Bab 2
"Kenyangnya, bento buatan ibumu memang terbaik Kira, tapi kurang banyak harusnya besok kamu bawa lebih banyak lagi." Ucapnya tak tahu malu.
Aku mendengus kesal. "Tidak terima kasih aku bukan gudang bento berjalan, memangnya kau pikir tidak berat membawa kotak bento yang besar setiap hari, apalagi aku juga harus membawa beberapa perlatan ekskul...." Dan nanti aku bisa nggak tinggi tinggi. Lanjutku dalam hati.
"Pelit." Dasar cewe kurang ajar, tidal tahu terima kasih padahal dia sudah menghabiskan setengah bekalku. " Kareshita-san, kamu beli kue dimana bentuknya lucu sekali." Mirai mendekati Kareshita yang sedang memakan bekalnya dengan pelan dan mulai melakukan pertanyaan mautnya.
"Aku tidak tahu mama yang mebelikan kue ini, aku tak pernah bertanya."
"Enaknya~ibuku tak pernah mau membelikan kue, boleh aku mencobanya?!" Sudah kuduga.
"Tentu saja, aku juga tak akan habis kok, ini telalu banyak."
"Sebaiknya kau tarik kata-katamu, kalau tidak Mirai akan semakin menjadi-jadi." Kareshita menatapku bingung, ya benar juga sih dia tidak akan mengerti maksudku, kami baru bertemu kurang dari 5 jam, berbeda denganku yang sudah berteman dengan Mirai selama 4 tahun.
"Ahahaha...tidak apa-apa, kalau kurang aku bisa beli makan lagi nanti untukku sendiri, Watanabe-san juga mau coba." Dia menyodorkan kotak yang penuh dengan kue-kue manis dan coklat.
Aku ingin sekali makan tapi....aku sudah berjanji untuk tidak makan makanan sejenis kue dan coklat. "Kira kamu tidak makan, nanti nyesal lho nggak makan kue seenak ini." Mirai duduk di sampingku san mulai membisikan kata-kata iblisnya.
"Ehmm..kue ini enak banget, pasti kue mahal, coklatnya lumer, kreamnya manis, bolunya lembuttt..." Aku tak boleh terpengaruh.
"Kenapa Watanabe-san tidak mau makan kue, apa kamu tidak suka kue."
"Tidak, dia sangat suka kue apalagi makanan manis, tapi dia sudah berjanji untuk menjauhi makanan khas anak-anak perempuan."
"Oh...tapi kenapa padahal makanan seperti inikan enak, tidak apa-apa kalau makan sesekali bukan." Aku masih memperhatikan sekotak kue coklat yang terus di sodorkan Kareshita. Uh...rasanya coklat itu seperti memanggil-manggilku untuk di makan, aku...
"Ka-kalian yang memaksa." Aku mengambil sepotong kue dan memakannya.
"Bagaimana?" Tanya Mirai.
"Biasa saja." Tapi bohong kue ini tidak biasa saja, kue ini enak, bolunya lembut dan tidak terlalu manis ada sedikit rasa pahit dari cappucino ditambah kream yang ringan dengan rasa manis dan warna pink muda, serta rasa asam dari buah-buahan, rasanya benar-benar menakjubkan, aku belum pernah makan kue seenak ini.Ah.... Kue ini enak sekali, manis dan menyegarkan.
"Kamu bilang tidak enak, tapi wajahmu mengatakan sebaliknya." Aku tersentak kaget.
"Tidak." Jawabku.
"Tsundere....cebol~"bisiknya oasaku di kata terakhir.
"Aku tidak!" Aku memukul kepala gadis menyebalkan yang tengah tertawa di sampingku. Dia berhenti tertawa dan mulai mengaduh kesakitan dilanjut dengan rengekan menyebalkan.
"Kareshita-san lihat dia memukulku, dia kasar sekalikan masa memukul perempuan cantik dan manis sepertiku ini." Aku hanya memutar bola mataku melihat gadis tak bisa diam itu yang tengah menempel-nempel di lengan Kareshita sambil merengek tidak jelas, membuat kupingku terasa ngilu.
"Watanabe-san kamu nggak boleh kasar sama perempuan apalagi Mirai kan sahabat kamu, kasihankan Mirai-san."
"Jangan tertipu dia itu menyeramkan, dia bukan perempuan tapi iblis." Balasku.
"Tapi ___."
"Ahahaha...dasar tsundereku tercinta." Mirai berhenti merengek tanpa alasan dan mulai menempeliku seperti lintah hewan yang paling menjijikan bagiku.
