XXXV
Kalau saja Kaila bisa melarikan diri ke Wakanda, ia pasti sudah melakukan itu. Tidak ada pertanyaan lebih jauh dari teman-temannya, hanya saja...,
"Kira-kira kalau gue siram Kaila pake air dia mekar nggak?" tanya Farhan dengan nada seriusnya.
"Kai, lo jenis bunga apa?" Anggi kini menimpali, "Bunga matahari apa Bunga di tepi jalan?"
"Kayaknya Bunga Orion deh," ucap Venus yang dengan sengaja melirik ke arah Orion.
"Lo pasti pergi ke dukun di Wakanda ya? Sampe Orion bisa begitu?" tatapan Venus memicing penuh rasa penasaran.
"Bukan ke Wakanda coy," Siera yang sejak tadi menahan tawanya kini mulai bergabung dengan godaan-godaan yang dilemparkan oleh rekannya yang lain.
"Orion itu minum kopi bareng Kaila, terus satu kopi berdua. Sedotannya bareng pula," Siera dengan ketidakwarasannya mulai mengudara. "Terus dia minta tanggung jawab sama Orion, minum pake sedotan yang sama bisa hamil. Akhirnya Orion mau nggak mau tanggung jawab."
"Teori abstrak macam apa itu?" Kaila mencebikan bibirnya, memangnya Kaila tak belajar Biologi sampai ia sebegitu bodohnya.
"Gue kasih Orion foto gue pake bikini, terus dia khilaf." Kaila tertawa terbahak dengan ucapannya sendiri, ia merasa geli sendiri.
"Khilaf ngajakin lo ke kamar bukan?"
"Khilaf jatuh cinta sama gue," Kaila memainkan kedua alisnya melihat ekspresi Bang Farhan yang kesap dengan penjelasan Kaila.
"Masih bingung aja gue," Farhan menopang dagunya dengan sebelah tangan. Seolah Orion dengan Kaila Pacaran adalah salah satu tanda kemusnahan Bumi. "Orion sama Kaila digabungin jadinya gimana?"
"Gue yang pacaran kok lo yang bingung Bang," ucap Kaila. Di antara temannya yang lain, Farhan lah yang paling antusias dengan kisah Cinta Orion dan Kaila.
"Kayak dua kutub yang saling berlawanan," Kening Farhan mengerut, seolah permasalahan serius sedang menimpanya. "Gimana pacarannya coba?"
"Ya tinggal pacaran aja," ujar Kaila ringan, masa bodoh bagaimana dengan pemikiran Farhan. Yang Kaila tahu, Orion punya cara sendiri yang bisa membuat Kaila tersenyum sambil tersipu secara bersamaan.
"Lo yakin jadi satu-satunya?" tanya Anggi, karena yang mereka tahu Orion itu pria mapan yang menjadi incaran Kaum Hawa. "Tahu gimana bos kita kan?"
"Gue percaya sama dia, urusan masa lalunya yang punya mantan seratus pun gue enggak peduli. Karena kita hidup untuk masa depan, bukan untuk masa lalu. Masa lalu ada bukan untuk jadi penghalang, tapi sebagai bahan pembelajaran. Bahwa kita pernah melakukan kesalahan, dan jangan sampai terulang kembali." tutup Kaila dengan kedua sudut bibir yang tertarik membentuk senyuman yang membuat semua temannya ternganga.
"Lo abis makan inzana berapa?" Siera menempelkan punggung tangannya di atas dahi Kaila. "Kok otak lo jadi beneran."
"Tumben lo lebih pinter dari Patrick," Venus tersenyum menggeleng tak percaya.
"Ternyata Kaila sudah dewasa," ucap Farhan dengan raut wajah pura-pura sedihnya seolah terharu dengan apa yang Kaila ucapkan.
"Sudah saatnya kamu dibuahi, Nak." Farhan mulai dengan konspirasi gilanya.
"Gimana rasanya pacaran sama Orion?" Venus mengedip-ngedipkan matanya.
"Mau tau aja apa mau tau banget," ledek Kaila. Ia menjulurkan lidahnya.
"Kalau lo nggak mau jawab, gue tanya langsung sama Boss aja." Siera melipat kedua tangannya di depan dada.
Entah keberuntungan atau kesialan bagi Kaila, Orion baru saja keluar dari ruangan Bu Sandra dan berjalan ke arah mereka.
Kaila yakin seratus persen jika Siera takan bertanya hal memalukan seperti itu pada Orion yang kaku.
