Jumpscare

Tepuk tangan ramai dan sorak-sorai kencang terdengar heboh di tengah lapangan, pagi ini. Hari ketiga MPLS. Di jadwal kegiatannya tercantum nama Demonstrasi Ekstrakurikuler. Rasi ikut teriak-teriak heboh, tanpa minat. Baru Pramuka yang menampilkan diri dengan ciri khas morse dan semaphore. Dengan backsong asyik yang sedang viral dipakai di sound TikTok, mereka memasukkan unsur Pramuka ke dalam dance yang diselingi aksi-aksi.

Giliran selanjutnya adalah Rohis. Terlihat dari betapa 'akhi-ukhti'-nya outfit mereka. Rasi melirik malas. Akan tetapi, riuh rendah massa malah meningkat drastis. Telinga Rasi sampai pekak begitu mendengar jeritan-jeritan totalitas dari anak perempuan yang mendominasi kericuhan situasi. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, baru kali ini Rasi mendapati Dirga setertarik itu dengan hal semacam ini.

Hiruk pikuk publik mencapai puncaknya ketika seorang lelaki berkoko hitam maju ke sentral lapangan. Alunan suara mengaji yang meneduhkan hati membuat sekitar mendadak senyap. Rasi melebarkan mata, tak percaya. Oh, itu Bang Ufi! Dengar-dengar, dia memang jadi ketua Rohis di Persatas ini. Namun ... sejak kapan demonstrasi untuk memamerkan setiap ekstrakurikuler ini mendadak malah terdengar seperti meet n greet dengan idola? Tidak masuk akal! Siapa kira Bang Fi punya fans sebanyak ini? Dia most-wanted Persatas? Gokil! Anak Cibangun! Rasi menyeringai songong karena merasa bangga dengan prestasi Lutfi yang mengharumkan kampung halaman mereka, setidaknya begitu menurut Rasi.

Detik berikutnya, tensi lapangan berubah menjadi sangat tegang. Rohis menampilkan mini-drama tentang Israel dan Palestina. Sekawanan orang berseragam militer dengan senjata api di tangan pun menginvasi warga Palestina yang sedang tenang-tenangnya bermesraan dengan Sang Rabb—salah satunya adalah Lutfi. Dengan banyak cairan imitasi darah dan jalan yang seolah terpincang-pincang, Lutfi menjadi pejuang terakhir di Palestina, mempertahankan benderanya tetap berkibar di bumi Al-Aqsa sambil menggemakan takbir berulang-ulang.

Itu sangat sentimental, Rasi akui itu keren.

Diiringi berakhirnya narasi puisi yang menyentuh hati, berakhir pulalah penampilan Rohis pagi ini. Lutfi mengambil alih mikrofon. "Bagi yang berminat masuk Rohis, mohon mendaftar pada Sekretaris Ardela 12 MIPA-2, Seksi Sinida Fauzan 12 IPS-3, atau pada saya sendiri, atas nama Lutfi 12 MIPA-5. Terima kasih."

"Si, aku mau masuk Rohis!"

Wait, barusan itu ... Dirga yang bicara? Rasi menoleh cepat. Dirga kesambet apa?

Dirga mengepalkan tangannya, mengobarkan semangat. "Aku akan masuk Rohis! Diba pasti menungguku di sana!"

Demi apa? Rasi mendengkus galak. "Perlu berapa kali lagi kuberitahu supaya kau mau sadar diri, DirGEBLEK? Diba itu anak salihah, anak gadis baik-baik. Pantasnya juga sama Bang Fi. Kamu? Mana selevel!"

Rasi percaya diri sekali sudah menghancurkan harapan Dirga. Namun, Dirga malah membalasnya dengan kalimat yang tak pernah Rasi prediksi sama sekali: "Pulang sekolah nanti, aku mau nembak Diba!"

•   •   •

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top