PART 10

"Kamu dianter Bisma Key?" Pertanyaan
Mita memecah keheningan suasana sarapan pagi kali ini. Adijaya melirik putri satu-satunya ini, dia memang belum tahu tentang Bisma.

"Bisma?" Adijaya menaikkan alisnya dengan tersenyum jahil mencoba meminta jawaban dari Keyla. Keyla hanya menundukkan kepalanya karena malu.

"Iya Yah, pacarnya Key." Seketika Keyla langsung mendongakkan kepalanya menatap kedua orangtuanya dengan menggeleng kuat.

"Bukan Yah, ih mama ini apaan sih. Kak Bisma itu cuma temen aku."

"Iya sekarang temen nggak tau deh nantinya." Keyla hanya mendengus kesal. Kedua orangtuanya selalu menggoda Key.

Tok..tok..tok

"Aku aja yang buka." Key melangkah menuju pintu, dan betapa terkejutnya ketika melihat Bisma ada di depannya.

"Kak Bisma? Ngapain?"

"Nganterin koran, ya jemput lo lah." Jawab Bisma dengan ekspresi datar.

"Tapi kan Key nggak minta dijemput." Wajah Keyla benar-benar polos, Bisma ingin rasanya mencubit kedua pipi Keyla dengan gemas.

"Yaudah kalo lo nggak mau, gue ke sekolah duluan." Ketika Bisma membalikkan badan tangannya dicekal oleh Keyla.

"Eh tunggu kak, gitu aja ngambek. Bentar Key ambil tas dulu." Keyla langsung melepaskan cekalannya dan berlari ke dalam rumah.

"Yah, ma Key berangkat dulu ya."

"Sama siapa Key?"

"Sama pangerannya Key hehe" Keyla langsung pergi dengan hati yang yang bahagia.

"Bisa nggak naiknya?"

"Bisa kok, kakak tenang aja."

Mereka berdua pun pergi ke sekolah. Keyla hanya memegang pundak Bisma dengan sepasang earphone yang menempel di telinganya. Sesekali Bisma mendengar senandungnya, dia juga sempat melirik Keyla dari spion motornya. Keyla benar-benar terlihat cantik sampai dia mampu membuat Bisma tersenyum manis walaupun tertutup oleh helm yang dikenakannya.

Butuh waktu 15 menit untuk mereka sampai di sekolah. Sesampainya di sekolah mereka langsung mendapat perhatian dari siswa-siswi yang melihat kedatangan mereka berdua. Tak terkecuali Fika dan geng nya. Dia merasa benar-benar tersaingi.

"Berani-beraninya dia berangkat bareng Bisma. Gue aja nunggu momen itu butuh waktu lama." Fika memandang kesal kedatangannya mereka. Terutama terhadap Keyla. Fika memang sudah menyukai Bisma sejak kelas 1 SMA. Siapa coba yang tidak menginginkan memiliki pacar seperti Bisma. Fika juga termasuk most wanted di sekolah. Bagaimana tidak? Dia mempunyai paras wajah cantik dan postur badan yang tinggi, dia juga kapten cheers di sekolah. Tapi dibalik itu semua dia dijuluki 'Ratu Bully' karena siapapun yang berani menganggunya sedikit saja dipastikan dia akan tidak tenang di sekolah. Dan posisi Keyla saat ini ada dalam bahaya.

Sadar akan tatapan Fika yang menajam padanya, dia segera pamit ke kelas. Key tau akan rumor kakak kelas nya satu itu. Dan dia berusaha menghindari masalah dengan dia.

"Kak, Key pergi dulu ya ke kelas ada tugas yang belum kerjain soalnya." Bisma mengangkat alisnya sebelah. Bisma bingung terhadap sikap Keyla yang tidak biasanya. Namun tanpa menunggu jawaban dari Bisma, Key langsung pergi dari hadapan Bisma.

Bisma kemudian menuju ke kelasnya dengan wajah datar. Sepanjang koridor banyak sekali yang memuji ketampanan Bisma, apalagi masih pagi itu adalah sarapan pas buat siswi SMA Pelita.

Saat Bisma sedang santai berjalan, 3 orang perempuan menghadang langkahnya siapa lagi kalau bukan Fika cs. Bisma mendengus kasar, dia sungguh bosan melihat Fika dihadapannya.

"Pagi Bisma, mau ke kelas ya? Yuk aku juga mau ke kelas juga!" Tanpa izin Fika langsung menggandeng lengan Bisma dan langsung mendapat tatapan tajam dari Bisma.

