Di Balik Kamar Wanita Penghibur (Bagian 2)

Robbert memaksa untuk menemui Rose atau yang ia kenali adalah Madeleine, mantan istrinya. Namun, semua sia-sia, tidak ada yang bisa membujuk Rose dan memang tidak ada yang bisa dia lakukan. Sampai pada satu titik Robbert memiliki cara untuk bisa bertemu dan berbicara dengan Rose. Setelah berterima kasih kepada Madame Bertha, pria yang menyesal sudah melukai hati istrinya itu pergi dan berjanji akan kembali untuk bisa berbicara dengan Madeleine.

Sementara waktu terus berlalu, Rose sebenarnya tidak baik-baik saja. Semua itu tidak lain karena dia bertemu dengan mantan suaminya, dan juga mulai ada harapan yang muncul dihati Rose. Harapan kalau memang Pangeran Mark akan datang untuk membawanya keluar dari mimpi buruk yang ia bangun. Rose berharap dia bisa kembali tersenyum, tertawa seperti dahulu, dan yang terpenting kali ini dia tidak lagi salah dalam memilih seorang pria. Dia sangat berharap tidak lagi salah dalam melangkah, dan mempercayai seorang pria.

Suatu malam, Rose yang sedang menunggu tamu yang sudah membayarnya duduk manis di depan meja hias yang ada dikamar. Jendela masih terbuka, meski hari sudah larut malam. Itu adalah ciri khas Rose, tidak pernah menutup jendela kamar meski malam hari hingga pagi. Jika siang dia akan menutup jendela itu sampai sore. Disaat Rose terlena dengan pemandangan langit malam yang tanpa bintang di hamparan langit luas itu, pintu kamarnya diketuk lebih dulu sebelum terbuka atas izin masuk yang dia berikan.

Rose sudah siap dengan wangi tubuhnya, serta riasan diwajah yang membuatnya terlihat segar seperti malam sebelumnya. Rose menggunakan pakaian berwarna merah dan tipis, menerawang tubuhnya hingga kulit seputih porselen itu begitu kontras dengan pakaian yang dia gunakan. Rambut ikalnya yang terurai juga sangat harum, tidak ada cela untuk penampilan Rose, sama seperti malam-malam biasanya. Hanya saja kali ini tamunya yang berbeda, Rose menghembuskan napas lelah karena yang datang adalah Robbert.

Menyadari posisinya, Rose tetap tersenyum kepada sang mantan. Robbert mendekati Rose dengan netra matanya yang terasa hangat, dia sungguh menyesal membuat Rose menjadi seperti ini. Keindahan yang dulu Tuhan berikan hanya untuknya, kini bebas dinikmati siapa saja pria yang memiliki uang dan kedudukan. "Sebelum kita memulai, apakah Tuan menginginkan sesuatu yang khusus untuk saya lakukan?" tanya Rose sambil perlahan dia menurunkan kaitan pakaiannya.

"Mad, aku ingin berbicara denganmu sayang."

"Maaf Tuan, nama saya adalah Rose. Lagi pula, anda tidak membayar saya hanya untuk bebricara saja bukan? tugasku untuk melayani anda disana." Kali ini Rose sudah membuka semua pakaiannya, Robbert yang menyaksikan itu tercekat. Ada memar dipunggung tubuh Rose, seperti cengkraman yang terlalu kuat dibahunya.

"Madeleine, aku menjual rumah kita untuk dapat bertemu dan bisa berbicara denganmu." Rose masih diam, dia hanya tersenyum kemudian meraih lengan Robbert untuk dia bawa kearah ranjangnya. Sebenarnya Rose ingin memaki Robbert, tapi dia tidak bisa. Karena pria itu sudah membayarnya, pasti uang penjualan rumah mereka dulu Robbert habiskan untuk malam ini.

"Mad, aku minta maaf. Aku mohon jangan lakukan pekerjaan ini lagi, aku bersungguh-sungguh dengan janjiku untuk tidak menyakiti dan menyia-nyiakanmu lagi. Sudah cukup kita terpisah sayang, aku nyaris gila memikirkan kau bekerja di rumah bordir ini sayang." Muak mendengar ocehan Robbert, hati wanita yang terluka dalam itu hanya ingin menyelesaikan malamnya dengan pria yang sudah membeli tubuhnya saat ini. Rose mencium bibir Robbert lebih dulu, dia melayani Robbert yang tentu saja tidak mampu menolak gairah yang sudah sangat lama tidak dia rasakan lagi. Untuk satu malam bersama Madeleine kali ini dia harus menjual rumahnya, tapi pikiran Robbert saat itu tidak masalah dia kehilangan rumah asalkan Madeleine akan kembali kepadanya. Dia harus membuat Madeleine ingat bagaimana dulu mereka menghabiskan malam-malam panas sebagai suami dan istri.

