Time is shore


"Aku juga tidak tahu, di Yokohama alat-alatnya lebih memadai daripada di Shibuya" jawab Yoonso dengan menepuk tangannya tanda ia selesai.

"Geurae~"

Mereka berdua merapikan meja makan dan meletakkan makanan yang tersedia ke meja makan sementara Hana dan Minho datang ke kamar Yoonmi.

"Gadis galak?" Baca Minho pada tulisan di pintunya, Hana terkekeh dan membuka kenop pintu lalu masuk.

"Woah, dinding-nya penuh coretan dekorasi buatan tangan sendiri" decak Hana terkagum dengan karya Yoonmi yang sangat kreatif.

"Disini ada gambar Yoonae juga eoh?" Tanya Minho saat mengambil kertas yang ada di tempat tidur yang ada.

"Dia berusaha menggambar Yoonmi dan tak buruklah" komentar Hana, Minho mengangguk.

"Terbubuhkan nama Yeon Yoonmi, karena takut tertukar ya kekeke~" kekeh Minho, Hana mengangguk.

"Design bajunya sangat bagus, aku mau satuu ah~ nanti ulangtahun pernikahan kita aku mau gaun ini" gumam Hana, Minho mengalihkan perhatiannya ke gambar baju yang dipegang Hana.

"Nanti kita minta izin untuk gambar ini, ne?" Ujar Minho lalu mencium kening Hana.

"Yeon Yoon, kenapa tidak ada lanjutannya?" Tanya Hana bergumam dengan melihat nama yang terbubuhkan dibawahnya.

"Nama pena-nya mungkin?" Tebak Minho asal, Hana mengangguk.

"Aku taruh design bajunya dimeja saja, ayo cari lagi Yoonae"

"Aku benci rumah besar, susah sekali menemukannya"

Bel-pun berbunyi, lalu bumonim Yoonae menyapa tamu yang datang dengan ramah.

"Woah aku baru tahu jika rumahmu besar tuan Yeon" puji tamu itu, keduanya terkekeh.

"Ini rumah peninggalan mertua-ku, silahkan masuk" ujar ayah Yoonae dan tamu itu masuk.

"Apakah masih ada karya Yeon Yoon?" Tanya tamu tersebut setelah mendapat jamuan dari Yoonso yang meninggalkan Changmin dibelakang.

"Banyak, diruang lukis dan sebagian ada di Yokohama karena kami baru disini" jawab ibu Yoonae, tamu itu mengangguk.

"Harga gaun karya Yeon Yoon terjual lima ratus dolar di website. Padahal itu baru gambar saja" jelas tamu itu, ayah Yoonae tersenyum.

"Karyanya yang terpendam" gumam ibu Yoonae tanpa terdengar ayah Yoonae ataupun tamu itu.

Kini Junsu berada di perpustakaan yang klasik dan bersentuhan dengan khas Jepang, ia menemukan dua tempat belajar. Ia menemukan buku harian Yeon Yoonmi.

'Langit semakin memudarkan warnanya, ah eonni aku sakit'

"Kau sakit apa Yoonmi-sshi?" Gumam Junsu, Jaejoong membaca buku-buku katakana disana. Kebetulan dia dapat berbahasa Jepang.

'Aku harus segera operasi, selamat tinggal eonni. Apapun yang terjadi, maaf sudah memutuskan keputusan yang salah. Aku akan selalu ada disisimu'

"Hyung, kira-kira dia operasi apa ya?" Tanya Junsu pada Jaejoong, Jaejoong menatap Junsu sejenak berfikir.

"Donor mata? Dia tuna netra kalau tidak salah" jawab Jaejoong, Junsu terkekeh.

"Iya juga ya haha" tawa Junsu, Jaejoong beralih mengambil buku harian Yoonae.

'Arigatou gozaimasu. Aku bisa menggambar berkat bantuanmu!'

Jaejoong terkekeh, mereka berdua akrab sekali dalam waktu dekat, kemudian Yoonso memanggil mereka berdua keluar.