"Lepasin Fik!" Sorot mata Bisma benar-benar menajam. Suaranya tidak terlalu keras tapi sangat tegas dan itu merupakan sebuah peringatan. Fika pun yang ada disampingnya nyalinya seketika menciut ketika melihat Bisma begitu.

Saat Fika melepas rangkulannya di lengan Bisma, Bisma langsung melangkah pergi melanjutkan langkah yang sempat terhenti karena nenek lampir.

Keyla PROV

"Eh Ra gue tadi berangkat sama Kak Bisma."

"APAAA!!!!" Seisi kelas langsung menoleh ke arah bangku gue dengan tatapan yang tajam. Buset dah ni anak mulutnya nggak bisa dikontrol banget, padahal gue ngebisikinnya pelan banget.

"Lo nggak bisa ya nggak pakek teriak, tuh anak-anak pada horor ngeliat kita." Rara menatap ke mereka dan tanpa dosanya dia hanya memberikan cengirannya.

"Hehe kalem dong semua, minta maap ya mulut gue kadang nggak bisa dikontrol"

"Awas lo kalo gitu lagi, suara lo itu kayak toa masjid tau nggak." Ucap Dika yang dari dulu memang rivalnya Rara.

"Aelah iya-iya, berisik amat dah lo" Rara kembali menatap gue dengan rasa penasaran diatas rata-rata.

"Apa?" Ucap gue malas, karena dia udah ngebikin mood gue yang semangat mau cerita jadi hancur gegara teriakan nya si curut satu ini.

"Kok bisa?" Gue menghela nafas sejenak, dan akhirnya gue menceritakan semua dari awal sampai akhir.

"NAH KAN! APA GUE BILANG!" Astaga ini anak emang harus disumpel mulutnya pakek kaos kaki.

"Eh Nyi Blorong! Berisik amat sih, ini kelas bukan hutan kalo lo mau teriak-teriak kek Tarzan noh susul dia hutan nggak tau apa kita lagi konsen ngerjain tugas." Kali ini ketua kelas yang berbicara. Emang kelas gue lagi jamkos tapi mereka sedang fokus dengan tugas yang diberikan guru piket.

"Apaan sih lo! Ganggu aja deh"

"Yeee si curut dibilangin malah ngelawan" kali ini Dika lagi yang menjawab dan itu membuat emosi Rara terpancing. Temen sekelas hanya bisa menghembuskan nafasnya mereka sudah jengah melihat Dika dan Rara cekcok seperti sekarang termasuk gue.

"Ra udahlah, lo masih mau dengerin cerita gue nggak?" Rara pun terpancing omongan gue dan memilih mengakhiri debatnya dengan Dika.

Gue melanjutkan cerita gue tentang tatapan Kak Fika yang menatap gue seperti serigala yang siap menerkam mangsanya.

"Tenang aja Key selama ada gue, nggak ada yang bisa ganggu lo."

"Tapi gue bener-bener takut Ra, kayaknya gue harus menjauh deh sama Kak Bisma daripada berurusan dengan Kak Fika."

"Jangan Key, lo percaya sama gue. Gue akan ngelindungin lo dari si nenek lampir itu. Ok?" Gue bersyukur banget punya sahabat seperti dia. Walaupun kita baru kenal 2 tahun ini tapi dia udah gue anggep kayak kakak gue sendiri. Ketika gue takut Rara selalu ngelindungin gue dan sementara gue hanya bisa bersembunyi di balik tubuhnya. Beruntung banget gue punya sahabat tomboy kayak dia.

***

Surga dunia waktu para murid adalah saat ini. Dimana seluruh murid memenuhi kantin sekolah untuk segera mendapat asupan makanan.

Sama halnya dengan gue dan Rara, namun kita berdua sudah berada di kantin sebelum bel istirahat dibunyikan, ya karena kelas kami jamkos jadi gue beruntung bisa memesan makanan tanpa harus berdesak-desakan seperti sedang pembagian sembako.

"Hai dedek emescu" Kak Roni dan Kak Bisma tiba-tiba langsung duduk dihadapan kita. Kejadian itu membuat gue dan Rara menjadi pusat perhatian seisi kantin. Kak Roni yang datang dengan senyumannya dan Kak Bisma yang datang dengan wajah datarnya namun tetap cool. Ah rasanya tidak ada kata bosan untuk mendeskripsikan wajahnya setiap hari.

"Alay banget sih lo kak" celetuk Rara yang terlihat malu karena tingkah alaynya Kak Roni.

"Orang ganteng mah bebas" tingkat ke PD an yang luar biasa bukan?

"Ganteng sih tapi alay banget dah" kali ini gue yang berbicara. Terdengar hembusan nafas kasar dari Kak Bisma.