"Farhan tolong submit penjualan retail bulan ini," Orion baru saja akan melangkah pergi setelah memberikan Farhan mandat.
"Pak, kata Kaila saya disuruh tanya sama Bapak." Siera berhasil membuat Kaila menelan ludah kasar.
"Gimana rasanya pacaran sama Kaila Pak?"
"Gimana ya," Orion tampak berpikir seolah enggan menjawab, membuat Siera menghela napas kecewa.
"Kayak kamu lagi browsing, terus ada tulisan. 404 Page Not Found Error. Karena nggak ada kata yang mampu mendeskripsikan."
Semuanya kembali ternganga dengan jawaban Orion, sementara Orion hanya mampu tersenyum manis menatap Kaila yang menunduk kaku.
"Gilaaaaaaaa.....!" seru Farhan setelah Orion menutup pintu ruangannya. "Ini tanda-tanda Thanos muncul, separuh isi bumi bakalan hancur. Bayangin Orion yang keep calm dengan tatapan tajem bisa begitu."
"Tuhan...," Venus mengiba dengan ketidakpercayaannya pada ucapan Orion. "Kalau Orion bukan jodoh Kaila nantinya, bisakan buat dia jadi jodoh saya."
"Bisa gila!" Farhan terlihat paling frustasi.
Kaila hanya tersenyum melihat kelakuan teman-temannya, padahal Kaila belum Officiall sebar undangan tapi temannya sudah heboh kayak berebut duit BLT.
**/\**
"Kamu sengaja 'kan?" Kaila memicingkan matanya setelah Orion mulai memanuver mobilnya menembus jalanan. "Aku setengah mati rahasiain biar kantor nggak heboh, kamu malah seenak udel kayak gitu."
Orion tersenyum melihat Kaila yang merajuk kepadanya, "Laki-laki itu yang dipegang ucapan dan perbuatannya, kalau sejak awal aku nggak ngakuin hubungan kita. Gimana kamu bisa percaya ke depannya?"
"Tapi nggak sekarang Orion."
"Kai," suara Orion melemah namun penuh penekanan seolah meminta Kaila mendengarkan baik-baik perkataannya.
"Waktu tidak akan pernah menunggu, ia berjalan terus tanpa berhenti. Kalau bukan kita yang memulai sekarang, siapa yang akan tahu masa depan nantinya?"
"Kamu enak ngomong gitu nggak ada yang godain kamu. Nah aku, seharian tadi udah kayak pidana kelas satu yang lagi diinterogasi sama agen FBI." kesal Kaila mengingat bagaimana ia melewati hari ini.
"Bagus dong," Orion mengangkat kedua bahunya. "Mereka ingin tahu karena mereka peduli sama kamu."
"Peduli sama kepo beda tipis," Kaila tahu temannya tidak akan berhenti sampai hari ini saja. Masih ada esok hari yang panjang.
"Minggu depan aku sama Orang tua ku ke rumah kamu, ya."
Pernyataan Orion membuat Kaila seketika melupakan permasalahan tentang temannya, matanya membulat. Secepat ini?
"Ngapain?"
"Minta restu mau minang kamu," Orion menatap Kaila penuh keyakinan.
Kaila lupa jika Orion sering melakukan hal tak terduga tanpa tahu tempat dan waktu, seperti sekarang ini. Pria itu mampu membuat Kaila membisu hanya dengan tatapan sejuk yang meneduhkan Kaila, menuntunnya pada sebuah kepercayaaan.
"Menikah itu salah satu ibadah, dan aku tidak mau menunda-nunda ibadahku. Dibanding memupuk dosa dengan hubungan pacaran, aku lebih suka mencari pahala dengan membina rumah tangga sama kamu."
"Serius?" kata itu terlontar begitu saja dari mulut bodoh Kaila karena terlalu sulit menahan letupan-letupan di hatinya kini.
"Aku nggak pernah seserius ini sama perempuan," Orion menahan laju mobilnya saat lampu merah. "Dengan kamu aku yakin bahwa cuman nama kamu yang pantas kulantunkan saat ijab qabul di depan penghulu."
TBC
01-10-2018
Kerenkan gue apdet lagi wkwkwkwk
Bentar lagi tamat, nggak sampe adegan nikah-nikahan ahh.
Kita sudah tahu jika sepasang insan pada akhirnya akan menikah. Jadi biarlah nanti berakhir bahwa mereka hidup bahagia tanpa kehadiran pelakor 😎.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top