Sementara Rose, dia tidak sedikitpun menikmati malamnya. Semua semata-mata hanya karena Robbert sudah membayarnya. Apakah dia pantas untuk memaafkan Robbert lagi? tentu saja tidak! hidupnya sudah hancur karena pria ini, anaknya harus pergi meninggalkan dia untuk selama-lamanya karena sikap Robbert. Tidak ada lagi kata maaf, untuk pria yang sudah terlalu menyakitinya itu. Dulu dia memohon untuk dihargai dan di jaga, kali ini sudah sangat terlambat. Robbert tidak ingin memejamkan mata, dia tidak ingin waktu cepat berlalu. Karena sungguh, dia sangat bahagia bisa menghabiskan waktu dengan Madeleine lagi. Sementara Rose, berpura-pura tidur untuk menghindari perbincangan dengan Robbert. Tiga jam mereka bersama, ketukan pintu dikamar Rose terdengar sangat mendesak.

"Siapa?" tanya Robbert berharap penggangu itu pergi. Rose yang langsung memakai pakaiannya dan beranjak dari ranjang, dia hapal siapa yang datang jika sudah seperti ini situasinya. Belum dia membuka pintu, ia sudah melihat sosok yang dia rindukan. Pangeran Mark berdiri disana, menghampirinya kemudian mencium bibir Anne dengan begitu menggebu. "Aku menginginkanmu sayang," katanya kepada Rose tepat di depan wajah wanita itu. Bagaimana tidak wajah Rose bersemu merah, sementara Robbert tidak terima dengan perlakuan itu.

"Siapapun Anda, bisakah untuk menunggu waktuku berakhir dengan Madeleine?" Mark ingat nama wanita yang dia cintai itu dahulu. Menatap wajah Rose sejenak, Pangeran Mahkota itu mengerti situasi Rose kekasihnya. Menggenggam tangan Rose, dia berbicara dengan lantang.

"Maaf, karena aku merusak malam mu. Uang yang kau keluarkan akan aku ganti," kata Mark kemudian mengecup jemari Rose yang dia genggam. Mark membawa Rose pergi dari kamar itu, memberikan jubah bulu yang tebal kepada Rose, mereka pergi dengan kereta kuda milik Kerajaan. Layaknya seorang Putri yang terhormat, malam itu Rose benar-benar pergi dari rumah Bordir milik Madame Bertha. Pangeran Mark memberikan uang yang banyak kepada wanita tua tersebut. Dia juga mengganti uang yang Robbert bayar, malam itu Robbert berteriak agar Rose tidak pergi meninggalkannya, dia berkata tidak butuh uang dan hanya ingin Madeleine kembali ke dalam hidupnya. Namun, semua itu sia-sia karena Rose menutup telinga juga hatinya. Dia tuli, dia dimabukkan dengan cinta baru yang meraihnya saat ini.

Di rumah yang bagus dan nyaman, hidup Rose memang jauh berbeda. Dia memiliki dua pelayan, dan dua orang penjaga. Ada lagi seorang kusir yang dibayar oleh kekasihnya untuk mengantar kemanapun Rose ingin pergi. Keadaan itu sudah berlangsung satu tahun, meski Mark menepati janji untuk membawa Rose pergi dari rumah bordir itu, tapi nyatanya dia tidak dibawa ke Istana. Rose belum bertanya, selama ini dia hanya menikmati waktunya dan juga tentu saja melayani Mark di ranjang rumah itu. Ya, Rose tersadar kalau Mark menjadikannya sebagai wanita simpanan.

Ketika dia keluar rumah untuk berbelanja di pusat kota, juga banyak cibiran mengenai dirinya. Rose tidak perduli, sudah lama memang dia tidak menanggapi hal itu sampai dia mendengar kalau Mark akan naik tahta menggantikan ayahnya sebagai seorang Raja dua hari lagi, dan pria itu sudah bertunangan dengan seorang Putri dari Kerajaan lain. Rose menertawakan dirinya, ternyata kisahnya tidak akan pernah menjadi kisah dongeng yang biasa dia dengar saat kecil. Memegang perutnya Rose kembali ke rumah yang Mark berikan untuknya itu.