"Lo mending pesen makan deh, keburu habis tuh isi kantin" Kak Bisma tetap dengan wajah cueknya. Kak Roni pun langsung ngacir ke kerumunan murid dan kembali dengan 2 mangkuk bakso.

"Eh gue ke toilet sebentar ya Ra."

"Hati-hati"

Apa?gue nggak salah denger kan? Kak Bisma bilang hati-hati? Astagaaa boleh ngefly nggak gue? Singakt, padat, dan jelas namun jleb di hati. Pengen jingkrak-jingkrak tapi jaga image.

"Aelah Bis, Key cuma mau ke toilet kale bukan ke Jepang" ucap Kak Roni.

"Bodo" Kak Bisma tetap melanjutkan makanannya tanpa menatap Kak Roni, dan itu membuat Kak Roni mendengus kesal.

Sebenernya gue ke toilet cuma menetralkan jantung gue, entah kenapa detakan ya malah cepet banget apalagi tadi saat Kak Bisma bilang 'hati-hati' astaga padahal gue nggak mimpi apapun tadi malem.

Gue menatap diri gue dicermin dengan senyum-senyum sendiri. Kemudian terdengar dorongan kasar pintu toilet yang terbuka membuat gue sedikit terkejut.

Namun terkejutan gue lebih bertambah saat melihat Kak Fika dan gengnya yang masuk ke toilet. Seketika tubuh gue gemetar ketika mendapat tatapan tajam dari Kak Fika.

Author PROV

"Oh ini cabe yang berani deketin Bisma?" Fika tersenyum sinis dengan tangan yang dilipat di dada. Dia melangkah mendekat ke Keyla, sedangkan Keyla melangkah mundur secara perlahan dengan kaki yang gemetar. Kemudian Fika mendorong tubuh Keyla secara kasar hingga tubuh Keyla menabrak tembok. Fika menekan kedua pipi Keyla dengan tangannya. Hingga rintisan Keyla terdengar.

"Berani-beraninya ya lo dengan mudah deketin Bisma, emangnya lo itu siapa?" Fika membentak Keyla dan membuang cengkeraman di pipinya dan beralih menjambak rambut Keyla.

"Sakit Kak, lepasin!" Keyla mencoba untuk tidak menangis, dia harus kuat tidak boleh terlihat lemah.

"SAKIT???lebih sakit gue ketika lo dengan mudah bisa deket seenaknya dengan Bisma!"

"Aku cuma temen kok sama Kak Bisma nggak lebih Kak."

"Mau lo temen atau apapun itu gue mau Lo jauhin Bisma. Bisma itu hanya milik gue. Ini peringatan pertama kalo lo berani deketin dia lagi, gue nggak akan bikin hidup lo tenang."

Keyla hanya meringis menahan sakit dikepalanya.

"NGERTI NGGAK LO!" Bentak Keyla sekali lagi. Sedangkan Clara dan Cindy yang melihat itu hanya tersenyum puas.

"I-iya Kak aku ngerti."

"Fik udah kita balik ke kelas bentar lagi udah bel" ucap Cindy dengan melihat jam tangan yang melingkar ditangannya.
Fika melepaskan jambakannya dan meninggalkan Keyla yang sedang menahan sakit di kepalanya.

"Baru aja bisa berteman sama Kak Bisma eh sekarang suruh ngejauh" Keyla merapikan penampilannya kemudian dia menuju kantin.

"Eh Key kok lo lama banget sih" tanya Rara, sedangkan Keyla matanya terfokus kepada Bisma yang sedang meminum es teh nya dan ketika dia melihat ke penjuru kantin dipojok kantin ada Fika yang mengamatinya. Keyla sesegera memalingkan pandangannya.

"Ra yuk balik ke kelas bentar lagi masuk"

"Tumben?" Kali ini Bisma yang bertanya, namun Keyla tidak menjawab dan menarik tangan Rara untuk keluar dari kantin. Keyla tidak mungkin mengatakannya kepada Bisma, Rara maupun Roni atas kejadian di toilet tadi.

Sepeninggal Keyla dari kantin Roni dan Bisma bingung terhadap sikapnya yang tiba-tiba berubah.

"Gue buat salah?" Batin Bisma.

Sedangkan Fika tersenyum puas, ancaman dia ternyata berhasil.

---------------------------------------------------------------------

Gak dapet feel-nya ya?

Maapkan daku, aku bingung awalnya mau dibuat gimana soalnya aku udah dapet tugas-tugas dari sekolah jadi nggak mikirin alurnya yang pas gimana.

Tapi aku harap kalian semoga suka ya, kalo mau saran/kritik silahkan 😊

Happy reading gaesss 💕💕💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top