah, Than. Kerjaan ya ada terus,"

"Balik jam berapa kira-kira?"

"Emmm, nyampe rumah abis maghrib lah,"

"Yaudah nanti gue ke sana yaa,"

"Okee Than!"

Panggilan langsung berakhir, keningku sedikit berkerut setelah panggilan tersebut. Ada apaan dah? Tumben amat Nathan telepon.

Yeah aku tahu, hubunganku dengan kakakku tidak seburuk bertahun-tahun lalu, tapi ya... gak akrab juga. Kami sebatas saling damai, kakak adek pada umumnya aja gitu.

Ter-distract oleh Nathan, aku tidak lagi memikirkan Atta, fokus pada kerjaanku lalu ketika jam kerja berakhir aku lamgsung keluar ruangan.

"Bu Aca!" cegat Ayu ketika aku hendak meninggalkan kantor.

"Kenapa Yu?" tanyaku.

"Bu saya kirim email yaa, yang harus langsung di-forward ke Pak Jerry dan ada email lainnya,"

"Okee saya kerjain di mobil, thank you, Yu!" seruku lalu turun ke lantai bawah dengan lift.

Aku bersyukur Josh menyediakan aku supir yang bersedia mengantarkan aku kemana pun. Jadi di situasi kaya gini, aku gak perlu repot-repot nyetir, atau cari angkutan umum.

Sambil pak supir mengendarai mobil menuju jalan pulang, aku membuka email dari Ayu, sebelum mengirimnya ke Kak Jerry, tentu saja aku membacanya terlebih dahulu, meneliti kata demi kata supaya gak ada yang terlewat.

Setelah kurasa semua oke, barulah kukirim laporan tersebut ke Kak Jerry. Dah, aman, satu tanggung jawabku kelar.

Membuka email lain, aku syok saat tahu kalau yang kubuka ini adalah surat pengunduran diri Ayu.

Lha, apa-apaan?

Ayu kan dikontrak sama perusahaan ini. Kenapa dia mau resign? Kan gajinya juga lumayan, kerjaan gak ada banyak pressure, kok???

Pikiranku mumet.

Ya masalah Atta dan Jess lah,
Masalah hidupku sendiri lah,
Eh sekarang Ayu yang mau resign.

Aku menyesal tadi sore sempet bersyukur kalau masih punya masalah hidup. Disyukuri malah ditambahin, hiks!

"Mamiiii!" Jo berlari dari teras samping begitu pintu mobilku terbuka.

"Hay sayaang! Gimana hari ini, seru?" tanyaku. Jo menjawabnya dengan anggukan girang.

"Ada uncle Nata," ujarnya.

"Kamu temenin gak?"

"Tadi, kita kasih makan fish,"

Aku tersenyum, kemudian menggandeng anak kecil ini. Aku dan Josh emang lebih suka masuk lewat pintu samping sih yaa, makanya pintu depan jarang banget kebuka.

Sesuai dengan laporan Jo, sudah ada Nathan yang sedang duduk santai di teras samping.

"Hey Kak!" seruku, tentu saja aku memanggil Nathan dengan sebutan Kakak, ada Jo soalnya, kudu nyontohin yang sopan.

"Hey, Ca, tumben cepet?"

"Iya dong, kan langsung balik, kena macetnya cuma dikit, masuk yok!" ajakku.

Di dalam rumah, aku meminta Jo menemani Nathan dulu, karena aku harus bebersih. Tentu saja Jo semangat, ia langsung menarik Nathan ke ruang mainnya dia.

Karena tahu Nathan menunggu, aku tak berlama-lama di kamar mandi. Setelah membersihkan diri aku berganti pakaian lalu menghampiri Nathan yang ada di ruang mainnya Jo.

"Hai!" sapaku, kulihat mereka berdua sedang asik menyusun lego.

"Hai Mami!" sahut Jo,

"Asik nih sayaang main sama Uncle Nathan?"

Jo mengangguk girang,

"Yaudah, sekarang giliran Mami ya yang maij sama Uncle, Jo sama Sus Dina dulu yaa?"

"Iya, Mami," ucap Jo menurut. Ia kemudian meninggalkan ruang mainnya ini.

Sepeninggal Jo, aku duduk di kursi kecil di seberang Nathan, entah kenapa kakakku ini masih asik nyusun lego, padahal Jo aja udah pergi.

"Kenapa Than?" tanyaku pelan.

"Gue juga gak tau, gak enak rasanya tiap ke elu cuma pas ada masalah. Tapi... gue juga bingung mau ke siapa lagi," ungkap Nathan.

Aku menarik napas. Jujur saja, aku senang Nathan datang padaku. Tandanya aku bisa diandalkan, kan? Dan, aku juga senang kalau hubungan kami selalu membaik tiap kami berdua ada masalah.

"Cerita aja lah, Than. Gue kan adek lo,"

"Gue bingung, ini tuh masalah yang emang seharusnya terjadi, atau masalah yang dibuat-buat sendiri,"

Aku diam, kubiarkan juga Nathan diam. Selama beberapa saat, yang terdengar adalah suara lego yang sedang disusun Nathan.

Well, aku yakin, beberapa menit ke depan Nathan pasti akan buka suara. Aku hanya perlu menunggunya.

Dan apa pun itu, aku harap aku siap mendengar ceritanya, dan jika bisa ya memberi solusi juga.

Semoga.

***

Tbc

Thank you for reading
Dont forget to leave a comment and love this chapter xoxoxoxo

Ps: astaga, setelah sekian abad akhirnya cerita ini di-update juga. Oh iya mau ngasih tau, lupa banget astaga~~~

Novel fisik Pawang Hujan Kehujanan ready ya (udah ready dari bulan mei padahal, tapi baru sempet buka wp-nya sekarang)

Yang mau order bisa langsung wa ke nomor 089518327089 yaaaa, thank you~

Karena ini udah ready dari 2bulan lalu, stoknya udah gak banyak yaa, cuss jadinya yg mau pesen langsung chat aja, yuhuuu~

***

Karena aku udah lama gak update
Aku mau menebus dosa dengan give away 3 eksemplar novel PHK

Tapi aku bingung syarat dan ketentuannya apa wakakakaka

Emmmm

Curhat aja gihhh

Terserah apa yang mau dicurhatin

Curhat di komen dan dapatkan 3 eksemplar novel PHK untuk 3 orang pemenang~

Batas waktu give away gak tentu yaa, sampe ada komen STOP dari aku aja tandanya itu ditutup, hehehehe

Pemilihan pemenang mutlak dr aku ya dan tidak dapat diganggu gugat~

Goodluck semua xx

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top