XII

Kaila ingin tertawa melihat ekspresi Orion di depannya kini yang masih saja fokus dengan bibir Kaila.

"Bibir kamu kemerahan," ucap Orion, Kaila reflek memegang bibirnya dengan ujung jarinya.

Masih dengan posisi duduk di kursi samping pengemudi menghadap keluar Kaila menatap heran pada Orion yang kini merangsek ke depan, membuat Kaila semakin terpojok.

Kaila bisa melihat jelas leher Orion, rahang tegas dan hidung mancungnya yang bisa membuat Kaila khilaf tiba-tiba.

Ternyata Orion mengambil tisu yang ada di belakang Kaila, "Bersihin dulu bibirnya, atau perlu saya yang bersihin?"

Kaila bergerak cepat mengambil tisu dari tangan Orion, sialnya Kaila lupa jika yang dipakainya ini lip tint. Susah untuk dibersihkan.

"Ini lip tint pak," keluh Kaila setelah mengusap tissue pada bibirnya namun warna merahnya masih tercetak jelas di bibirnya. "Susah dibersihinnya pake tisu."

"Terus dibersihin pakai apa bisanya?" tanya Orion penasaran.

"Kalau kata Siera, lip tint dia suka luntur kalau dia dicium gebetannya," ucap Kaila dengan intonasi datar tanpa peduli Orion yang kini sudah menatap tajam dirinya.

Demi Mimi peri yang ngaku jadi istri sahnya Sehun. Dari sekian cara membersihkan bibir dari Lip Tint kenapa nasehat konyol Siera yang ia ingat.

"Sini," Orion menarik Kaila mendekat ke arahnya. Kaila sudah memejamkan matanya takut-takut hal yang ia inginkan terjadi, maklum Kaila ini sama seperti perempuan lain pada umumnya. Lemah kalau ditatap lama cowok berkharisma macam Orion.

Dan yang terjadi tidak sesuai harapan Kaila, penonton kecewa kawan.

Orion membasahi Tissuenya dengan air yang entah berasal dari mana, Kaila berdoa itu bukan air aki.
Membersihkan bibir Kaila dengan tissue yang sudah basah, kalau ditanya kenapa tidak pakai tissu basah?

Karena mereka berdua itu bodoh, cara berpikirnya di luar pikiran manusia normal pada umumnya.

Lain kali ingatkan Kaila untuk membawa make up remover.

"Kok nggak dicium sih, Pak?" Kaila mengedip-ngedipkan matanya.

"Kamu cacingan ya, Kai? Mata kamu jelalatan begitu." Jemari Orion masih telaten mengusap bibir Kaila agar tidak terlalu mencolok dengan warna merah yang menempel di bibirnya.

Kalia bisa melihat jelas bulu mata Orion yang lentik, ditambah bulu alis yang tumbuh rapat.

Duhh. Gue takut khilaf.

"Selesai," Orion tersenyum bangga pada hasil karyanya yang berhasil membuat bibir Kaila tidak terlalu merah.

"Beneran nggak dicium nih,  Pak?" Kaila yakin urat malunya mungkin sudah putus, tapi percayalah menggoda Orion di saat seperti ini lebih menyenangkan dibanding harus memikirkan urat malu Kaila yang memang sudah putus sejak lahir.

Selanjutnya hanya ada pekikan nyaring yang keluar dari mulut Kaila, Orion mengatukan dahinya dengan dahi Kaila pelan. "Biar pinter saya nular sama kamu, jadi kamu nggak dongdong terus."

Kaila mendongak melihat ke sekitarnya, GIOI Bistro and Lounge. Kenapa Orion membawanya ke sini?

"Ayo," Orion menarik tangan Kaila tanpa permisi, menuntun Kaila untuk mengikuti langkahnya yang lebar.

Orion mengatakan pada pelayan jika sudah ada keluarganya di sini. Pelayan memberitahu arah meja yang Orion maksud.

