XXIV
Orion tertawa nyaris ingin mendeportasi Kaila dengan jawaban yang percaya diri level dewa.
"Oh iya pak," Kaila teringat ucapan Farhan tadi. "Kata Bang Farhan hari ini Bapak sensisitif karena Bapak udah lama nggak clubing, makanya jadi tegang. Beneran?"
Orion mengutuk Farhan dalam hatinya, bisa-bisanya Kaila mempercayai ucapan Farhan.
"Nggak lah, mana ada saya begitu."
"Kalau Bapak tegang sini saya bantu lemesin."
Orion tersentak nyaris terjungkir dari kursi yang ia duduki sekarang.
Kaila bangun dari duduknya membuat Orion kelimpungan, "Kamu mau ngapain?"
"Sini saya bantu pijit bahu Bapak, biar otot-ototnya lemes." Kaila memicingkan matanya pada Orion yang napasnya hampir sekarat seperti orang baru lari marathon.
Tangan Kaila sudah di Orion, memijat Bahu Orion yang justru semakin tegang.
"Bapak salah tempat kalau mau lemesin otot jangan clubing, tapi ke panti pijat. Bisa pijat refleksi biar Bapak nggak usah tegang dan sensitif," Kaila terus mengoceh sampai lupa keberadaan Gisel yang kini tengah menonton kelakuan absurdnya dalam diam.
"Ayo berdiri," perintah Kaila pada Orion. "Ikutin gerakan saya, biar semua badan Bapak lemes."
"Nggak perlu," tolak Orion ia tak mau semakin terlihat bodoh dengan kelakuan Kaila yang polosnya sudah level kuadrat.
"Ayo Pak, Bapak ini kurang olahraga. Saya kalau ngantuk pas lembur gini juga suka olahraga malam sebentar aja." Kaila sudah bersiap merentangkan Kaki dan tangannya melakukan pemanasan dan peregangan pada tubuhnya.
Dengan malas Orion mengikuti Kaila, dimulai dari lari ditempat sampai sit up. Menaikan satu kaki di atas meja, hingga loncat berkali-kali.
"Gimana, udah lemes 'kan?" tanya Kaila. Ia tersenyum bangga, tapi detik berikutnya ia memicingkan matanya melihat Orion yang terlihat menarik napas berat.
"Iya udah lemes." suara Orion lebih terdengar seperti sindiran.
"Lemes saya liat kelakuan kamu!"
Orion bangun dari duduknya, ia tak sanggup menghadapi Kaila lebih lama malam ini karena masih banyak yang harus diselesaikan.
"Semangat Bapak!" masih dengan bahagianya Kaila menyemangati atasannya.
"Sini kamu," Orion menahan langkahnya yang baru saja memegang handle pintu kaca ruangannya. Seperti anak ayam yang takut pada induknya Kaila dengan senyum mengembang melangkah mendekat pada Orion.
"Kenapa?" tanya Kaila saat hanya berjarak satu langkah dari tubuh Orion.
Orion mengecup pelan bibir Kaila, sebelum membuka handle pintunya untuk masuk ke ruangannya Orion memamerkan senyumnya.
"Makasih."
Sekarang gantian Kaila yang tegang, Gisel? Jangan ditanya dia sudah tak tahu harus berbuat apa.
Udah Jomlo harus liat adegan begini malam-malam, kurang ngenes apa nasib gue.
Batin Gisel meringis pilu.
Kaila masih belum sepenuhnya sadar, ketika Gisel sudah kembali duduk di tempatnya.
"Pasti lo lupa ada gue yah, Kak Kaila?" tanya Gisel dengan raut wajah yang mengenaskan. "Sampe bisa mesra-mesraan sama Pak Orion."
"Hah?" Kaila memekik kaget, "Lo liat dari tadi?"
Anggukan Gisel membuat kedua bahu Kaila lemas.
"Terus?" tanya Kaila takut-takut, pasti besok satu kantor rusuh.
"Gue nggak akan bilang-bilang, tenang aja." Gisel tersenyum mengarahkan tangannya ke bibir. "Ini rahasia'kan?"
"Bukan juga sih," Kaila sendiri bingung. Memang apa yang salah dengan dirinya dan Orion sampai harus merahasiakan sesuatu.
"Yang jelas gue nggak akan bilang sama siapapun tentang apa yang gue liat hari ini, karena sama sekali bukan urusan gue." Gisel lagi-lagi membuat Kaila tercengang dengan ucapannya. "Gue tahu kok mana hal yang layak disebar luaskan dan disimpan sendiri dalam hati."
Kaila mengangguk mengerti, ia justru kagum dengan cara berpikir Gisel. Coba saja ada banyak orang seperti Gisel dengan cara pikirnya, tahu mana informasi yang harus dikonsumsi publik dan aman yang harus dikonsumsi sendiri.
Satu pesan muncul di handphone Kaila, membuat kening Kaila menggernyit melihat siapa pengirimnya. Orion, kenapa ia tak bicara langsung pada Kaila saja dibanding mengirim pesan.
Orion : GAWAT.
Kaila : Kenapa? Reportnya nggak akan selesai besok? Bapak butuh bantuan apa dari saya?
Orion : Bukan, ada yang lebih gawat dari itu.
Kaila : Apa?
Orion : Saya bingung, kenapa nama kamu muncul terus di mana-mana. Udah kayak teror.
Orion : Kaila, Kaila, Kaila.
Kaila : Udah kerja sana, jangan kayak ABG labil yang alay. Malu sama umur!
TBC
Jumat yeeeeeeees
Besok weekendddd yipppppiiii... 💃💃💃💃
13-07-2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top