-
Siang mulai menjadi malam. Namun Naib masih saja melamun di jendela. Pria kurus itu menatap kosong pada anak anak kecil yang berlarian sambil tertawa. Membayangkan, bagaimana masa kecilnya dahulu. Kesusahan, terjebak dalam kemiskinan. Menderita. Namun yang berlalu biarlah berlalu. Bila ia terus memikirkannya, ia hanya akan menyiksa diri sendiri.
"Naib...?" Panggil sebuah suara dari dapur. Naib tidak menjawab. Ia tidak berminat menjawab panggilan sang suami. Ia masih asik dengan dunianya sendiri. Lama berselang, sosok pria tinggi bersurai kecoklatan gelap menghampirinya. "Naib..." Panggil si tinggi pelan. Ia menggoyangkan sedikit tubuh pasangannya.
Naib menghela nafas pelan. "Apa?" Jawabnya. Jack, mengecup kepala bertudung itu. "Kenapa melamun lagi..?" Naib menggeleng pelan. "Tidak apa apa... Hanya nostalgia." Jawab Naib seadanya. Jack mengangguk angguk, ia menggendong tubuh kurus itu dengan hati hati. "Ayo makan dulu." Tuturnya sambil membawa sang pasangan menuju meja makan. Telah terhidang beberapa makanan sederhana. Cukup membuat Naib kembali sumringah.
Jack mengambilkan piring dan menyendokkan nasi. Semenjak Jack menutuskan untuk menikahi Naib dan ikut si pria kecil pulang ke nepal, ia sering memakan karbohidrat seperti nasi, gandum, kentang, jagung ataupun ketela pohon. Berbeda dengan makanan yang ia sering makan di negaranya dulu.
Naib melahap habis semua makanan yang di hidangkan. Sementara Jack hanya makan setengah porsi. Ia tidak tega memakan apa yang Naib ingin makan. Ia lebih suka kelaparan daripada melihat pria kecilnya kelaparan.
Selepas makan mereka pun membersihkan diri, menghapus peluh yang menempel di tubuh. Naib lebih sering mendapat bantuan dalam membersihkan tubuh karena kondisinya yang sudah tidak memiliki tangan kiri dan kaki kanan. Jack dengan senang hati menggosok lembut tubuh sang pasangan. Toh Naib juga tidak masalah.
Saat membersihkan tubuh selalu ada cerita baru. Entah karena kejahilan Jack yang dengan sengaja mengelus daerah sensitif Naib, atau Naib yang tidak sengaja menginjak kaki Jack hingga mereka terpeleset dan tersungkur bersama. Mereka lebih suka asik dengan dunia mereka sendiri daripada memperhatikan tatapan orang lain. Buat apa juga, toh hidup mereka bukan urusan orang. Yang penting mereka tidak mengganggu iya kan?
Malam telah tiba, gerimis yang turun mulai berubah menjadi hujan. Jack menyelimuti tubuh kecil menggigil itu. Di luar hujan mulai menjadi deras. Hawa dingin menyeruak masuk melewati ventilasi. Naib merapatkan diri, mencengkram baju Jack meminta pelukan. Tentu Jack memberikan pelukan erat nan hangatnya. Pria tinggi itu mematikan lampu remang remang dan mengecup pasangannya sebelum akhirnya tertidur.
--
Tiba tiba Jack terbagun dalam ingatan masalalunya. Kira kira seminggu sebelum mereka keluar dari manor terkutuk. Naib dan beberapa rekannya sedang bertengkar, hingga menyeret banyak orang. Pria Nepal itu memang susah mengendalikan emosi, jadi Jack turun tangan untuk menenangkan sang kekasih. Namun di luar dugaan, Joseph Desaulnier, salah satu hunter menebas tubuh kecil Naib. Alhasil naib kehilangan tangannya. Perkelahian makin parah.
Jack naik pitam. Aesop yang mencoba menarik mundur sang Desaulnier pun ikut terluka. Pada akhirnya Jack melemparkan Fogbladenya pada Joseph. Membuat bekas luka besar di tubuhnya. Sang Phothographer makin marah. Ia melampiaskannya pada Aesop dan Naib. Jack yang tidak tahan tentu kembali menyerang bangsawan berdarah Prancis itu. Dan pertengkaran tidak pernah menghasilkan apapun selain kerugian.
Aesop kehilangan pengelihatannya. Ia juga terluka parah karena kekasihnya sendiri. Naib juga sama buruknya. Pemuda Nepal itu kehilangan tangan dan kakinya. Jack sendiri sempat di tebas oleh rekan sesama pemburunya itu. Ia kehilangan tangan serta Cakar Fog Bladenya. Joseph sendiri menderita luka serius dibagian dada dan kepala. Memang tidak menghasilkan apapun.
Setelah keributan yang sangat parah. Pemilik Manor mengungumkan pembubaran Manor melalui Miss Nightingale. Jack masih merasa kesal namun dirinya tidal boleh melakukan apa apa lagi. Ada Hastur dan Luchino yang menahannya.
Tiba tiba, pandangannya gelap, dan ia pun terbangun dari mimpinya. Gerimis masih terdengar. Jack tidak tau pukul berapa sekarang. Ia menatap wajah tan yang damai dalam tidur lelapnya. Jack mengecup wajah itu sekali dua kali. Memeluk tubuh kurus itu, dan kembali tidur.
-Fin-
No comment from me, tapi silahkan kalian Komentar, pintu kirsar ku buka lebar selebar badan Joker mbul. Sekian
Tertanda
GM999
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top