30. Hampir Gila

Sudah seminggu berlalu dari hari aku bertemu dengan Azka. Yang ku dengar dari karyawan, Azka hampir setiap hari datang ketoko mencariku dan Al.

Aku tidak tau mau apa dia sebenarnya. Akupun juga sengaja tidak datang ketoko dan memilih membuat kue pesanan dirumah dan langsung diantar ketujuan tanpa dibawa ketoko terlebih dahulu. Pemasukan dan pengeluaran toko juga dikirim lewat email.

Kak Yahsa sampai bingung awalnya, tapi aku beralasan jika aku sedang lelah dan ingin bersantai. Dan ia mengerti alasanku.

Apa salah jika aku hanya ingin menghapus masa lalu dan tidak ingin mengenal lagi orang-orang dimasa lalu yang pernah menyakitiku?

Dirumah sendirian membuat rasa bosanku semakin menggunung. Al sudah pergi pagi hari tadi bersama Aksa, katanya mau ke dufan. Kak Yahsa juga lagi tidak ada karena pergi kunjungan rutinnya tiap minggu ke Bandung. Jika tau akan sangat membosankan begini, lebih baik aku ikut kak Yahsa aja deh tadi.

Tokk...tok...tokk

Aku berjalan kearah pintu yang terus diketuk tanpa henti. Sungguh sangat tidak sabaran orang yang ngetok pintu.

Aku membuka dan siap memaki orang yang mengetuk pintu rumahku dengan brutal. Tapi setelah melihat siapa yang mengetuk, aku hanya bisa diam membatu. Bingung harus bereaksi seperti apa.

Dia meringsek masuk melewatiku bahkan sebelum aku buka suara mempersilahkan dia masuk.

"Keren kamu! Aku cari kamu setengah mati nyatanya kamu gak kemana-mana. Hebat!!" itu bukan pujian. Dia berbicara dengan nada sarkas yang sangat kental.

Dia duduk di sofa dan memanggku sebelah kakinya lalu bersandar dengan angkuh seolah dia pemilik rumah ini.

"Punya pembantu gak? Kalo enggak bikinin gue minum dong. Capek tau buntutin bang Damar sama pak Yahsa berhari-hari."

Aku mendekatinya dan berdiri tegap dihadapannya.

"Kamu siapa? Mana sopan santun kamu dalam bertamu ke rumah orang?"

Dia mendengus kemudian terkekeh yang justru membuat aku takut.

"Kamu bisa pergi sekarang! Saya lagi gak menerima tamu. Pintu keluar ada disana!" seruku sambil menunjuk pintu rumah yang kubiarkan terbuka lebar.

Dia bangkit, membuatku melangkah mundur agar menyisakan jarak. Tapi dia terus melangkah sampai aku tersudut didinding rumah.

Dia mencengkram lenganku dan berbisik dengan nada yang membuatku ketakutan. Aku tidak mengenal sama siapa sosok didepanku saat ini. Dia sangat berbeda dengan yang ku kenali dulu.

"Gue setengah mati cari lo sayang!" Dia membelai pipiku sebelum melanjutkan bisikannya. "Gue nyariin lo 2 tahun ini. Nyariin lo sampai hampir gila! Bahkan Nina udah gila karena lo! Dan lo enak-enakan disini nunggu suami pulang kerja kayak diantara kita tuh gak pernah terjadi apa-apa."

"Emang kita gak ada apa-apa." jawabku lirih.

Dia menggeleng tegas dan semakin memangkas jarak diantara kami.

"Jelas ada sesuatu, karena gue sayang sama lo! Gue cinta sama lo! Tapi lo pergi ninggalin gue karena salah paham."

"Salah paham dari segi mana? Aku udah lihat semuanya dan aku percaya sama apa yang aku lihat!"

"Lo emang harus dengerin penjelasan gue sekarang! Gak bisa ditunda lagi. Udah cukup gue nunggu lo dua tahun. Dua tahun yang bikin gue hampir mati."