Junsu sampai di ruang keluarga disana terdapat semuanya sudah berkumpul dan menemukan seorang yang sangat dikenalnya disana.

"Eomma? Sedang apa?" Kejut Junsu.

"Aku? Sedang menjalankan bisnis disini, kau?" Tanya tamu itu balik, dia ternyata ibu Junsu.

"Bisnis?" Tanya Jaejoong.

"Uri Yoonmi menjual karyanya ke nyonya Kim" jawab ibu Yoonae, keduanya koor mengangguk.

"Mendiang Yoonmi"

Deg

Junsu dan Jaejoong saling berpandangan, Yoonmi sudah meninggal. Lalu buku harian siapa yang ia baca?

"Adik Yoonae?" Pastikan Changmin yang ikut mendengar disana.

"Dia kakak Yoonae, kembaran Yoonae" jawab ayah Yoonae, Yoonso mendengar dari jauh.

"Kembaran? Yoonso bilang-"

"Kami menyuruhnya" potong Ibu Yoonae saat Jaejoong ingin menjelaskan segalnya.

"Mereka kembar" ulang ayah Yoonae.

"Kalian dapat melihat perbedaan antara Yoonae yang resik dan Yoonmi yang berantakan, wajahpun terlihat beda" jelas ibu Yoonae.

Junsu merasa dunianya berputar, apa maksud semua ini?

"Sedikit lagi Junsu akan menemuimu Yoonae-ya" gumamnya.

"Aku mau ke taman dulu, mencari udara segar" ujar Junsu lalu meninggalkan semuanya, ia ke taman dan melihat seorang gadis berambut panjang hitam dengan kimono putih sedang melukis.

"Yoonae?!" Panggil Junsu, wanita itu menoleh merasa dipanggil.

"Ne?" Sahut wanita itu, Junsu berlari dan memeluknya.

Gadis yang ia rindukan dan ia cintai kini ada dipelukkannya.

"Nuguseyo?"

Deg!

Hati Junsu berdenyut, apakah pengobatan Yoonae memengaruhi memorinya? Yoonae telah melupakannya?

Junsu melepaskan pelukkannya lalu

"Yoonae? Kau tidak ingat aku?" Tanya Junsu sembari menggoyangkan tangan gadis yang ia panggil Yoonae.

"Tidak sama sekali, kau siapa?" Tanya gadis itu balik, tidak seperti Yoonae yang ia kenal.

Tubuhnya, wajahnya sama dan rambut panjangnya membuatnya yakin dihadapannya adalah Yoonae-nya, kekasih yang hilang.

"Kau Yoonae! Rambutmu tidak membohongiku!" Teriak Junsu senang, semua yang ada didalam rumah berhambur keluar ke taman mendengar suara Junsu.

"Yoonae!" Seru semuanya kecuali Yoonso, Yoonso berada di muka pintu belakang bersama bumonim Yoonae dan ibu Junsu.

"Kalian siapa?" Tanya gadis itu heran, semua mengernyit heran.

"Ayolah! Kau tidak mengenal kami? Kau terlalu Yoonae-ya! Selama ini kami mengingatmu dan mencarimu!" Ujar Hyerin semangat yang sekarang ada dihadapn Yoonae yang lebih tirus.

"Maaf, maksudmu apa?" Tanya Yoonae bingung, Yoochun menunjukkan wajah sebal bercandanya.

"Yah kau harusnya senang, idolamu datang ke Jepang untuk menemuimu. Kau mengencaninya lalu meninggalkannya begitu saja. Yah kau mau bercanda itu tidak lucu~" ujar Yoochun panjang lebar, Yoonae semakin mengerutkan dahinya.

"Maksudmu kau mencari adikku?" Tanya Yoonae bingung, Changmin merangkulnya seperti teman.

"Kau kira kami bodoh? Yeon Yoonae kekasih Kim Junsu yang sejak muda sudah menyukainya, eoh?" Tembak Changmin, Yoonae melebarkan matanya.