"Sudah kubilang untuk menghiraukannya dia itu aneh, sebentar menangis sebentar tertawa jadi jangan heran." Kareshita hanya diam dengan ekspresi wajah 'Dia normal?'
"Ehm...baiklah."
"Kamu harus mulai terbiasa dengan sikap kami yang seperti ombak, karena pada dasarnya kami sama-sama memiliki kepribadian aneh, yakan Kira." Jelas Mirai sambil menepuk-nepuk kepalaku.
"Aku mau jadi teman kalian, aku pikir akan menyenangkan berteman dengan kalian yang memiliki kepribadian lucu, kalian terlihat sangat dekat meskipun sering bertengkar!" Jawab Kareshita dengan semangat.
"Boleh saja." Balasku singkat.
"Kalau begitu sekarang kita bertiga resmi berteman, selamat datang Lunaru-chan!" Mirai mengulurkan tangannya di balas dengan senang hari oleh Kareshita. "Kira~"
"Hah..." Aku mengulurkan tanganku yang terkepal dan menyatukannya dengan tangan mereka. "Senang berteman denganmu Kareshita-san."
"Kira bukan Kareshita tapi Lunaru sekarang kitakan bberteman Lunaru kamu juga panggil Kira mulai sekarang, Ok!" Kareshita mengangguk.
"Tidak aku lebih suka panggilan sebelumnya."
"Kira no baka!" Teriak Mirai sambil memukulku.
"Tidak apa-apa mungkin Kira lebih nyaman memanggilku seperti itu, tapi aku tetap boleh memanggilmu Kira?"
Aku hanya mengangguk saja.
"Kalau begitu akhir pekan nanti kita rayakan kedatangan Lunaru, kita buat pesta, tempatnya di rumah Kira~!"
"Kenapa rumahku lagi?!"
"Soalnya disana banyak makanan dan nanti mamamu pasti buatin makanan yang enak dan banyak~!"
"Aku menolak!"
"Aaarghhh....pelit banget sih, ya boleh ya~"
"Iie!"
"Lunaru Kira jahat banget ya..." Dia kembali menempeli gadis cantik di depannya, aku merasa kasihan padanya yang akan menjadi bahan tempelan baru Mirai.
"Tidak apa-apa kita bisa adakan pesta di rumahku, kebetulan rumahku tidak ada orang akhir pekan iini rumahku juga tidak terlalu jauh dari sekolah, kita bisa naik mobilku nanti."
"Kamu benar-benar seorang malaikat!!"
Jadi akhir pekan nanti kami sepakat akan berkumpul di rumah Lunaru, jujur saja aku sendiri penasaran bagaimana rumah teman baru kami ini.
****
Aku sekarang tengah berteduh di bawah pohon menunggu jemputan Kareshita sesuai perjanjian kami kemarin, es krim di tanganku mulai meleleh karena cuaca yang sangat panas.
Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di depanku, awalnya aku tak peduli sampai seseorang keluar dari dalamnya, dia Kareshita dengan gaun musim panas yang anggun dan seperti biasa terlihat cantik dan sempurna.
"Apa kamu sudah menunggu lama?"
"Tidak juga, ayo kita pergi dari sini sangat panas rasanya aku mau meleleh." Kareshita hanya tertawa dan mengangguk, dia mengikutiku masuk ke dalam mobil.
Selama perjalanan tidak ada yang memulai obrolan, akupun tak berniat untuk melakukannya dan lebih memilih untuk melihat ke luar jendela.
"Hari ini cuacanya memang sedikit lebih panas, tapi cocok untuk pergi ke pantai." Tiba-tiba Kareshita memuali obrolan.
"Hmm...tapi aku tidak suka ke pantai."
"Eh, kenapa?"
"Hmm...ntahlah hanya malas dan tidak suka keramaian di pantai, aku lebih suka di gunung atau di rumah saja sekalian."
"Begitu ya.." Setelah itu tidak asa obrolan lagi sampai kami tiba di rumah Kareshita yang membuat jantungku tidak sehat karena...
Rumahnya sangat besar!
Bayangkan saja, tidak hanya luas rumah ini juga memiliki 3 lantai, halaman rumah yang setara lapangan sekolah kami, desain rumahnya terlihat seperti rumah inggris klasik.
"Berapa pembantu di rumah ini?"
"Eh...entahlah aku tak pernah menghitung ahahaha..."
Kami keluar dari mobil dan melewati pekarangan rumah yang sebesar lapangan ketika sampai di depan pintu Kareshita membukanya dan aku menjadi batu seketika.
Wattpad sekarang bener bener nyebelin kenapa pas aku publish yang muncul cuman Ri doank?
Mau publish jadi error ya jadi aku publish ulang
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top