Senyum terbit di wajah Orion, ia menggenggam tangan Kaila. Menunduk membisikan sesuatu yang membuat tubuh Kaila membeku, "Waktu itu saya nolongin kamu, sekarang kamu tolongin saya. Pura-pura jadi calon istri saya."

Pura-pura level Orion beda sama Kaila, langsung calon istri.

Di sana ada beberapa orang berkumpul menyambut Orion, dan Kaila bisa melihat Della ada di sana dengan Putera. Juga Ibu Orion, tersenyum ke arah Kaila.

Ini bukan Kaila mau dijodohin 'kan?

Untuk kesekian kalinya Kaila merasa dijebak Orion, kenapa Kaila tidak pergi meninggalkan Orion saja. Kaila bisa memarahi Orion yang seenaknya, lagi-lagi Kaila mengingat kebaikan Orion. Jadi tahan saja segala tanya yang ada di kepalanya nanti, ia hanya harus mengikuti permainan Orion.

"Bapak nggak bilang kalau ada acara keluarga?" tanya Kaila bingung, seandainya Kaila jadi pergi dengan temannya bukankah Kaila tidak akan berdiri di samping Orion kini.

"Saya sibuk dengan persiapan RUPS, tadinya saya mau bilang tadi sore. Tapi kamu ternyata mau kencan," bisik Orion pelan. "Untungnya kamu nggak niat ketemu temen kamu itu, jadi mending saya culik kamu kesini."

Kaila melongo mendengar penjelasan Orion yang sangat tak berfaedah.

"Akhirnya Orion bawa pacarnya ya," suara pertama yang berhasil membuat Kaila merasa canggung, ia melirik ke arah Orion yang tengah menarik kursi untuk Kaila duduki di samping Ibunya. Sementara Orion duduk di samping perempuan muda yang cantiknya bukan main.

Duh ini sih Galgadot juga kalah cantiknya, Kaila melirik dalam diam perempuan yang ada di samping Orion.

"Len, calon mantumu ayu tenan ya." Pria di depan Orion yang kini memuji Kaila.

"Masih cantik Carina, liat tuh senyumnya aja bikin sejuk." ujar perempuan di samping lelaki yang dipanggil Om Gani oleh Orion.

"Lena nggak perlu menantu yang senyumnya sejuk, Mbak. Soalnya udah ada AC yang lebih bisa bikin rumah sejuk." jawaban dari Ibu Orion membuat Kaila tak percaya dengan wanita paruh baya yang kini duduk di sampingnya.

Sekarang Kaila tahu dari mana Orion belajar kata-kata menusuk hati.

Dari percakapan yang bisa Kaila dengar di sini adalah ini acara keluarga Orion, sementara Carina adalah perempuan yang ingin dijodohkan dengan Orion oleh tantenya yang tak lain adalah Kakak dari Ibu Orion.

Alasan Orion mengajak Kaila juga agar keluarganya tidak perlu menjodohkan Orion dengan Carina lagi.

Ibu Orion sendiri tidak terlalu memusingkan, atau malah ia cukup risih dengan kakaknya yang ikut campur perihal pasangan Orion.

"Maaf yah," setelah berhasil keluar dari hiruk pikuk acara keluarga yang Kaila tak tahu tujuannya untuk apa. Kaila menikmati acara mengobrol santai dengan Ibu Orion yang ternyata bernama Helena. "Ini ide tante nyuruh bawa kamu kesini, abis kasian Orion kalau harus dijodoh-jodohin sama Carina terus."

"Nggak apa-apa kok, Tan. Aku seneng bisa bantu Pak Orion." Kaila tersenyum kikuk, kini ia tengah duduk di area west yang menghadap langsung ke arah lalu lintas kota Jakarta yang mulai melonggar.

Helena bercerita panjang perihal Carina yang memang sudah menyukai Orion dari dulu, Orion sendiri hanya menganggap Carina tidak lebih dari teman biasa.