"Kenapa? Kau baru ingat?" Tanya Minho, sementara Hana berfikir sejak awal.

"Bukan itu, kau salah orang" jawab Yoonae, semua menatap satu sama lain.

"Kami tidak akan salah orang. Yeon Yoonae yang selama ini tinggal di Seoul. Astaga kau sedang berlatih acting huh?" Tanya Hyerin, Yoonae tersenyum pada Hyerin lalu menatap kedua orangtuanya.

"Ada apa?" Tanya Junsu yang tahu tatapan banyak artian didalamnya, Yoonae meletakkan kuasnya didekat kanvasnya.

"Baiklah" gumamnya, semua menatap satu sama lain, lagi.

"Apanya yang baiklah?" Tanya Jaejoong pada Yoonae.

"Kau tahu kami kembar 'kan?" Tanya Yoonae, semua mengangguk.

"Ne, baru saja tahu" jawab Hana kali ini angkat bicara.

"Orang yang kalian maksud adalah kakakku. Yeon Yoonmi" jawab Yoonae sedikit pelan.

Semua tercengang. Yoonae adalah Yoonmi dan sebaliknya, jika ini Yoonmi yang diceritakan Yoonso berarti Yoonae sudah meninggal.

"Namanya di korea bukan Yoonmi tapi Yoonae" tegas Junsu, Yoonae sedikit takut.

"Okay, kurasa Yoonso eonni menyebut nama kami secara terbalik" ucap Yoonae dengan nada murung.

"Mereka bertukar identitas sejak kecil" ujar ibu Yoonae yang berada di belakang mereka sekarang.

"Yoonmi mendonorkan matanya pada Yoonso yang mengalami kebutaan sejak muda" jelas ayah Yoonae, semua lemas mendengarnya.

"Katakan padaku ini adalah acara kamera tersembunyi" ujar Jaejoong, ibu Yoonae meneteskan airmatanya.

"Baby, kau berhutang penjelasan padaku" ujar Changmin pada Yoonso yang sudah ada disana juga.

"Ini kenyataannya" jawab Yoonso.

"Mereka bertukar nama namun di Jepang nama mereka tidak bertukaran" jelas ayah Yoonae, Junsu meneteskan airmatanya.

"Dimana kekasihku?" Tanya Junsu dengan nada bergemetar, Jaejoong menahan Junsu yang hampir terjatuh.

"Dia disini" jawab Yoonae, Junsu sudah bingung untuk memanggil kekasihnya Yoonae atau Yoonmi.

"Mataku adalah peninggalan eonni yang paling berharga" ujar Yoonae, semua menatap matanya.

Benar sekali, mata itu sebening milik Yoonmi yang mereka kenal sebagai Yoonae.

"Kau meninggalkan satu hal Yoonae-ya" lanjut Yoonso.

"Apalagi?" Tanya Minho yang sudah terkejut dengan semuanya.

"Kalian mengira dia Yoonmi karena rambut, mata dan wajahnya serupa sekali dengan Yooonmi" ujar ibu Yoonae, semua mengangguk.

"Aku yakin dia Yoonmi yang kami kenal sebagai Yoonae karena kami tahu ia memiliki rambut Yoonmi, sementara Yoonae memiliki rambut pendek" jelas Jaejoong, semua mengangguk.

"Ia sudah jelas mengatakan bahwa Yoonmi mendonorkan matanya untuk Yoonae" ujar Hana menegaskan, Yoonso mengangguk.

"Aku tidak percaya, ia memiliki rambut seindah Yoonae" ujar Junsu.

"Aku juga" sahut Jaejoong, Changmin dan Minho.

"Aku tidak" sahut Yoochun dan Hyerin, semua menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Apa alasanmu?" Tanya Hana dengan nada datarnya.

"Yoonae yang kita kenal memiliki tanda manis di dekat bibirnya" jawab Hyerin.

