Gentayang Bayang

Orang-orang bilang, masa putih-abu adalah salah satu bab paling indah dalam hidup. Favorite chapter of life, kurang lebih seperti itu. Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa hari pertama SMA adalah ajang untuk mengidentifikasi most wanted atau lelaki-lelaki good looking di setiap penjuru sekolah. Oh, Rasi bahkan pernah melihat postingan Violet-teman SMP-nya yang paling ahli di bidang seperti ini-yang berbunyi, "Hari pertama sekolah! Siap untuk menabrak senior ganteng di lorong kelas?" Well, done. Lawak sekali. Rasi kira, drama buatan Violet yang sangat memuakkan ini bisa laku keras di kalangan remaja labil yang jadi target pasaran utama platform Wattpad.

Back to school. Seragam baru, peralatan baru, semangat baru, gandengan ... baru? Eh.

Mereka-siapa pun itu-naif sekali mengharapkan kisah yang indah di masa ini. Rasi mendengkus keras. Persetan soal masa terindah dan berbagai halusinasi basinya. Yang Rasi yakini, kala SMA ini berupa transisi. Rok abunya melambangkan fluktuasi di fase remaja yang tak bisa dikatakan hitam maupun putih. Semuanya rancu dan saling timpa menimpa. Dibandingkan seluruh poin-poin yang katanya 'keindahan masa SMA', Rasi lebih menyayangkan stok hari liburnya yang sudah habis. Setelah ini, dia tak punya banyak waktu untuk nongkrong di Kedai DoDi demi dua porsi mi ayam pangsit traktiran Dirga, jadi combo terbaik dengan Dirga untuk berbuat rusuh di pengajian, menonton anime bersama Dirga, dan .... Wait. Mengapa semuanya selalu ada Dirga? Dasar, Kutu Betutu!

Layaknya bumi dengan angkasa. Meski saling bertolak belakang, keduanya selalu saja beriringan. Mereka sudah terbiasa dengan eksistensi masing-masing. Seperti pagi ini, Rasi sudah asyik totalitas menggerung-gerungkan motor. Di tengah perjalanan, Rasi membuka kaca helm demi memasang muka paling songong yang minta ditabok satu kampung. Tanpa malu, Rasi teriak, "Segitu saja skill kebut-kebutanmu? Payah. Lelaki mana yang menjalankan motor selelet itu, dirKAMPRET? Duluan, ya, Siput Keriput!"

Di atas motornya sendiri, Dirga menggeleng-geleng tak percaya begitu mendapati betapa ugal-ugalannya seorang Rasi. "Woylah, teRASI! Belum punya SIM, jangan banyak gaya, kau!"

Masa MPLS. Mereka tiba di sekolah tepat ketika bel jam pelajaran pertama berbunyi. Masih dengan cengiran lebar yang sibuk menyombongkan diri, Rasi memasuki kelas. Oh, well. Rasi tak begitu suka pertemuan dengan orang asing.

"Eh, Rasi!" seru Violet di bangku sudut belakang. Anak itu antusias sekali mendapati dirinya sekelas lagi dengan Rasi di SMA. Rasi sama terkejutnya, tetapi ... penampakan di meja paling depan itu terlanjur menggerogoti keseluruhan atensi Rasi. Lebih mengerikan dari jumpscare di film horor mana pun.

Kenapa ... dia ada di sana? Bukankah seharusnya dia melanjutkan pendidikan di penjara suci pesantren?

Di bangkunya, Diba menarik kedua sudut bibir untuk melintangkan senyuman. Dirga menahan diri untuk tidak berseru kegirangan karena penampilan Diba yang manis kronis. Sementara itu, di mata Rasi, senyuman Diba seolah berkata, "Hei, ketemu lagi! Aku sudah siap merebut segalanya lagi, darimu."

Bayangan kelam yang sudah susah payah Rasi tinggalkan di belakang sana, kini muncul dan menggentayangi hari-harinya kembali.

Kapankah semesta mau memberinya waktu untuk benar-benar menjalani hidup sebebas mungkin, tanpa kehadiran lalat pengganggu itu?

• • •

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top