Malam itu Rose tidak menyangka kalau Pangeran yang membuat dia jatuh hati datang berkunjung, sudah satu minggu Mark tidak datang dan akhirnya pria itu kembali menyentuh tubuhnya. "Pangeran aku hamil," kata Rose saat Mark dan dirinya sudah selesai bercinta.

"K- kau hamil?"

"Ya, kenapa? apa kau merasa ini bukan anakmu? Aku harap kau tidak lupa satu tahun lebih ini aku hanya berhubungan denganmu. Jika kau lupa kau bisa melihat lukisan itu," tunjuk Rose kepada lukisan yang digantung di kamar mereka. Hari pertama Mark membawanya ke rumah itu, setelah mereka bercinta, Mark memanggil seorang pelukis untuk membuat lukisan mereka berdua sedang berada di ranjang dan tubuh keduanya hanya ditutup dengan kain. Saat itu terlihat Mark sedang mencium bibir Rose. Lukisan itu begitu vulgar, tapi siapa yang bisa melarang karena itu adalah kehendak seorang Pangeran Mahkota. Di lukisan itu juga terdapat tanggal dan tahun, semua itu juga permintaan Mark yang ingin mengenang tanggal dia membawa kekasih hatinya untuk hidup bersama.

"Rose maafkan aku, permintaanku menikahimu di tolak oleh kedua orang tuaku dan juga Kerajaan. Kau bisa ikut denganku ke Istana, setelah aku___,"

"Setelah kau menjadi Raja dan juga menikahi Putri Kerajaan Spanyol itu!" Mark terkejut mendengarnya dan Rose hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Aku sudah katakan kepadamu sebelumnya bukan? Tapi tidak mengapa, aku bisa mengerti kondisimu. Aku saja yang belakangan terlalu berharap, kau akan mewudjkan mimpi besar kita dan janjimu kepadaku, padahal aku hanyalah seorang Pelacur."

"Rose, aku mencintaimu sungguh. Jangan berbicara seperti itu, aku tidak merendahkanmu seperti itu sayang. Aku sungguh bahagia karena kau mengandung anak ku." Mark mencium kening Rose dan memeluk tubuh polos wanita yang tengah mengandung anaknya itu.

***

Ruang kerja Raja David kini memiliki atmosfer yang mencekam, Mark berlutut disana memohon kepada ayahnya untuk menerima Rose. Dan dia juga memberitahu kalau kini Rose tengah mengandung anaknya, tapi apa yang bisa dia lakukan karena status yang tidak sama tidak mungkin memang ayahnya menyetujui pernikahan yang Mark inginkan.

"Sampai aku mati, kau tidak akan bisa menikahi seorang Pelacur kau ingat itu! dan anak yang kau katakan itu bukan keturunanku, karena dia adalah anak haram. Pergi dari sini, dan ingat Mark kau adalah calon Raja, pernikahanmu juga sudah didepan mata. Buang wanita itu dari pikiranmu, aku mengijinkannya masuk ke dalam istana ini setelah dia menggugurkan kandungannya dan statusnya hanyalah seorang pelayanmu saja di istana ini. Kau paham?!"

Mark hanya dapat tertunduk, sementara sang Ibunda menatap perih kepergian Putranya tersebut. Langkah kaki Mark sudah pasti saat ini untuk melihat keadaan Rose dirumah yang dia berikan. Anehnya kali ini rumah itu sepi, seorang pelayan datang terburu-buru menghampirinya. Sebuah surat diterima Mark yang isinya hanya membuat dia takut setengah mati.

Untuk kekasihku, Pangeran yang aku cintai dengan sepenuh hati.

Maafkan cintaku yang hina dan tak tahu malu ini, tapi aku berharap kau bisa menerima kepergianku. Seperti aku yang tidak ingin memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau sukai, dan hanya akan menyulitkanmu. Jangan cari aku lagi, cerita kita cukup sampai disini.

