Prolog

Tahun 2027 (Hari ke-3286)

Pintu kaca terbuka dan seorang cowok sipit berahang tegas memasuki ruangan. Bahu tegap dan dada lebarnya tertutup hoodie hitam. Kasir cewek berusia dua puluh lima tahun yang sedang berdiri di balik counter menoleh dan menyapa, "Selamat datang di DeltaMart dan selamat berbelanja."

Cowok itu tidak menjawab atau menoleh, ia langsung berjalan menuju jajaran lemari pendingin. Sang kasir melirik arloji di lengan kirinya. Sekarang pukul tiga sore, satu jam lebih awal dari waktu biasanya cowok itu mengunjungi minimarket. Si Kasir membalikkan tubuh menghadap rak etalase kosmetik di sebelah etalase rokok dan melihat pantulan dirinya di cermin. Kedua tangannya sibuk merapikan jilbab hitamnya, memastikannya tegak paripurna, lalu telunjuknya mendorong kacamata yang bertengger di tulang hidung.

Oke. Kamu cantik, Alyssa.

Ketika mendengar ada pergerakan di depan kasir, Alyssa membalikkan tubuh dan melihat si Cowok Ber-hoodie kini berdiri di hadapannya, meletakkan sebotol minuman isotonik dan tiga snack bar berprotein tinggi. As usual.

"Ada membernya, Kak?" tanya Alyssa sambil memindai barang-barang itu.

"Enggak ada," jawab cowok itu singkat.

"Sekalian sama susu UHT-nya, Kak? Beli dua gratis satu," katanya lagi. Kali ini si Kasir tidak dapat menahan diri untuk melirik cowok itu sekilas, meskipun ia lagi-lagi mengatakan "enggak" sambil menunduk. Kedua matanya terus tertuju pada ponsel.

Padahal hampir setiap hari Alyssa melihat wajah tampannya, tetapi entah mengapa ia tidak pernah terbiasa.

Alyssa memasukkan semua belanjaan cowok itu ke dalam kantong plastik, lalu mendorongnya ke sisi seberang meja counter. "Totalnya tiga puluh sembilan ribu delapan ratus rupiah."

Cowok itu meletakkan ponselnya di atas counter dalam posisi menyala. Layarnya menampilkan ruang obrolan di aplikasi WhatsApp. Ketika Alyssa diam-diam mengintip isinya, cowok itu malah mengunci layarnya dan mengeluarkan dompet dari celana jinsnya, membuat cewek itu mendesah kecewa.

"Pakai debit, ya?" tanya cowok itu sambil melirik Alyssa sedikit dan tersenyum.

"Bisa, Kak." Alyssa mengangguk, masih tenggelam dalam sepasang iris cokelat tua cowok yang sering dibilang Mackenyu Arata versi lokal itu. Jangan lupakan senyumnya yang tidak kalah menawan.

Ia menyerahkan kartu debitnya pada Alyssa. Digeseknya benda pipih itu di mesin EDC dan Alyssa mempersilakannya untuk menekan pin. Cewek itu pura-pura melihat ke arah lain, padahal tahu betul angka apa saja yang ditekannya. Meskipun begitu, Alyssa sama sekali tidak pernah berniat mencuri uangnya. Bukan harta yang cewek itu inginkan.

Setelah melakukan transaksi, cowok itu mengucapkan terima kasih sambil membawa belanjaannya. Pandangannya masih tertuju pada ponsel. Namun, Alyssa tetap mematung, tersenyum menatap punggung seksi yang kian mengecil itu hingga menghilang di parkiran minimarket.

"Terima kasih, ditunggu kembali kedatangannya."

*****

Setelah sif di minimarket selesai, Alyssa langsung pulang ke apartemen, melepas jilbab dan kacamata, lalu melemparnya sembarang ke ranjang. Ia mengganti seragam kerjanya menjadi kaos oblong dan hot pants yang nyaman, lalu duduk di depan meja dan membuka laptop. Masa bodoh dengan mencuci muka atau gosok gigi sebelum tidur, karena bagi Alyssa, mengobrol dengan cowok itu jauh lebih penting.

Alyssa membuka aplikasi yang tidak pernah absen mengisi harinya, lalu mencari nama cowok itu di daftar obrolan. Cewek itu mengeklik ruang obrolan mereka dan mulai mengetikkan sesuatu.

Gee
Tumben banget hari ini Kakak ke DeltaMart sejam lebih awal

Terdapat tiga titik kecil di bawah bubble message Alyssa, lalu balasan dari cowok itu pun muncul sedetik kemudian.

Cakra Fujita
Iya, kok kamu tahu?

Kenapa aku tahu? Karena aku kasir di sana, bodoh! Terkadang dia bisa lebih pelupa daripada Dory.