Dia masih mengukungku saat mulai bercerita tentang kejadian-kejadian dimasa lalu sambil sesekali mengusap pipiku dan menciumnya. Aku berusaha berontak tapi usahaku sia-sia, karena ia lebih kuat dariku.

Jujur ada sedikit perasaan rindu yang merayap di lubuk hati paling dalam. Dan melihat perubahannya yang lebih dewasa dan tambah maskulin membuatku semakin merindukannya. Yang pastinya akan ku tahan sebisa mungkin.

Aku terus mendengar fakta yang di ungkapkannya sampai tak sadar air mataku mengalir deras. Aku tak tau harus berkata apa. Aku tak tau harus percaya padanya atau tidak. Ini semua terlalu membingungkan dan tiba-tiba buatku.

Tapi sirat frustasi dimatanya mau tak mau membuatku percaya. Percaya pada fakta yang amat mengejutkan ini.

Dia menghapus airmata dan mengecup pelan kedua mataku.

"Percaya sama aku Nad. Demi Tuhan aku gak bohong. Aku udah putus asa cari kamu. Aku ingin perjuangin kamu Nad."

Aku menggeleng lemah. Tidakk!! Ini tidak boleh terjadi.

"Kenapa?"

"Maaf Az, tapi ini salah. Aku gak bisa."

"Gak ada yang salah Nad. Aku yang lebih dulu mencintai kamu dalam diam ku. Nemenin kamu saat kamu terpuruk. Bahkan aku juga udah jadi papa untuk Al. Aku gak mau kehilangan posisi itu."

"Maaf Az,, maaf.. tapi kita ga bisa--" lirihku.

"Aku gak peduli. Aku mau kamu! Aku cinta kamu! Aku akan perjuangin kamu dan aku gak peduli sama halangan yang nantinya menghadang aku. Aku cuma mau kamu Nad. You're my extasy! Tanpa kamu aku bisa gila Nad."

Aku hanya mampu menunduk dan menangis. Ini semua terlalu mendadak! Kenapa disaat aku sudah hampir berdamai dengan masa laluku dan melupakannya. Dia justru datang lagi dan membawa fakta baru yang membuat kepalaku lagi-lagi nyaris pecah.

"Kamu cuma perlu diam Nad. Aku yang akan perjuangin kamu. Gak peduli apapun status kamu." ujarnya lembut sambil memegang daguku agar menghadap kearahnya yang entah sejak kapan lebih tinggi dariku.

Aku bisa melihat sorot hangat yang ia pancarkan. Bahkan aku mulai merasa hatiku pun ikut menghangat.

"Aku pulang ya, kamu jangan mikir macem-macem lagi. Aku cinta kamu Nad. Besok aku dateng lagi ya, aku kangen sama Al."

Aku hanya diam tak bisa merespon lebih tepatnya tak berani merespon.

Dia mengusap rambutku sayang dan mengecup keningku dalam sebelum melangkah kearah pintu dan keluar dari rumahku.

"Kapan-kapan aku bawa Nina. Banyak kata maaf yang mau ia ucapkan sama kamu. Jangan lari lagi Nad! Kamu bukan anak kecil." ucapnya sebelum menghilang dibalik pintu.

Dia berlalu, meninggalkanku yang terjatuh duduk dan menangis. Menangis karena bingung oleh permainan takdir.

Dia Azka, lelaki yang pernah hampir aku cintai saat statusku masih seorang istri. Makanya aku mengubur dalam-dalam perasaan itu karena tak ingin menduakan suamiku meski hanya dihati dan akhirnya aku berhasil melupakan Azka.

Tapi kenapa saat melihatnya lagi dan disentuhnya olehnya membuat perasaan itu muncul bahkan mungkin semakin besar?

Apa yang harus ku lakukan sekarang? Apa lagi statusku saat ini. Tuhan bantu aku.





Maaf ya baru update.
Maaf juga kalo pendek.
Yang penting update ya.
Semoga suka nd happy reading!!

No edit!
Otomatis banyak typo.

Jakarta,12 September 2018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top