Deg

Semua menyadari hal kecil tersebut, dia berbeda jika terus diperhatikan. Apalagi gaya poninya. Yoonmi memakai poninya kesebelah kanan sementara Yoonae memakai poni ke sebelah kiri. Yoonmi milik Junsu benar-benar berubah jika dilihat dari jarak sedekat ini.

"Dia bisa saja operasi plastik" bela Jaejoong yang masih tidak percaya tersebut.

"Lalu bagaimana dengan rambutnya? Jangan bodoh Hyerin" ujar Minho.

"Dia mungkin menghindari kita, ani?" Sangka Hana.

"Kenapa kalian tidak menerimanya saja jika Yeon Yoonmi yang sebenarnya sudah meninggal?" Tanya Yoochun pedas, Hyerin sudah bersedekap ditubuh Yoochun. Ia menangis, pasti Junsu sangat tersakiti.

"Kau-"

"Rambut ini memang extension dan Yoonmi eonni memintanya untuk memotongnya pendek dan ia menyuruhku menggunakan rambutnya agar ia selalu disisinya" potong Yoonae, semua kini menatap Yoonso penuh amarah.

"Kalian tidak seharusnya marah pada Yoonso karena Yoonmi yang memintanya sendiri" ujar ayah Yoonae atau Yoonmi ini.

"Mianhae, aku salah" sesal Yoonso sambil membungkuk lama pada semuanya.

"Aku baru saja menemukan hidupku yang baru, tapi- huks-" isak Junsu, kini Hyerin memeluk Junsu.

"Junchan hiks uljimaa" ujar Hyerin, Junsu memeluk Hyerin balik dan menangis dengan sepenuhnya.

Ia tidak pernah merasa selelah ini, ia tidak pernah merasa sesakit ini, ia tidak pernah semenyesal ini, ia tidak pernah merasa semenyerah ini.

Ia lelah saat tahu Yoonae yang ia tahu sekarang menjadi Yoonmi sudah meninggalkannya.
Ia sakit saat tahu hidupnya tak lagi bersama Yoonmi.
Ia menyesal saat tahu sebelumnya ia memanfaatkan Yoonmi.
Ia menyerah, ia tidak bisa mencari Yoonmi lagi.

"Chogi- Kim Ajumma-" panggil Hana, ibu Yoonae yang sudah meneteskan airmata kini menatapnya penuh luka.

"Ye Hana-ya?" Sahut ibu Yoonae saat menghapus airmatanya.

"Yoonso bilang-" putus Hana tak lama ia menangis dipelukan Minho.

"Menangislah jika kalian sedih" ujar ayah Yoonae.

"Aku bilang Yoonmi yang mereka kenal sebagai Yoonae bahwa Yoonmi ada disini" lanjut Yoonso yang melanjutkan kata-kata Hana.

"Ikuti kami" ujar ayah Yoonae.

Yoonae memimpin setapak jalan yang ada didekat taman itu, semakin lama mereka berjalan semakin banyak pohon sakura yang sudah gugur bunganya, rantingnya terlihat jelas. Bunganya kering ditanah karena sudah lewat musim gugur.

"Ini tempat kami bermain dulu" cerita Yoonae pada Hyerin yang terus-terusan menggelayutinya, serasa Yoonmi disana.

"Ia punya selera yang bagus untuk bermain ya" jawab Hyerin dengan nada manjanya.

"Kami memiliki selera yang terkadang sama" timpal Yoonae, Hyerin mengangguk.

Sementara Junsu berusaha tegar agar tidak menangis sesampainya.

"Eomma tidak tahu kekasihmu adalah yang membuat design gaun menikah noona-mu" ujar eomma Kim, Junsu mengangguk asal.

"Yuna noona?" Tanya Jaejoong yang menyadari sepupunya menikah dengan gaun ciptaan kekasih Junsu.

"Kukira akan menjadi gaun nikahku bersamanya" jawab Junsu, ibunya hanya menghela nafas.