"Kenapa Tante nggam setuju kalau Pak Orion menikah dengan Mbak Carina?" seandainya Kaila adalah lelaki, ia mungkin akan jatuh sejatuhnya pada Carina yang cantik. Rambut panjang yang hitam dengan kulit seputih susu dan perawakan tinggi, belum lagi hidung mancungnya. Bahkan cara bertuturnya cukup sopan dan ketika berucap begitu penuh kelembutan.

Beda kalau dibandingkan dengan Kaila yang mungkin hanya seujung kukunya Carina.

"Orion nggak suka sama dia, Tante bisa apa?" Tante Helena menghela napas rendah, "Yang mau menjalani rumah tangga kelak kan Orion bukan Tante, jadi Tante nggak bisa egois memaksa kehendak Tante. Walau kadang suka kesal karena udah kebelet nimang cucu."

"Orang type kayak Pak Orion itu wajar selektif, dia punya segala aspek yang bisa membahagiakan istrinya kelak. Jadi wajar aja kalau masa memilihnya lama, Tan." Bicara dengan Ibu Orion ternyata tak semenegangkan yang Kaila pikirkan, Tante Helena cukup terbuka dengan pemikirannya yang mempermudah Kaila untuk bersikap.

"Tante juga tahu kalau Orion suka main ke club, atau sekedar dekat dengan teman perempuannya." Tante Helena menatap Kaila yang penasaran dengan ceritanya, "Sayangnya nggak ada yang mau diseriusin, dia cuman bisa buat perempuan nyaman sama dia. Tapi nggak pernah cari yang membuat dia sendiri nyaman."

"Untung aku nggak baper dibuat nyaman sama Pak Orion, bisa senasib aku sama perempuan berlabel teman tapi sayangnya Pak Orion." Kaila terkekeh ringan, apapun yang Orion lontarkan padanya Kaila selalu menganggap itu hanya candaan. Karena Kaila sendiri memang suka bergurau, belum lagi Orion memang kadang tertekan dengan pekerjaan jadi menggoda Kaila mungkin bisa membuat stressnya sedikit berkurang.

Tak masalah bagi Kaila, sementara Orion masih bisa bersikap dalam batasan wajar dan sopan. Kaila akan baik-baik saja.

"Memangnya kamu nggak naksir sama Orion, Kai?" pertanyaan Tante Helena membuat Kaila terdiam sejenak, memikirkan jawaban yang layak untuk dilontarkan.

"Aku sih sama kayak perempuan lainnya, Tan. Kalau diperhatiin terus juga suka agak dag-dig-dug di hati, apalagi aku sering berinteraksi dengan Pak Orion. Walaupun dia suka bikin kesel, tapi ada sisi manisnya yang kadang dia tunjukin. Kalau sekedar suka, bisa jadi. Tapi, kalau berkembang ke tahap lebih. Aku nggak yakin."

"Lho, kenapa memangnya?"

"Karena Orion itu bukan tipe pria yang suka dipaksa, dia suka mengintimidasi. Atau lebih tepatnya dia suka mengatur, dan nggak mau dibantah. Dia suka membebaskan Kaila untuk memilih cara yang paling benar dalam mengerjakan satu hal, tapi di tengah jalan dia akan memaksa Kaila untuk mengerjakan dengan caranya." Kaila tersenyum lemah mengingat bagaiman Orion begigu Otoriter dalam urusan pekerjaan, "Walaupun cara bekerja Orion memang selalu efektif, tapi ada rasa kesal karena diremehkan. Dia begitu perfectionist dalam kerjaan, jadi bukan hal nggak mungkin kalau Pak Orion juga Perfectionist dalam masalah hubungan."

"Tapi kalau Orion suka kamu gimana?" Tante Helena begitu penasaran dengan jawaban Kaila, biasanya perempuan yang ia kenal akan bertanya soal apa yang Orion sukai, kegiatan yang biasa Orion lakukan di akhir pekan dan semacamnya. Atau tak jarang minta didekatkan dengan puteranya. Sementara Kaila? Perempuan di depannya sudah pasrah dengan tingkah laku Orion sepertinya.