Aku tetap tidak akan pernah bisa menjadi pendampingmu, dan aku tidak ingin berbagi pria yang aku cintai dengan siapapun. Maaf karena aku membuatmu kecewa ataupun marah. Aku akan menjaga anak kita, jangan cemaskan kami. Jadilah Raja yang baik, jika waktunya sudah tepat, aku akan memberitahu kisah cintaku yang tidak tahu malu ini kepada anak kita, sehingga dia mengerti dan tidak akan menuntut lebih.

Setelah membaca itu, Mark berteriak kesakitan. Dia memanggil nama Rose berulang kali dengan teriakan yang snagat kuat. Berharap wanita itu akan mendengar dan kembali, tapi sia-sia Rose sudah pergi jauh darinya. Tidak ada yang tahu kemana wanita itu pergi, meninggalkan Mark yang kehilangan semangat hidupnya. Hari-hari Mark sungguuh sangat menyiksa untuk ia lewati, dan semua itu karena kepergian Rose–nya.

***

Veules-les-Roses tak hanya dikenal salah satu desa terindah di Perancis, namun juga menjadi desa tertua di Perancis. Di sanalah Rose memulai dan bertahan hidup kembali.

Desa Veules-les-Roses ini berada di tepi sungai paling kecil di Perancis bernama Sungai Seules. Rumah-rumah penduduk di desa ini dibuat bagaikan pondok-pondok dengan atap jerami sehingga membuatnya terlihat indah.

Saat ini sedang musim dingin, baju tipis Rose tidak mampu untuk menahan dingin yang sudah menusuk ke kulitnya. Dengan mengusap perutnya yang semakin membesar itu Rose terus berjalan agar segera sampai di rumah kecilnya. Dia baru saja keluar untuk menjual hasil rajutannya, dia juga terkadang membantu orang lain untuk membersihkan rumah dan menjaga anak-anak mereka untuk mendapatkan upah. Hanya dengan cara itulah Rose bertahan hidup selama lima bulan ini.

"Pangeran," gumam Rose saat melihat sosok yang selalu dia mimpikan. Pria itu berdiri sambil bersandar pada dinding rumah kecilnya. Ada yang berbeda dari Mark saat ini, pria itu tersenyum kepadanya dan langsung memeluk tubuh Rose. Mencium kening dan juga bibir Rose, tidak lupa tangan Mark mengusap lembut perut Rose. Pria itu berlutut saat ini, senyumnya membuat netra Rose berkaca-kaca.

"Hai sayang, apa kabar kamu? Apa sangat membuat ibumu kesusahan?" Rose menahan isak tangisnya. "Maaf karena Ayah baru datang sekarang, tapi ayah janji tidak akan meninggalkan kamu dan ibumu lagi. Kita akan bersama selamanya." Mark mengecup perut Rose, kembali berdiri dan memeluk wanita yang dia cintai.

Wanita yang membuat hidupnya tidak lagi sama menariknya setelah kepergian wanita itu. Sehingga Pangeran Mahkota yang sudah di nobatkan menjadi Raja selanjutnya itu mengundurkan diri dari posisinya. Dia melepas semua gelar bangsawan dan juga mahkotanya, demi untuk bisa bersama dengan wanita yang dia cintai.

"Rose, maukah kau menikah denganku?" Mark menggenggam tangan wanita yang tengah menahan tangis itu. "Tapi kali ini aku datang bukan menjanjikan kau akan menjadi Ratu, di istana megah seperti dahulu. Aku hanya bisa menjanjikan kebahagiaan di istana sederhana milik kita nanti. Aku bukanlah seorang Pangeran berkuda putih seperti dulu kau tahu, aku hanyalah pria biasa yang sangat mencintaimu dan hidupku tidak berarti tanpamu Rose. Jadi, maukah kau menikah denganku?"

Sore itu, dibawah turunnya salju musim dingin dan di gang sempit jalan rumahnya Rose sangat bahagia. Tuhan begitu baik karena pada akhirnya memberikan dia kehidupan yang dia impikan. "Tolong setelah kita menikah, jangan sakiti hatiku dan sia-siakan aku." Rose menangis di pelukan Mark.

"Tidak akan sayang. Aku tidak mau kau jadi wanita penghibur lagi. Tubuh seksi ini hanya milikku," kata Mark menggoda Rose dan kemudian mencium bibir Rose begitu dalam.

The End

Bagaimana menurut kalian cerita ini?
Oh....ya, besok ada cerpen khusus loh..

Penggemar Capt. Zohan wajib merapat 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top