Alyssa berdecak dan menggeleng. Ditekannya tombol refresh beberapa kali karena cewek itu tidak puas dengan jawabannya. Lalu, Alyssa berhenti ketika jawaban yang diberikan Cakra cukup masuk akal dan tidak out of character.

Cakra Fujita
Hehe iya😋
Soalnya hari ini aku skip gym

Gee
Tumben
Kenapa?

Cakra Fujita
Badanku masih DOMS gara-gara latihan full body kemarin.

Gee
Makan banyak protein, Kak

Cakra Fujita
Sumber protein dari kamu aja boleh?😏

Gee
😳😳😳

Cakra Fujita
Bercandaaa🤣
How's your day, Gee?

Gee
Enggak ada yang spesial.
Kerja sambilan doang di minimarket, ngelayanin pembeli, sekalian merangkap jadi CCTV takut ada pelanggan nakal yang nyolong barang

Cakra Fujita
Kalau gitu aku bakalan mampir lebih sering biar ada yang spesial
Tapi beliin minuman isotonik, ya?

Tanpa sadar Alyssa tersenyum dan kedua pipinya menjadi lebih hangat. Cewek itu menggelengkan kepala sambil menggerakkan jarinya dengan lincah di atas keyboard. Ah, Kak Cakra, kenapa kamu tuh gemes banget, sih?

Waktu terus bergulir dan Alyssa sudah menghabiskan berjam-jam mengobrol bersama Cakra sampai melewati jam tidurnya. Cewek itu mendesah pelan, mengingat besok masih harus bekerja. Dengan enggan, Alyssa mengucapkan selamat tinggal pada kekasih beda dunianya itu. Setelah mematikan laptop, cewek itu mengambil pulpen dan menuliskan sesuatu di atas sticky notes.

Date ideas #47:
Ngobrolin hal random sama Kak Cakra di depan minimarket dan beliin dia minuman isotonik

Dengan senyuman lebar, Alyssa menempel sticky notes itu di papan yang menggantung di dinding, tepat di depan meja kerjanya. Cewek itu mundur sedikit dan membaca satu per satu sticky notes yang ada di sana; nge-grill daging di rooftop apartemen sama Kak Cakra, museum date sama Kak Cakra, leg day bareng Kak Cakra dan bikin endorfin dan testosteronnya naik terus kuajak ke apartemenku, dan masih banyak lagi. Beberapa sudah dicoret karena kencan mereka sudah terlaksana.

Di sebelah kumpulan sticky notes, terdapat banyak potret cetak Cakra yang Alyssa tempel dengan push pin; ketika Cakra sedang nongkrong di coffee shop bersama teman-teman influencer-nya, ketika cowok itu mengelap keringat di dahi dengan handuk kecil setelah selesai mengangkat barbel di gym, Jangan lupakan kaos hitam ketat yang membuat otot dada dan bisepnya terbentuk sempurna, lalu ketika Cakra dengan teliti membaca nutrition facts susu low fat di depan jajaran rak susu kotak di supermarket.

Skill fotografi jarak jauh Alyssa memang tidak perlu diragukan lagi. Wajah tampan dan tubuh atletis Cakra terlihat sempurna walaupun hanya berbentuk dua dimensi. Meskipun Alyssa harus menabung dan bekerja keras untuk bisa membeli ponsel dengan kamera berkualitas tinggi. Harganya tentu tidak murah. Namun, Alyssa tidak peduli. Yang terpenting dirinya bisa mengagumi wajah pujaan hatinya dengan jelas.

Mungkin kebanyakan orang setuju bahwa malam hari adalah waktu yang tepat untuk mengisi energi dengan terlelap di alam mimpi. Namun bagi Alyssa, mengobrol dengan Cakra adalah satu-satunya cara untuk mengisi baterai jiwanya. Karena dari pagi hingga sore, cewek itu sudah lelah berkutat dengan dunia nyata. Alyssa tidak keberatan terjaga hingga larut malam demi mengisi dopamin di otaknya, kecuali jika cewek itu sudah mengantuk berat.

Ya, Alyssa yakin mereka akan terus seperti ini, mungkin sampai lima puluh tahun lagi, ketika ada meteor besar menghantam bumi dan memusnahkan umat manusia. Alyssa bisa mati dengan senyum bahagia di wajahnya meskipun terkubur reruntuhan, asalkan jemarinya bertautan dengan milik Cakra.

Karena sejak hari pertama, Cakra sudah menjadi miliknya.

*****

Whoops👀

What do you think about the prolog?

Udah nebak belum ini cerita arahnya mau ke mana? Gimme your thought!🤗

Anyway aku mau tes ombak dulu. Berapa banyak dari kalian yang penasaran sama cerita ini?

Mending aku tamatin Serene Night dulu atau nyambi up cerita ini juga?

Makasih udah mampir and see you very soon💓

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top