XXX
Pada akhirnya Kaila hanya bisa pasrah membiarkan Orion mengikutinya, kalau ia menyuruh Dimas untuk pulang sendiri dan memilih pulang bersama Orion bisa dikutuk Kaila oleh Dimas.
Ketika Dimas mengeluh lapar Kaila memilih mengajak Dimas mampir di warung nasi goreng pinggir jalan. Dan tentu saja dengan Orion yang masih mengikutinya.
"Kak,"Dimas berbisik pelan sebelum melirik ke arah Orion yang dengan santai duduk di depannya. "Dia Boss lo itu 'kan?"
"Iya," jawab Kaila pelan, tidak mau terlibat percakapan mencurigakan dengan Dimas.
"Yang ngaku-ngaku jadi Kakak Ipar gue 'kan?" suara nyaring Dimas bisa saja membubarkan nyamuk satu RT.
"Iya."
"Kok lo mau sama dia sih?"
Orion mendelik mendengar pertanyaan terakhir yang keluar dari mulut Dimas, memang apa salahnya kalau Kaila menyukainya.
"Dim," Kaila mencubit paha Dimas hingga adiknya kesakitan.
"Gue 'kan cuman nanya, ini Boss lo yang selalu lo ceritain bukan?"
Kaila tersenyum kikuk, bisa hancur image Kaila sebagai anak baik-baik.
"Yang katanya Galak, ngeselin, tidak berperikemanusiaan, level narsisnya tingkat dewa dan yang terpenting. Lo pengen deportasi dia ke Mars, yang itu 'kan?" tanpa merasa berdosa Dimas yang memang sudah menyebalkan sejak lahir menambah kegeraman hati Kaila yang kini ditatap Orion meminta penjelasan.
"Saya semengerikan itu ya?"
Kaila tidak tahu harus menjawab apa, sedangkan yang membuat kekacauan ini masih tenang-tenang saja menunggu pesanan mereka datang.
Semoga Kaila bisa menelan makanannya dengan tenang setelah menganngukan kepalanya atas jawaban dari pertanyaan Orion.
"Pak, laper banget ya? Sampe makan nasi gorengnya nggak nyantai gitu?" masih dengan mulut yang mengunyah krupuk Dimas bertanya. Di antara mereka bertiga hanya Kaila yang paling tak bersemangat, bahkan nasi goreng spesial dengan telur dua pun tak mampu membuat suasana hatinya tenang.
"Kamu aja yang terbiasa makan lama, pasti dikunyahnya 78kali?" Orion menandaskan satu porsi nasi gorengnya, meneguk teh hangat yang sudah Kaila tuang sebelumnya.
"Saya nggak mau jawab pertanyaan Bapak, kata Mamah jangan ngobrol kalau lagi makan."
Ya Tuhan, terbuat dari apa adik Kaila satu ini. Memang sejak tadi yang dilakukan Dimas bukan mengobrol? Mungkin sejak tadi Dimas hanya bergumam.
"Kok yang dituangin air teh nya cuman boss lo doang sih kak?" Dimas merasa tak suka saat Kaila lagi-lagi menuangkan teh hangat untuk Orion, sementara gelasnya dibiarkan kosong begitu saja.
"Pilih kasih banget, mentang-mentang udah punya pacar gue dilupain."
"Biasanya juga nuang sendiri nggak protes," Kaila yang tak mau berdebat panjang dengan Dimas akhirnya menuangkan teh hangat kali ini ke dalam gelas Dimas. "Itu krupuknya mau tambah lagi?"
Dimas itu kalau makan nasi goreng bukan telornya yang dua, tapi krupuknya yang didouble.
"Nggak, lagi diet gue."
"Kalo makan krupuknya sekilo sih baru gagal diet. Itu kan cuman sedikit, Dim. Jangan ngaco deh," cibir Kaila. Entah kenapa sejak tadi Dimas selalu senewen.
Orion menggelengkan kepala melihat interaksi dua kakak adik di depannya, Kaila yang memperlakukan Dimas seperti anak kecil dan Dimas yang ingin terlihat seperti lelaki dewasa di mata Kaila. Atau ini hanya perasaan Orion saja?
"Semuanya aja gue, yang ngaco gue, yang ngeselin gue, yang gemesin gue, yang ganteng juga gue." Dimas memamerkan deretan gigi putihnya sebelum kembali menyombongkan dirinya. "Susah memang jadi orang cakep."