"Nggak mungkin lah, Tan." Kaila tertawa ringan, dari sekian banyak perumpamaan kenapa harus mengumpamakan Orion suka padanya.

"Apalah aku yang cuman remahan pop corn."

"Ya kamu jangan pesimis gitu dong."

"Tapi nunggu Orion jatuh hati sama aku tuh, sama kayak nungguin second lead di drama korea hidup bahagia." Kaila dan segala ocehannya yang hanya dia mengerti, "Nggak mungkin terjadi. Karena second lead ditakdirkan selalu tersakiti."

"Nanti Tante kenalin kamu sama Papahnya Orion," ucap Tante Helena begitu antusias, "Dia lagi dinas ke Maluku sekarang jadi nggak bisa ikut, kalau kamu sama suami Tante cocok kayaknya."

Mata Kaila membulat bukan cocok buat jadi Istri kedua 'kan?

"Cocok ngobrolnya, karena kalian berdua sama-sama suka ngedrama," jelas Tante Helena seolah bisa membaca raut heran Kaila. Keduanya lalu tertawa memebicarakan hal ringan yang menggelitik hati.

Pukul sepuluh malam Kaila diantar pulang oleh Orion, tidak banyak hal yang Kaila ingin tanyakan perihal ajakan mendadak Orion karena Tante Helena sudah menjelaskan ketidaknyamanan Orion yang dipaksa menikah dengak Carina.

"Carina itu cantik yah, Pak." ucap Kaila memecah keheningan ketika Orion begitu fokus dengan kegiatan menyetirnya.

"Sebelas dua belas kalau dijajarin sama Kendall Jenner, bedanya Carina itu putih," lanjut Kaila yang masih mendapati Orion membisu.

"Kalau Bapak ajak Kondangan atau Ceremony yang biasanya diadain kantor, nggak malu-maluin."

Cangcimen..., Cangcimen...,
Dikacangin itu sakit men.

Kaila akhirnya menyerah masa bodo dengan diamnya Orion, perasaan Kaila tidak melakukan kesalahan apapun. Untung saja Kaila punya sisa stock kesabaran, ia jadi bisa menarik napas dalam demi mengurangi rasa kesalnya pada sosok Astral yang kini duduk di sampingnya.

"Jangan lupa besok masuk kerja."

Ini bukan kata-kata normal yang seharusnya diucapkan Orion, nggak usah Orion ingetin juga Kaila tahu besok masih hari kerja. Kaila tersenyum jahil, ia punya ide untuk membalas ucapan Orion.

"Bapak juga jangan lupa...," Kaila menggantungkan kalimatnya sebelum ia turun dari mobil Orion, "Jangan lupa datang di mimpi saya malam ini."

TBC

Ora's Note :

Ohhh iya soal cast, gue agak heran sih..

Kan gue nggak pernah cantumin cast secara Official di pengaturan cerita, cuman bilang ini cast versi gue. Di cerita mana pun gue selalu bilang gitu.

Gue kalau nulis sambil ngayal suka cari mood biar gampang bayangain.
Gue membebaskan kalian berimajinasi, mau western, korea, atau indo juga okay.
Gue nyari cast untuk membangun mood nulis wkwkkw apalah aku retjehan ini.

Jadi nggak usah terpaku dengan gambar gue, gue nggak suka dia, ahh dia korea, ahh dia indo atau apapun. Bayangin sesuai imajinasi kalian aja ya gaesss, karena kita punya imajinasi berbeda tampan dan cool pun masalah selera.
Nggak usah mengikat imajinasi kalian sama imajinasi gue.
Yang penting kalian bahagia bayanginnya, aku pun ikut bahagia. =)

Jangan lupa mandi di hari minggu okay..

Laf yu all 💕
24-06-2018



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top