"Fakta yang kukumpulkan adalah tulisan Yeon Yoon adalah nama pena Yoonmi untuk setiap gambarnya, kamarnya adalah kamar yang kita kunjungi, foto berfigura besar diruang keluarga adalah foto keluarga yang sudah meninggal dengan dibubuhkan tanggal kematian mereka dan kenapa Yoonae meninggal masih menjadi tanda tanya besar dikepalaku" jelas Hana panjang lebar, semua yang mendengar mengangguk tanda jelas.

Yoonae berhenti di nisan satu meter dengan tulisan hangul menurun bersama foto besar Yeon Yoonmi.

"Dia disini, dia selalu ingin dekat denganku. Kau sudah mencapainya eonni" ujar Yoonae, senyuman Yoonmi difoto itu membuat semua menumpahkan airmatanya.

"Junchan, kau lihat bintang utara itu?"

"Hmm sinarnya sangat mencolok dan faktanya bintang itu adalah teman bagi para penjelajah"

"Sama sepertimu"

"Eh?"

"Kau bersinar seperti bintang, bukan hanya sekedar bersinar tapi kau kadang mencerahkan hariku dengan hanya kedatanganmu dan juga..."

"Dan juga apa?"

"Kau adalah navigasi-ku"

"Jangan bicara yang aneh-aneh Yoonae-ya, kau membuatku takut eoh"

"Ani, disaat aku terpuruk kau selalu menunjukkan diri bahwa kau penarik kesedihan itu dan mengubahnya menjadi kebahagiaan dan keceriaan"

"Eh? Apakah benar begitu?"

"Georeom"

"Kalau begitu jadilah bintang-bintang diatas sana untuk menemaniku yang sendirian bersinar terang"

"Arraseo! Segalanyaaa~"

Selintas memori tentang Yoonmi benar-benar membuatnya sedih, ia sudah mewujudkan apa yang ia inginkan. Menjadi salah satu bintang diatas yang menemani binta utara itu. Seharusnya Junsu memintanya menjadi bintang satu-satunya dihatinya bukan diatas sana.

"Yoonmi-ya~ kenapa kau melakukan ini padaku?" Tanya Junsu pada foto dihadapannya, ia mengelus permukaan figura disana.

"Ia sudah melakukan yang terbaik. Pendarahan membuatnya benar-benar kehabisan darah" ujar ayah Yoonae, Junsu sudah menangis kencang.

"Ia menulis wasiat sebelum meninggal" ujar Yoonso lagi, semua yang bersedih menolehkan pandangan mereka kehadapan Yoonso.

"Pertama untuk adiknya. Jika ia meninggal kelak tolong ambil matanya, biarkan Yoonae melihat dunia kembali dan bantu ia melihat Junsu dengan mata yang tersisa. Kedua untuk adiknya, Yoonae harus menerima ginjal yang ia donorkan dan memakainya sebagai ganti saat mereka kecil, Yoonae memberikan ginjalnya untuk Yoonmi supaya bertahan hidup, Yoonae sudah menerima semuanya. Ketiga untuk adik kesayangannya lagi, Yoonae harus memakai rambutnya untuk kembali ke dirinya yang dulu, Yoonmi dulu berambut pendek karena ginjal yang dideritanya membuat rambutnya rontok namun setelah ditolong oleh Yoonae, rambut Yoonae yang merontok dan menjadi pendek. Lalu yang terakhir-"

Pernyataan Yoonso yang mewakilkan Yoonae dan bumonimnya kini menggantung, semua berdebar.

"Selamat hidup kembali Kim Junsu"

Junsu melebarkan matanya, selama ini tak ada yang tahu ia melakukan transplantasi jantung karena ia dan semua yang tahu hanya diam.

"Eomma menerima pendonoran dari Yeon Yoonmi, di wasiatnya ia mengatakan sangat berterima kasih sudah membuatnya bahagia. Ia menyerahkan jantungnya untuk kehidupanmu Suie-ah"

Srak

Junsu jatuh berlutut dihadapan nisan itu dan mengalirkan airmatanya tanpa mengedip.

"Thank you, baby its timeless. Even I live with your heart but this is a timeless"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top