Jika saja tidak ada Orion di depannya Kaila sudah pasti akan membalas perkataan Dimas yang sudah ngawur level kuadrat.
"Adik sama Kakak ternyata nggak beda jauh," Orion menutup mulutnya dengan punggung tangannya menahan tawa yang membuncah.
Kaila memicing pada Orion. Tahu jika Orion sedang mengejeknya kini,
"Nggak beda jauh apa nya?"
"Nggak beda jauh sifatnya."
"Sama-sama gemesin yah Pak?" Dimas menimpali dengan nada jumawanya.
Orion hanya menanggapi dengan senyuman sebelum ia juga tersesat lebih jauh dengan percakapan Kakak Beradik di depannya.
"Kamu pulang sama saya?"
Boss rasa pacar begini nih, Kaila berdecak melihat Orion yang sudah menggenggam tangannya.
Membiarkan Dimas pulang sendiri sebenarnya tak masalah, hanya saja Kaila tak ingin sedang berdua dengan Orion kali ini.
"Saya kan lagi marah sama Bapak," bisik Kaila. Dimas masih menunggunya di parkiran motor yang ada di samping warung.
"Marah kok bilang-bilang," Orion tak bisa menahan senyumnya melihat Kaila yang sedang merengut. "Masih marah karena kopi itu?"
"Nggak," Kaila menggeleng cepat. "Ngapain marah cuman karena kopi, saya bisa beli sendiri."
"Nah itu kamu ngerti," kata Orion santai.
"Aku bisa aja ngasih kopi atau teh sama wanita lain, tapi yang aku kasih perhatian setulus hati cuman kamu." Bisik Orion, hati Kaila jangan ditanya gimana jadinya.
Lemes gue.
"Aku tahu usia kita sudah cukup matang untuk memikirkan hubungan ke jenjang yang lebih serius," Orion tak bisa mencari tempat yang agak mendingan begitu. Harus di tukang nasi goreng banget bahasnya?
"Dan aku mau menjalani keseriusan itu cuman sama kamu,"ucap Orion yang sudah membuat hati Kaila ketar-ketir tidak karuan.
"Harus di sini banget Pak," Kaila menahan malu dengan wajah memerah.
"Kamu sendiri yang sejak tadi uring-uringan cuman karena aku ngasih kopi sama Gina," balas Orion, di sela-sela ucapannya ia tersenyum berusaha mengurai kecemasan di wajah Kaila. "Kamu harus lebih banyak berpositif thinking. Jangan posessif gitu, manusia itu hidup nggak sendiri di dunia ini. Kita perlu berinteraksi dengan orang lain, begitupun dengan saya dan Gina. Kami temenan, bukan pacaran. Teman saya mungkin banyak, tapi saya bisa jamin kalau pacar saya itu satu. Dan itu kamu."
"Ini adegan Rosalinda Amigos Pue Siempre udah kelar belum sih?" Dimas menyelak di antara Kaila dan Orion yang tengah bertatapan bak remaja kasmaran.
"Pulang sama Dimas aja," Orion memberi isarat memperbolehkan Kaila pulang dengan Dimas. "Kasian Dimas kalau cuman dijadiin nyamuk, dari tadi pasti dia kesal."
"Kesel sih nggak, cuman bete aja!"
****
Sesampainya di rumah Kaila membersihkan diri dari debu Jakarta yang sudah menempel, kan nggak banget tidur bareng debu yang menempel manis sejak pagi beraktivitas.
Setelahnya Kaila membuka pesan dari Orion.
Orion : Kalau sudah sampai rumah kasih kabar.
Kaila : Sudah sampai, Boss 😎.
Orion : Jangan lupa mandi.
Kaila : Iya, Bapak udah nyampe rumah?
Orion : Udah, besok mau saya jemput?
Kaila : Nggak usah, beda arah. Nanti kita telat ke kantor, malu sama yang lain. Apalagi kalau ketahuan dateng bareng Boss, bisa jadi hotnews nanti.
Orion : Let me be your man! Not your boss 💕
TBC
Ora's Note : Ini beneran cuman kisah manis, no drama! Jangan ngarep ada konflik menguras energi dan hati wkwkwkwk
09-09-2018.
Bubay.
Sayangnya Seunghoon 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top